Arnetha Julia Richardo adalah seorang putri tunggal dari pengusaha kaya. Hidupnya sempurna, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya adalah seorang kepala rumah sakit besar. Hidupnya tak ada kekurangan apapun baik materi ataupun kasih sayang.
Arnetha biasa dipanggil Arne oleh teman-temannya. Arne juga memiliki sahabat bernama Aini, mereka adalah teman sekelas yg cukup akrab. Disisi lain, Arne juga memiliki kekasih tampan dan populer bernama Boy. Mereka sudah berpacaran sejak bangku SMA.
Suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Arne dan malah melamar Aini. Bukan hanya itu pula, saat pulang ke rumah, ada Aini dan ibunya Marta yg ternyata adalah simpanan ayahnya. Sejak hari itu, Arne dan mamanya Jeny pergi dari rumah karena diusir oleh ayahnya Arne, Richardo.
Bukan hanya hati Arne yg terluka tapi juga keluarganya hancur karena ayahnya yg mengkhianati mereka. Bagaimana Arne melewati kehidupannya yg pilu?? Dapatkah Arne menemukan belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.25 Situasi yg memanas
Aini pun pulang ke rumah, tapi tak berarti semuanya baik-baik saja. Richard masih kesal padanya dan enggan bicara dengannya. Lalu Richard yg masih diliputi kekesalan pun menemui orangtua Boy dan Boy di rumah mereka.
Kedua orangtua Boy pun terkejut akan hal ini, dan langsung menanyakannya pada Boy.
"Boy, apa yg dikatakan oleh Richard benar?" tanya Boby ayah Boy.
"Benar dad.." balas Boy.
Bughhh..Bughh..
"Aa.. Sayang.." ucap Puri ibu dari Boy.
"Biarkan aku memukulnya karena berani sekali menghamili anak orang." ucap Boby.
"Dad.. kami akan menikah beberapa bulan lagi." ucap Boy.
"Apa katamu bre***k..?? lalu kau bisa sesuka hati menghamilinya?" tanya Boby kesal dan memukulnya lagi.
"Maaf Dad.. maafkan aku, aku yg salah bukan Aini.." ucap Boy.
"Maaf pa.. maafkan aku, aku yg salah bukan Aini." ucap Boy pada Richard.
"Jika bukan karena Aini yg melarangku aku sudah menghajarmu dari tadi." ucap Richard.
Boy pun dipukuli oleh Boby sampai babak belur, Boby pun malu pada sikap putranya yg kurang ajar. Apalagi sampai membuat Aini hamil sebelum mereka menikah. Sementara itu, Richard pun meminta pernikahan mereka dipercepat agar semua orang tak tahu kehamilan Aini.
Dan demi menjaga kehormatan keluarga bersama, pernikahan mereka pun dipercepat. Mereka takut kalau Aini semakin hari perutnya membesar dan membuat orang-orang curiga pada usia kehamilannya.
Belum cukup hanya dengan itu, Aini pun diminta berhenti bekerja karena kondisi kehamilannya. Richard tak mau Aini dipermalukan di tempatnya bekerja. Dan berjanji setelah bayinya lahir, Aini bisa bekerja di kantornya. Mau tak mau Aini pun menurutinya, apalagi ibunya yg materealistis itu pun mengomporinya agar mewarisi perusahaan Richard yg merupakan hak mereka.
"Mom.. apa aku akan jadi pengangguran?" tanya Aini.
"Aini, kau harus berpikir kedepan.. kau hanya istirahat beberapa saat sampai anakmu lahir.." ucap Martha.
"Lalu aku hanya akan ada dirumah?" tanya Aini.
"Iya.. kau terima saja, ini karena kau yg tak sabar sampai hamil." ucap Martha.
"Oh iya, kau harus segera berhenti bekerja atas perintah papamu." tambah Martha.
"Secepat itu?" tanya Aini.
"Bilang saja kau akan repot mengurus pernikahan.. berusahalah bersikap anggun dan berkelas." ucap Martha.
"Baiklah ma." balas Aini.
"Dengar Aini, semua sudah disiapkan oleh papamu.. kau hanya tinggal menerima dan menurutinya, kalau tidak semuanya akan jadi milik Arne." balas Martha.
"Aku mengerti ma, aku tak ingin melihat wajah sombongnya lagi." balas Aini.
"Bagus, tegakkan lehermu.. kau itu sekarang seorang pewaris ayahmu saat ini." balas Martha.
Sesuai perintah kedua orangtuanya Aini pun berhenti bekerja dan kedua orangtuanya mempercepat pernikahannya menjadi minggu depan. Itu lebih baik daripada dimarahi lagi dan melihat Boy dipukuli.
.
.
Sementara Boy, dirinya sudah dimarahi habis-habisan oleh orangtuanya sampai dipukuli. Wajahnya pun babak belur dan harus cuti bekerja beberapa hari demi mempersiapkan pernikahannya juga.
Meski kesal karena Aini bodoh sampai ketahuan oleh orang tuanya, tapi Boy juga tak bisa lepas tanggungjawab begitu saja. Dirinya pun mengikuti rencana kedua orang tuanya.
Undangan pun telah disebar dan Arne tak terkejut menerimanya.
"Akhirnya mereka menikah juga."ucap Arne.
"Oh, wanita itu.." balas Kenzi melihat surat undangannya.
"Iya benar.." ucap Arne.
"Kau beruntung sudah berpisah dari pria macam itu." ucap Nino memberi tanggapan.
"Kau benar, aku sangat bersyukur saat ini." ucap Arne tersenyum.
