Dokter Bedah Serba Bisa

Jason menatap pak tua itu, lalu memperhatikan tubuhnya secara seksama lagi. Resiko operasi terhadap orang tua berusia 93 tahun benar benar besar. Jason pun berpikir sejenak.

Dokter Malik yang menyadari ekspresi Jason bertanya dengan penasaran "Dokter Jason, apa yang kamu pikirkan?"

"Strategi operasi."

Dokter Malik tercengang, strategi operasi? Jangan bilang Jason benar benar bisa melakukan operasi bedah jantung. Ini bukan lelucon.

Tepat saat itu tiba tiba muncullah seorang tentara di depan kamar rawat, langkahnya sontak terhenti begitu mendengar strategi operasi, dia takut kehadiran nya akan mengganggu fokus dokter di dalam.

Beberapa saat kemudian Jason angkat bicara "Direktur Malik sepertinya aku punya strategi operasi yang tidak perlu melibatkan torakotomi."

"Apa?" menatap Jason kaget

"Kita bisa menggunakan teknik yang tingkat invasif nya minim sekali, yaitu operasi bypass melalui laparoskop." jawab Jason mantap

Dokter Malik sontak bergidik begitu mendengarnya. Detik berikutnya matanya terbelalak menatap Jason dengan syok.

Wah pemuda ini benar benar sinting. Mana ada operasi jantung yang tingkat invasif nya minim? Akan tetapi Jason ingin menggunakan teknologi yang paling tidak invasif?

Hal itu tidak mungkin bisa dilakukan. Tapi kalau dipikir pikir strategi operasi Jason memang bagus sekali. Jangan jangan dia bisa melakukan nya.

Begitu melihat sorot mata ragu dalam pandangan Dokter Malik, Jason pun menjelaskan tahapan strategi operasinya.

"Pertama tama metode ini dapat mengurangi infeksi dan area luka pasca operasi, sehingga orang yang sudah lanjut usia dapat pulih dengan lebih cepat dan kemungkinan resiko yang lebih rendah."

"Tehnik paling tidak invasif yang ku maksud adalah dengan membuat tiga lubang di bagian dada. Kita buat sayatan selebar lima sentimeter dibawah tulang proses xiphoid, lalu kita buka untuk menempatkan rekrator dan alat operasi lainnya. Setelah itu kita potong celah tulang rusuk keempat disisi kiri secara horizontal sebesar satu sentimeter untuk menempatkan kamera. Kemudian kita letakkan pisau elektroda dan forsep di tulang rusuk kelima bagian kiri untuk membuat sayatan melintang sebesar dua sentimeter. Strategi ini memang sangat sulit dan menantang tapi resikonya jauh lebih rendah daripada torakotomi yang harus membuat sayatan sepanjang dua puluh atau bahkan sampai tiga puluh sentimeter.

Dokter Malik terpaku lama mendengar penjelasan Jason. Di benaknya sedang bertanya tanya sebenarnya siapa yang gila? Jason atau dirinya? Ia menganggap Jason gila karena pemuda itu benar benar mengajukan strategi operasi yang belum pernah dilakukan. Sementara itu dirinya ingin melihat Jason bagaimana Jason menjalankan strategi operasi ini.

"Bagaimana menurutmu Direktur Malik?"

Tepat saat Dokter Malik akan menolak tiba tiba pintu kamar dibuka terlihat seorang pria yang mengenakan baju tentara berdiri disana.

Pak tua yang terbaring di atas ranjang tersenyum "Oh nak, ternyata hari ini kamu punya waktu luang untuk menjenguk ayah?"

"Ayah, aku sudah mengajukan cuti, jadi biarkan aku dan istriku merawat ayah dirumah sakit." setelah itu ia membalikkan badan menatap Jason "Terkait strategi operasi yang tadi Dokter jelaskan, siapa yang akan melakukan nya? Dokter sendiri atau direktur rumah sakit?

Jason pun mengangguk dengan mantap "Tentu saja saya bisa melakukan strategi yang tadi saya jelaskan, tapi saya rasa anda tidak akan percaya. Bagaimanapun juga saya terlihat masih sangat muda."

Tentara itu menggeleng "Bagiku usia sama sekali bukan kriteria untuk menilai seseorang. Aku bersedia mempercayai siapapun yang memang mampu. Tapi bagaimana bisa Dokter membuktikan padaku kalau Dokter bisa melakukan operasi ini dengan baik?"

Jason mempertimbangkannya dulu, kemudian dia pun memutuskan untuk menunjukkan video di forum kepada tentara itu.

"Aku melakukan semua operasi itu termasuk gastrektomi radikal, usus buntu, dan penggantian katup jantung."

Tentara itu melirik Jason, ia sangat terkejut seorang dokter muda mampu melakukan operasi itu. Dokter Malik pun diam diam melihat video itu.

Tentara itu baru saja membuka mulut untuk mengucapkan kalimat selanjutnya, namun terdengar suara kaki orang yang akan menuju kesini. Jason berpikir dalam hati bahwa profesor mario seharusnya yang datang dan benar saja.

"Direktur Malik sedang apa disini?"

"Aku dengar kondisi pasien ini agak istimewa, jadi aku datang ke sini secara khusus untuk melihatnya."

Dokter Elan mengangguk dan mengundang profesor mario di belakangnya ke depan memperkenalkan kepada keluarga.

"Profesor Mario aku dengar keterampilan medis mu sangat baik, aku harap profesor bisa lebih dekat untuk memeriksa kondisi ayahku, dia benar benar ingin pergi ke parade tentara."

"Tenang saja aku akan berusaha semampuku untuk memenuhi keinginan bapak."

