Karena rekayasa dari sang ibu membuat Rayan tega menghianati Istri tercinta nya, pernikahan kedua nya sudah berjalan tiga tahun namun keduanya tak kunjung di karuniai seorang anak, dokter berbohong dan mengatakan kalau Istri nya mandul.
Rayan tergoda dengan Erika yang merupakan sahabat istri nya sendiri, keduanya memiliki keinginan yang sama hingga keduanya tega bermain curang di belakang Agis.
Agis tidak menduga kalau Rayan tega selingkuh dengan sahabat nya sendiri, padahal Erika adalah orang yang Agis percaya dan sayangi?
"kenapa harus sahabat ku yang kamu jadi kan madu?"
sanggupkah Agis lepas dari Rayan yang bersikukuh untuk tetap menggenggam nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kebohongan.
Amina tertegun saat Erika menceritakan hubungan nya dengan Rayan, Devita hendak membuat acara syukuran tujuh bulan kandungan nya, mana mungkin Erika tidak mengikut sertakan ibu nya.
"Erika apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan ?"
Tanya Amina merasa kecewa karena Agis sangat baik pada keluarga nya.
"Erika tahu salah, tapi semua terlanjur Bu !"
Amina menitikkan air mata nya sendiri, bagi Amina Agis sudah seperti anak nya sendiri.
Ia merasakan sakit yang Agis rasakan, kenapa Erika Setega itu pada Agis.
"Apa pun itu ibu tidak membenarkan hubungan kalian, Kamu tahu seperti apa Agis pada keluarga kita Erika ? ibu sudah menganggap nya seperti anak sendiri, dia sudah banyak membantu kita. kenapa Air susu kamu balas dengan Air tuba ? Ibu bisa merasakan Sebah yang kamu berikan untuk Agis ? kenapa kamu tidak menolak Rayan ?"
Erika tidak menjawab, Ia mengakui kesalahannya, tapi semua sudah terlambat untuk berhenti, apa yang ia jalani bersama Rayan dari hati.
"Ibu tidak akan datang!."
Sambung Amina lalu pergi masuk ke dalam kamar.
"jadi ibu lebih menyayangi Agis di banding aku anak ibu sendiri ?"
"Ini bukan tentang sayang, tapi tentang hutang Budi dan harga sebuah persahabatan, kamu tega berkhianat !"
jawab Amina tidak mengerti dengan jalan pikiran Anak nya, Ia tidak akan datang ke acara syukuran itu.
**
Agis tertegun saat dokter mengatakan bahwa Kondisi jantung dang ibu semakin melemah, dokter meminta Agis untuk mendampingi sang ibu.
Rayan mengusap pundak Agis mencoba untuk memberikan kekuatan agar Agis tabah menghadapi kenyataan ini.
"Ayo masuk dek, Abang temani!."
Agis mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan ICU.
Agis menitikkan air mata nya mendekati sang ibu yang berbaring lemah.
"Agis butuh ibu, jangan biarkan Agis sendiri Bu !"
Rayan tertegun mendengar tangisan pilu dari Agis, Rayan merasa bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan, tapi Ia terpaksa.
"Kamu sabar ya sayang !"
setelah sekian lama kata itu kembali terlontar dari bibir Rayan, hal itu semakin membuat Agis pilu.
Hal itu semakin menyadarkan Agis bahwa suaminya memang sudah berubah, ada scat tak terlihat membuat keadaan mereka tak lagi sama.
"Bu....ibu !"
Agis terkesiap saat alat pendeteksi jantung berhenti secara tiba tiba, gegas Rayan keluar memanggil dokter, Alan masuk dengan terisak memeluk Agis.
"Ibu anda sudah berpulang....!"
Agis mematung, swan gelap kembali menghampiri, seketika itu hujan turun bertepatan dengan airmata Agis yang membanjiri pipinya.
"ibu, kenapa ibu pergi tinggal kan Kita...?"
"Sabar sayang, kamu harus tabah dan ikhlas!."
Agis menangis tersedu-sedu di pelukan Rayan.
"sabar ya sayang!."
*
Rayan menghela nafas panjang saat Erika kembali menghubungi nya, Ia bahkan mengirim pesan memintanya untuk segera kembali ke jakarta.
Sang ibu sudah di bawa ke rumah, semua kerabat sudah datang melayat, Rayan dan sang paman tengah mengurusi semua keperluan pemakaman.
Agis masih menangis di dekat jenazah di temani istri sang paman.
Agis tidak berniat memberi tahu Erika atau pun mertuanya, Agis yakin mereka tidak akan peduli.
Ia cukup sadar dan tidak ingin lagi berharap pada Erika, justru setelah ini Ia akan menyelidiki semua nya.
