Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Bule Cap Balsem Ngambek
Pagi hari sekitar pukul 07.00 WITA, Alden pun terbangun. Ia masih dalam mode bermalas-malasan untuk mandi dan memulai aktivitasnya. Alhasil calon suami Yumna itu pun masih asyik bergelung di bawah selimut dalam kondisi hanya bertelan_jang dada dengan memakai boxer saja.
Sebenarnya hari ini Alden tidak diburu pekerjaan penting. Semalam, Alden hanya beralasan pada Meka seperti itu karena sejak dirinya menjalin hubungan yang serius dengan Yumna, ia sudah sangat menghindari para wanita berbau model ani-ani, kuncup bi_rahi dan sejenisnya. Terlebih dengan para mantan kekasihnya termasuk Meka.
Tangannya secara otomatis terulur mengambil ponselnya. Alden yang masih mode mengantuk, seketika pupil matanya melebar tatkala membaca pesan masuk dari calon istrinya.
"What ?? Ditunda lagi. OMG!!" Alden seketika menepuk ji*datnya sendiri. "Ya Tuhan, apa taubatku Engkau tolak? Jadi, mau sah saja kok susah," keluhnya.
Seketika terjadi gempa lokal di ranjang king size kamar Alden. Sebab, sang empunya kasur mendadak bangun secara kasar dengan raut wajah terlihat sangat kesal.
Alden segera menghubungi Yumna. Tak butuh waktu lama, Yumna pun mengangkat panggilannya.
"Ya ampun, Yank. Teganya dirimu. Kenapa lagi ini? Kenapa dengan ayahmu? Katanya sudah meninggal, apa dia reinkarnasi lagi?!" cecar Alden dalam kondisi kesal, kecewa, bercampur baru bangun tidur. Kalau kata orang dulu bilang, nyawanya belum sempurna. Jadi asal ceplos dan c3rocos sampai bablas enggak sadar.
"Kok enggak salam," ucap Yumna di seberang sana. Ia menyapa Alden dengan nada lembut.
"Assalammualaikum!" Alden pun mengucap salam dengan mode sedikit ketus.
"Waalaikumsalam, Mas Alden."
"Jangan lembut-lembut gitu, Yank. Aku enggak mempan dirayu!" protes Alden.
"Aku tutup nih teleponnya!" ancam Yumna dengan suara yang berubah menjadi terdengar garang.
"Ayaaannkk..."
"Hem," dehem Yumna.
"Jangan galak. Yang lembut kayak tadi. Aku suka," pinta Alden terdengar manja.
"Tadi bilangnya jangan lembut-lembut, bukan Yumna banget. Sekarang kembali ke setelan awal, aku disuruh jadi le_lembut. Piye toh? Dasar bule cap balsem! Isuk dele sore tempe," cibir Yumna.
"Le_lembut itu apa, Yank?" tanya Alden yang bingung. Maklum kamus bahasa lokalnya baru lulus level satu. "Apa le_lembut itu sodaranya ikan lele?" sambungnya.
"Bukan,"
"Terus, apa dong?"
"Saudaranya zombie, hantu dan para kerabatnya." Jawab Yumna.
"Masa calon istri Alden Pratama Bentley jadi le_lembut. Enak saja! Nanti gimana adikku masuk kalau kamu jadi le_lembut? Tembus dong, Yank. Gak bisa nan_cep,"
Yumna hanya memutar bola matanya jengah mendengar ucapan Alden yang selalu berakhir menjurus ke arah sana. You know what I mean.
"Aku serius, Al."
"Iya, maaf. Aku juga serius dan gak terima kenapa pernikahan kita harus ditunda lagi?!" desis Alden.
"Ceritanya panjang, Al. Enggak enak kalau diceritakan lewat telepon begini. Yang pasti aku mau cari ayahku. Aku pengin ayahku yang jadi wali nikah kita," ucap Yumna yang terdengar sendu di ujung kalimatnya.