"Kau akan hadir?" tanya Kenzi.
"Pastinya, tapi aku akan hadir dengan kakekku jadi takkan ada yg berani mengganggu." ucap Arne.
"Baguslah.. tapi tetaplah berhati-hati." balas Kenzi.
"Dan tunjukkan wajah paling bahagiamu agar mereka tak lagi menuduhmu iri." balas Nino.
"Kalian benar." balas Arne tersenyum.
"Haruskah kita fitting gaun lagi?" tanya Kenzi.
"Sepertinya begitu.." ucap Arne tersenyum.
"Stop jangan ajak aku.. pergi dengan Kenzi saja." balas Nino.
"Tentu saja, kau itu cerewet dan tak mengerti apapun." balas Kenzi.
"Hmm.. tapi soal si R apa dia masih menghubungimu Arne?" tanya Nino.
"Belum, kuharap aku tak berhubungan dengannya lagi." balas Arne.
"Kau bisa bicara pada kakekmu, kurasa dia pasti bisa mengatasinya." balas Nino.
"Ya, mungkin nanti jika situasinya memburuk.. " balas Arne.
Begitulah Arne pun menyikapi undangan pernikahan Aini dan Boy dengan santai. Ditambah lagi, Arne menyadari bahwa Boy bukan pria yg baik untuknya, hingga dirinya tak perlu menangisinya yg menikah dengan Aini.
Sementara, itu hubungan Boy dan Richard pun memanas karena Richard masih tak terima atas tindakan Boy pada putrinya. Padahal semua terjadi karena keinginan kedua belah pihak juga. Dan Richard masih enggan bicara pada Aini. Hanya Martha yg mengurus segala kebutuhan putrinya tersebut.
.
.
Disisi lain, Martha pun nampak menemui Rafli di suatu tempat. Mereka sudah saling menghubungi dan ingin bertemu masalah Martha yg menampar Arne di rumah sakit kemarin.
"Jadi, bagaimana tindakanmu pada Arne?" tanya Martha.
"Dia takkan berani macam-macam.." balas Rafli.
"Bagus, kami sekeluarga akan berdonasi ke rumah sakitmu jika kau menutup kasus ini." balas Martha.
"Tentu saja, dengan kebaikanmu aku akan menerimanya." balas Rafli tersenyum.
"Syukurlah, semua selesai dengan musyawarah." ucap Martha.
"Ya.. tapi kau tak keberatan kan kalau aku mendekati anak tirimu.?" tanya Rafli.
"Dekati saja sesukamu.. aku tak peduli padanya.. " balas Martha.
"Reaksimu seperti dugaanku." ucap Rafli tersenyum.
Ditengah suasana ketegangan, ternyata Martha dan Rafli menyelesaikan segalanya dengan cara mereka. Dan yg pasti Arne yg akan dirugikan karena menjadi korban yg tak bersalah. Serta Martha sebagai pelaku utama bebas dan tak menerima sanksi.
.
.
Hari pun terus berlalu Arne dan Kenzi pun menyempatkan waktunya untuk membeli gaun yg akan dipakai Arne nanti. Kenzi pun sangat cekatan dalam membantu Arne. Arne bersyukur memiliki teman seperti Kenzi yg selalu membantunya.
"Apa ya tema yg bagus nanti?" tanya Arne.
"Menurutmu? si Aini pakai tema apa?" tanya Kenzi.
"Mana kutahu.. " ucap Arne.
"Ck.. dia punya sosial media?" tanya Kenzi.
"Ya sepertinya ada.. aku jarang main sosial media." ucap Arne.
"Ck.. Arne, kau buka social medianya.. jika dia merasa dirinya kaya pasti dia akan pamer segalanya disana." balas Kenzi.
"Iya kau benar.. siapa tahu dia menunjukkan gaunnya." ucap Arne.
Arne pun membuka social medianya dan benar Aini memposting baju pernikahannya yg bertema serba putih tersebut. Kenzi pun tersenyum karena tahu tempat dimana butik itu berada.
Arne pun pergi ke butik tersebut dan melihat-lihat bersama Kenzi. Dan sesuai rencana Arne, dirinya mencari gaun putih yg cantik. Niatannya kali ini Arne ingin tampil lebih cantik daripada sang pengantin wanitanya.
"Bisakah kalian carikan gaun putih yg elegan untukku." pinta Arne pada pegawai butik.
"Tentu nona, silahkan."
Arne pun ditunjukkan beberapa koleksi terbaru mereka. Dan Kenzi membantunya memilihnya. Arne menemukan gaun putih yg cocok untuknya. Dan gaun tersebut tak kalah bagus dari gaun milik Aini. Kenzi pun hanya tersenyum melihat Arne yg dengan mudahnya membeli gaun mahal tersebut dengan kartu hitamnya.
"Gagal jadi putri tunggal, tapi berhasil jadi cucu kesayangan.. hidupmu memang beda." ucap Kenzi.
"Ck.. jangan begitu Ken.. aku jadi malu." balas Arne.
"Bersyukurlah dirimu punya kakek yg kaya raya.. aku juga mau jadi cucu sepertimu.." balas Kenzi.
"Mau kubelikan gaun juga?" tanya Arne.
"Ck.. Arne aku hanya asal bicara dan tak membutuhkan gaun, harganya juga sangat mahal." ucap Kenzi.
"Sungguh, aku tak masalah soal itu." ucap Kenzi.
"Tidak saat ini, nanti saja saat aku butuh." balas Kenzi.
kenapa gk sekalian ketiban bom
🤣🤣🤣
hehheeh laki2 didunia halu memang meresahkan