3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Matahari belum nampak wujudnya di ufuk timur sana. Namun Sekar yang memang sudah terbiasa, kini mulai melakukan aktivitas paginya seperti biasa. Sekar mengikat rambutnya asal, setelah itu ia mengambil tampah yang ada di dapur. Ia membuka pintu belakang, dan menghirup udara segar yang menerpa wajahnya. Ia lantas berjalan menuju halaman belakang rumahnya untuk memetik berbagai jenis sayuran segar yang siap panen.
Matahari mulai beranjak naik menyinari bumi dengan cahayanya. Sekar masih asik mengambil berbagai jenis sayuran yang memang di tanam di belakang rumah Mbok Iyem. Setelah cukup memanen berbagai sayuran tersebut, Sekar membawa hasil panennya menuju halaman samping
"Semuanya sudah di panen Sekar?" tanya Mbok Iyem pada Sekar
"Sudah Mbok, hasilnya lumayan banyak, aku rasa kita akan mendapatkan banyak uang pagi ini" ucap Sekar tersenyum sumringah.
"Dimana suamimu?" tanya Mbok Iyem, karena sedari pagi ia belum melihat keberadaan Daffa
"Ada Mbok, mungkin masih mandi"
Mbok Iyem dan Sekar mulai memisahkan sayuran sayuran tersebut sesuai jenisnya. Kemudian mereka memisahkan sayuran yang kurang layak jual untuk mereka konsumsi sendiri. Setelah selesai memisahkan berbagai jenis sayuran tersebut, kini Sekar menata sayur sayuran tersebut di gerobak sayur milik Mbok Iyem.
Biasanya, yang akan keliling untuk menjajakan sayuran adalah Sekar, terkadang juga bergantian dengan Mbok Iyem. Namun mengingat dirinya dan Daffa akan kembali ke Jakarta, jadi ia dengan berat hati membiarkan Mbok Iyem yang berkeliling. Setelah selesai menata sayuran, Sekar masuk kedalam rumah
"Mbok Iyem dimana?" tanya Daffa saat melihat kehadiran Sekar di dapur
"Ada disamping"
Daffa segera berjalan menuju samping rumah. Meninggalkan Sekar yang sedang mencuci tangan. Daffa mendekati Mbok Iyem yang terlihat sedang melihat lihat sayuran dalam gerobak, memastikan bahwa sayuran yang ia bawa memang layak untuk di jual.
"Mbok..." sapa Daffa
"Nak Daffa, sudah sarapan?" tanya Mbok Iyem
"Sudah Mbok, Mbok mau kemana?" tanya Daffa, melihat penampilan Mbok Iyem yang sudah memakai handuk kecil yang menggantung di lehernya
"Mau jual sayuran keliling nak"
"Mbok memang biasa jual sayuran keliling?" tanya Daffa
"Iya, biasanya Mbok berjualan bersama Sekar, tapi kalian kan harus kembali ke Jakarta pagi ini, takutnya Sekar kelelahan" jelas Mbok Iyem
"Mmm bagaimana kalau biar aku dan Sekar saja yang keliling, Mbok tunggu saja di rumah" usul Daffa
"Tapi nak..."
"Tidak apa apa Mbok" Daffa membawa Mbok Iyem untuk duduk di kursi yang ada disamping rumah "Sekar..." panggilnya pada Sekar
"Iya Kak, kenapa?"
"Kita akan berjualan sayur keliling pagi ini, jadi bersiap"
"Ha? Jualan sayur keliling, aku dan Kakak begitu?"
"Bukan, tapi kau bersama duda samping" ucap Daffa kesal
"Ihhh aku kan terkejut, bagaimana mungkin suami tampanku ini mau berjualan sayur keliling"
"Kenapa?"
"Aku takut para ibu ibu bukan membeli sayuran yang kita jajakan, tapi malah menggodamu"
"Hahaha Sekar Sekar, kau ini ada ada saja, sudah ayo bersiap, kasian nak Daffa lama menunggu" ucap Mbok Iyem menengahi perdebatan sepasang pengantin baru tersebut
Daffa mulai mendorong gerobak sayur tersebut, sedangkan Sekar berteriak menjajakan berbagai macam sayuran yang ia jual. Mereka berhenti didepan kerumunan ibu ibu yang memang sudah menanti kedatangan mereka. Karena sayuran milik Mbok Iyem dan Sekar memang menjadi langganan warga kampung