"Erika tolong untuk saat ini kamu mengerti, Agis sedang berduka aku tidak mungkin meninggalkan nya."
"terserah kamu bang, aku sudah terlanjur tidak perduli pada nya....!"
jawab Erika, ego nya kembali tinggi, ia tidak suka Rayan bersama Agis.
Rayan mematikan ponselnya lalu mendekati Agis yang tak berhenti menangis, Rayan merengkuh tubuh nya lalu mengusap kepala nya sayang.
"sebentar lagi Ibu akan di mandikan, kamu tabah ya sayang !"
Agis menganggu lesu, fi saat seperti ini ia sangat membutuhkan sang ibu, tapi Tuhan justru mengambil nya paksa.
Agis tak tahu lagi harus bercerita pada siapa, sang ibu adalah satu-satunya orang yang bisa ia percaya.
*
Semua proses pemakaman berjalan lancar, Rayan meminta bibi untuk menyiapkan keperluan untuk pengajian selama satu minggu ini, Ia tidak segan segan mengeluarkan uang nya
Agis hanya diam membiarkan Rayan yang mengatur semua nya, bukankah memang seharusnya seperti itu.
"sayang, besok Abang kembali ke Jakarta dulu ya. Abang harus bicara dengan Andi tentang pekerjaan. nanti Abang akan kembali !"
Agis mengangguk sembari meringkuk di ranjang nya, terlihat Rayan tengah membalas pesan dari seseorang.
"Kamu istirahat ya, jangan sedih terus, kasihan ibu !"
Ujar Rayan mengusap kepala nya lalu pergi keluar bergabung dengan Paman dan yang lain nya.
Sebenarnya Rayan sangat baik hanya saja Ia gampang terpengaruh, Dokter Arief bilang Kalau Ia ingin punya anak , ia harus menikah lagi, dan Rayan menerima ide itu, Rayan berpikir kalau Agis akan mengerti saat nanti ia memberikan pemahaman.
Hati perempuan mana yang sanggup di madu ? hanya segelintir perempuan yang memiliki keteguhan hati siap di poligami.
**
Devita menghampiri dokter Arief yang sudah menunggu nya di sebuah restoran, Pria itu menagih janji Devita yang memintanya memberikan keterangan palsu perihal diagnosis kesehatan Agis.
"jadi pak Rayan sudah menikah lagi ?"
Devita mengangguk sambil menyunggingkan senyuman.
"Ini bagian mu, kerja mu cukup bagus. meskipun aku kurang suka dengan perempuan yang di pilih Rayan, tapi tak apalah yang terpenting dia sekarang mengandung keturunan Rayan.."
Ujar Devita memberikan smplop berisi uang.
"terima kasih Ibu Devita, senang bekerja sama dengan anda !"
"ya, kau harus menjaga rahasia jangan sampai Rayan tahu kalau semua ini rencana ku !"
Dokter Arief mengangguk lalu pergi meninggalkan Devita.
**
flas back.
Devita geram karena Agis tak kunjung hamil, padahal ia sangat berharap cucu. Devita dan Ramlan khawatir kalau Agis tidak bisa memberikan keturunan.
"bagaimana hasil pemeriksaan Agis dan Rayan ?"
tanya Devita pada dokter ahli kandungan itu.
"tidak ada masalah, mungkin ini hanya masalah waktu. yang memberikan kuasa kan bukan saya, tapi Tuhan !"
Devita menghela nafas panjang.
"ya, tapi aku sudah tidak sabar....!"
"lalu aku harus bagaimana ?"
Sergah dokter tidak pahami keinginan Devita.
"Begini saja......!"
Devita langsung mengutarakan maksudnya pada Arief.
"Aku akan bayar mahal pekerjaan mu itu, kamu harus pengaruhi Rayan agar ia mau menikah lagi, bagaimana ?"
Arief tergiur uang yang di janjikan oleh Devita cukup besar, hingga ia menyetujui kerja sama membuat kebohongan.
Arief berhasil mempengaruhi Rayan untuk menikah lagi, padahal apa yang di sampaikan oleh nya adalah sebuah kebohongan dan Devita lah dalang dari rencana itu.
Devita juga sebenarnya tidak suka dengan Erika, awalnya Devita berpikir kalau Rayan akan berbicara mengenai hal itu dengan nya karena Devita sudah menyiapkan calon untuk Rayan, tapi Rayan malah mencari sendiri.
Dan sekarang mau tidak mau Devita harus menerima Erika karena ia sudah hamil.
bersambung.....
Terima kasih yang masih setia...
😍😍😍😍
happy weekend...
happy reading...