"Ceritakan saja. Aku pasti dengerin kok. Kalau panjang ya dipendekin,"
"Nanti aku pasti ceritakan lengkap ke kamu minggu depan di Jogja. Bukankah minggu depan kamu sudah beli tiket pesawat ke Jogja buat acara foto prewedding kita,"
"Iya, sudah beli." Jawab Alden. "Terus kita kapan kawinnya?"
"Nikah!" protes Yumna meralat ucapan Alden.
"Iya, nikah."
"Sampai aku menemukan ayahku," jawab Yumna.
"Ya ampun, Tuhan. Apa aku boleh marah?"
"Marah saja. Aku dengerin kok,"
"Enggak jadi. Aku enggak bisa marah sama kamu cuma gara-gara ini. Cintaku lebih besar dari marahku,"
"Maafin aku, Al." Yumna semakin merasa bersalah pada Alden.
"Hem,"
"Ikatan kita berdua saat ini hanya sebatas tunangan. Bukan ikatan sah seperti pernikahan atau suami-istri. Jika dalam masa penantian, kamu merasa lelah. Kamu boleh berhenti, Al."
"Maksudmu?"
"Aku izinkan kamu untuk melepasku dan menikah dengan wanita lain. Aku tak ingin mengekangmu. Hidup terus berjalan dan kamu berhak untuk maju menata masa depanmu yang lebih pasti daripada harus menungguku yang tak pasti," ucap Yumna.
"Jadi, kamu rela melepasku begitu saja untuk wanita lain!" Nada suara Alden terdengar sudah naik satu oktaf.
"Maksudku enggak begitu, Al. Aku_" ucapan Yumna seketika terpotong.
"Jadi cintamu padaku cuma sebatas itu, Yumna Salsabila! Hanya gara-gara masalah ini, kamu memilih untuk melepaskanku dan melupakan cinta serta perjuangan kita berdua yang sudah susah payah sampai di titik ini!" seru Alden.
"Bukan begitu, Al."
"Aku kecewa, Yum." Sela Alden yang tak memberikan Yumna kesempatan berbicara atau sekedar menjelaskan.
"Al," panggil Yumna. "ALDEN!!" teriaknya. Namun tak digubris oleh Alden.
Bip...
Sambungan telepon itu pun mendadak diputus oleh Alden secara sepihak.
Alden kepalang kecewa karena merasa hanya cintanya yang besar untuk Yumna, namun wanita itu tidak.
Yang ada di benak Alden saat ini, ia mengira jika Yumna secara tersirat masih menganggap dirinya seorang playboy yang buru-buru menikah karena ingin pecah pera_wan bukan benar-benar tulus mencintai.
Kini Yumna kelimpungan. Ia tentu tahu saat ini Alden tengah kecewa dan marah padanya. Sebab Alden tadi sempat memanggil nama lengkapnya Yumna, artinya lelaki itu tengah kecewa berat.
"Ya ampun, kenapa jadi salah paham dan rumit begini? Si bule ngambek pula. Aku harus gimana?" batin Yumna tengah resah.
Berulang kali coba menghubungi Alden kembali. Akan tetapi, ponsel calon suaminya itu justru dalam kondisi tidak aktif. Pasti Alden sengaja menonaktifkannya, pikir Yumna.
Tak berselang lama, akhirnya Yumna menemukan ide untuk solusinya saat ini. Yumna pun langsung masuk ke aplikasi online di ponselnya yang bernama Travelmika.
Jari-jemarinya berkutat dengan cepat untuk memesan sebuah tiket perjalanan. Walaupun harga tiket saat ini terbilang mahal karena menjelang akhir tahun, Yumna tetap membelinya. Demi cintanya pada Alden.
Yumna tak ingin membuat masalah ini semakin rumit jika dirinya sampai menunda untuk menyelesaikannya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
Yumna sebaiknya cerita in sj ke alden masa lalumu... toh bukan karena disengaja to di jebak