🏆Juara Satu Fiksi Modern Jalur Kreatif
Bagaimana jadinya, jika seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, harus di penjara hingga 12 tahun lamanya?
Padahal pemuda itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepada orang orang yang menuduhnya. Dia di Fitnah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Atas kasus pembunuhan seorang pemuda yang tak lain adalah teman satu kelasnya.
Lalu apa yang selanjutnya pria bernama Jo itu lakukan? Setelah dinyatakan bebas dari hukuman yang dia jalani? Mampukah Jo menemukan para dalang yang sudah memfitnah nya dengan sangat keji?
Dan nilah perjuangan Jo.Yang Dinobatkan sebagai seorang mantan Narapidana yang melekat sampai akhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelicikan Para Petugas Sipir
Jo di dorong paksa untuk melangkah memasuki gerbang dari gedung menyeramkan yang ada di depan matanya. Hingga setibanya perkarangan penjara. Kedua rentina Jo langsung disuguhkan oleh banyaknya tatapan mata tajam yang seakan akan mencabik cabik tubuh Jo.
Mereka ada yang sedang menyapu halaman, dan ada juga yang sedang mengepel lantai. Sepertinya hari ini adalah hari gotong royong untuk para napi di penjara Kerobokan tersebut.
Seluruh napi, yang melihat kedatangan Jo, mulai saling berbisik. Bahkan Jo bisa mendengar perbincangan yang mereka ucapkan untuk dirinya.
"Apakah dia yang digadang gadang oleh Bos Pablo?" tanya salah satu Napi tersebut kepada temannya.
"Mungkin. Katanya dia adalah seorang pembunuh yang handal!"
"Benarkah? Tapi aku tidak yakin. Kau lihat saja tampangnya. Terlalu tampan dan lugu untuk menjadi seorang pembunuh."
"Kenapa kau tidak percaya..! Bukankah dia sudah di sini sekarang! Itu artinya dia adalah orangnya."
"Baiklah, baiklah. Kita lihat sehebat apa dia." ucap pria itu sambil menatap sinis kearah Jo.
Jo yang tidak sengaja juga menatap kedua mata pria itu langsung menundukkan pandangannya. Di dalam hatinya, Jo bergumam pilu.
"Hufff....! Sepertinya ajal ku sudah dekat. Baru masuk saja, mereka sudah menatap ku dengan begitu tajam. Apakah ini takdir ku? Kenapa Tuhan sangat tidak adil padaku."
Jo berjalan sambil bergumam di dalam hatinya. Rasanya Jo telah pasrah jika harus di pertemukan kembali oleh orang orang yang lebih kejam dan menyeramkan dari pada teman satu sel nya yang dulu.
Hingga tak lama, Jo berhenti di dalam sebuah ruangan. Lalu salah satu petugas sipir pun berkata kepada sipir yang sedang duduk di dalam ruangan tersebut.
"Hei bro! Aku sudah membawa tawanannya. Sekarang aku serahkan kepadamu." ucap sipir itu tersenyum penuh arti.
"Kerja bagus. Kenapa kalian bisa sangat mudah memindahkan dia kemari? Apakah tidak ada yang curiga?"
"Tentu saja tidak. Kebetulan dia habis membuat keonaran terhadap napi yang lain. Jadi kami menggunakan kesempatan emas ini untuk memindahkan dia ke penjara milikmu."
"Hebat. Pasti tuan Arlan senang mendengar keberhasilan mu ini kawan." petugas sipir itu tampak menepuk nepuk punggung temannya.
Jo yang mendengar pembicaraan mereka, langsung melirik ke arah wajah mereka semua. Jo akan menandai dan menyimpan wajah mereka di dalam memori ingatannya.
"Andai aku selamat dari tempat terkutuk ini. Maka jangan salahkan aku, jika aku akan menuntut balas kepada kalian semua. Kalian sudah menjadikan ku sebagai monster pembunuh. Maka itulah yang akan aku lakukan." Jo mengepalkan tangannya kuat. sambil mendengar pembicaraan mereka semua.
Apa lagi, ketika salah satu sipir itu meminta bagi dua hasilnya, tentu saja. Hal itu membangkitkan kemarahan Jo yang begitu membara.
"Aku tidak banyak membawa uang cass, jadi sisanya akan aku transfer ke nomor rekeningmu." ucap petugas sambil menyerahkan segepok uang cass kepada rekannya.
"Wah...! Untung banyak kita. Ternyata napi bodoh ini benar-benar membawa keberuntungan. Tidak ku sangka, dia bisa membuat tuan Arlan yang kaya raya, merasa takut akan kehadiran dirinya."
"Hahahahaha....! Kalau begitu selanjutnya menjadi tugas mu. Tuan Arlan mengatakan, agar membuat pemuda bodoh ini mati di sini. Jadi kau perlakuan dia seperti layaknya binatang."
"Baiklah. Itu hal mudah untuk ku. Aku akan menyerahkan dia kepada Pablo. Narapidana paling menyeramkan dan keji di penjara ini. Aku yakin, pemuda sampah seperti dia akan mati di tangan pria gila itu."
Mendengar perbincangan mereka yang sudah sangat keterlaluan, Jo pun tidak tahan lagi untuk memendam kemarahannya.
Lalu dengan cepat, Jo meronta dan langsung menerjang petugas sipir yang sedang memegang segepok uang.
"Bajingan kalian semua...! Kalian pantas mati di tanganku...
Bruuukkkkkk....
Jo mengamuk dengan sangat mengerikan. Membuat suara kegaduhan terdengar sampai keluar ruangan.
Para napi yang mengintip keributan itupun menatap syok. Sedangkan satu orang napi di antara mereka, langsung berlari kencang kearah penjara yang paling ditakuti di tempat itu.
"Bos..! Dia sudah tiba Bos..!" teriak napi itu tersenyum senang.