Profesor Mario melihat hasil pemeriksaan pria tua itu lalu mengatakan "Tingkat keberhasilan torakotomi itu sekitar 40% tapi tingkat keberhasilan setelah operasi mungkin kurang dari 20%, kalau kamu bisa menerima resiko nya aku akan melakukan operasi ini untukmu. Tuan besar sudah sangat tua bahkan dosis anestesi yang kita gunakan harus dikontrol dengan jumlah yang sangat tepat. Kalau tidak anestesi kecil akan menjadi penyebab kegagalan operasi, oleh karena itu anggota bisa mempertimbangkan nya dengan hati hati."

Tentara itu mengerutkan kening, master sehebat ini di undang untuk konsultasi veteran ini, namun sekarang master juga mengatakan bahwa hanya torakotomi tingkat keberhasilan 40%, dan tingkat kelangsungan hidup bahkan lebih rendah.

Tiba tiba tentara yang setengah menunduk itu mendaratkan pandangan pada Jason. Dan kemudian mengajukan pertanyaan yang membuat Mario hampir menjatuhkan rahangnya karena menganga.

"Profesor Mario, ada profesor menggunakan metode minimal invasif untuk melakukan operasi ini?"

Mario menganga tidak tahu harus menjawab apa, dia seharusnya tidak tahu tentang ilmu kedokteran, karena itu rencana yang dia katakan pasti karena pernah asal mendengar dari orang lain.

"Kolonel Niko biarkan aku mengatakan yang sebenarnya. Operasi bypass arteri koroner hanya bisa dilakukan dengan torakotomi, tingkat operasi jantung sangatlah tinggi tidak bisa di selesaikan dengan metode invasif atau laparoskop biasa. Aku tidak tahu siapa yang memberi tahu kolonel metode ini, orang itu pasti pembohong mustahil bagi siapapun untuk melakukan operasi hanya dengan membuat lubang kecil. Kalau ada maka sia sia karir medis ku yang selama puluhan tahun ini. Aku lebih baik pensiun saja."

Semua orang terdiam dengan pikiran nya masing masing.

"Karena kalian sangat kebingungan, aku yang akan putuskan. Aku sangat ingin datang ke parade tentara jadi aku ingin bertanya pada anak muda ini."

"Berapa tingkat keberhasilan metode bedah minimal invasif yang kamu sebutkan barusan?"

Profesor Mario melirik Jason, apa apaan ini? Jika operasi ini berhasil aku akan langsung memanggilmu kakek. Bisa bisanya dia bicara omong kosong dan menyesatkan pasien.

Tepat saat Profesor Mario ingin berdiri mengingatkan keluarga pasien, tiba tiba Jason berbicara yang membuat semua orang tecengang.

"Terlalu angkuh kalau saya bilang keberhasilannya mencapai 100%, aku hanya bisa meyakinkan tuan bawa tingkat keberhasilan nya 99% kalau tingkat kelangsungan hidup baik, selama infeksi terkontrol dengan baik dan lipid darah berkurang maka tingkat kelangsungan hidupnya di atas 90%."

"Kolonel, kalian jangan..."

"Baik, anak muda. Aku percaya kemampuanmu."

Dokter Elan berjalan ke sisi kolonel "Kolonel bukannya aku bilang anak ini benar benar terlalu muda, kolonel harus mempertimbangkan nya kembali."

"Aku pernah melihat video operasi dokter ini, tehniknya bagus usia bukanlah hal yang penting. Aku lebih menghargai kemampuan."

Kolonel Niko menatap sekilas kepada Jason "Aku bersedia menyetujui mu membedah ayahku, tapi aku mau menyaksikan proses bedah ini secara langsung."

"Boleh." Jason menganggukkan kepalanya.

Keluarga pasien sudah mengambil keputusan namun Dokter Elan tetap khawatir lalu ia menelepon Budi putra ketiga nya. Di ujung telepon terdengar untuk mencegah Kolonel Niko untuk menandatangani surat persetujuan bedah.

Di kamar bedah Jason menjadi dokter bedah utama, sedangkan kepala departemen bedah jantung Dokter Elan menjadi asisten utamanya kemudian ada juga dua asisten lagi.

Saat ini banyak orang yang menyaksikan berjalan nya operasi, salah satunya profesor Mario, kolonel niko dan dokter dokter lain yang penasaran operasi yang akan di jalan kan Jason.

Tak sampai lima menit wakil direktur rumah sakit dan kepala utama departemen bedah datang Dokter Sandy berjalan dengan cepat, ia kaget melihat Profesor Mario bukan kah harusnya dia ada didalam untuk melakukan operasi.

Dokter Sandy segera membawa beberapa orang ke dalam ruang operasi setelah memakai seragam bedah. Namun hal yang tidak disangka adalah ketika ingin masuk dia mendengar suara tepuk tangan. Kenapa orang orang didalam?

Kemudian Dokter Elan meraih tangan Jason "Berhasil, kamu berhasil, kamu bahkan membuat jantung terus berdetak selama menjalani bypass arteri koroner."

"Benar, sungguh luar biasa. Aku tidak percaya bahwa operasi sesulit ini akan berhasil dilakukan di depan mataku."

"Master, siapa namamu sebenarnya?"

"Namaku..."

Begitu Jason akan berbicara Dokter Sandy masuk dengan beberapa orang di belakangnya "Dokter Elan bagaimana keadaannya? Bukankah kamu membawa Profesor Mario untuk konsultasi, kenapa pemuda ini yang melakukan operasi?"

Rasa terkejut dihati Dokter Elan belum selesai ketika melihat wakil direktur sandy di depan nya, seketika dia tidak bereaksi.

"Pak Sandy?