Nikah Paksa

"Lepasin gue!" teriak Alexa.

"Ikut kami!" teriak salah seorang pria berbadan atletis.

"Gak mau! Lo bertiga mau bawa gue ke mana?" Alexa berontak, kakinya berayun-ayun, tetapi tenaganya masih kalah dengan dua orang pria yang membawanya.

Sampailah mereka di depan lift. Dua orang pria berbadan atletis itu menurunkan Alexa.

Alexa diam-diam ingin lari, tetapi tertangkap kembali.

"Lepas! Kalian mau apa sebenarnya?" teriak Alexa. "Kalian mau uang? Gue kasih, tapi please jangan apa-apain gue!"

"Nona Alexa, kami tidak akan berbuat jahat pada Anda. Bos kami hanya ingin bertemu dengan Anda," ucap salah pria di depannya.

Seketika Alexa berhenti memberontak, "Kalian tahu dari mana nama gue?" tanya Alexa.

"Siapa yang tidak mengenal aktris dan model terkenal seperti Anda," ucap si pria. "Tenanglah, kami tidak akan berbuat jahat kepada Anda. Bos kami mengirim kami untuk membawa Anda ke hadapannya."

"Siapa Bos lo?" tanya Alexa.

"Nicholas Andrian Reynold," jawan di pria.

"Apa?" pekik Alexa. "Tadi siapa? Nicholas Andrian Reynold?" seru Alexa disambut anggukkan pria itu. "Nicholas yang lo maksud itu pemilik jaringan hotel terbesar di negara ini, bukan?"

"Bukan di negara ini saja, Nona. Di luar negeri pun dia memiliki jaringan itu," jawab si pria.

"Kepada lo gak ngomong dari awal. Gue gak akan berontak seperti ini," protes Alexa membuat si pria memutar bola matanya malas.

Ternyata perempuan di hadapannya sama saja seperti wanita lain, setelah mendengar nama Nicholas maka mereka akan luluh.

"Nama lo siapa?" tanya Alexa.

"Arif. Saya asisten pribadi Tuan Nicholas," jawab Arif.

"Baiklah, Arif. Bagaimana penampilan gue?" Alexa membenahi penampilannya.

"Masih cantik, Nona," jawab Arif.

"Baiklah, gue udah siap ketemu sama bos lo," ucap Alexa penuh percaya diri.

TING

Pintu lift terbuka, Alexa masuk ke lift diikuti oleh ketiga pria itu.

“Ada urusan apa dia ingin bertemu sama gua?” tanya Alexa sewaktu di dalam lift.

“Bos saya ingin menawarkan sebuah kerja sama,” jawab Arif.

“Kerja sama?” tanya Elsa dengan kening yang mengerut.

“Betul, Nona,” jawab Arif

“Kerja sama dalam bentuk apa?” tanya Alexa lagi.

“Kalau itu hanya bos saya yang tahu,” jawab Arif.

"Kalian bikin gue penasaran saja," gerutu Alexa.

Lift itu bergerak naik dan tidak lama lift itu berhenti bergerak. Pintu lift terbuka, Alexa dan ketiga pria itu keluar dari lift, ternyata mereka ada di puncak gedung apartemen mewah.

“Tuan Nicholas ada di dalam." Nicholas menekan tombol password untuk membuka pintu.

“Silahkan masuk, Nona!” Alexa masuk ke dalam apartemen bersama Arif. "Tunggulah di sini. Tuan akan segera turun."

"Hmmm," gumam Alexa.

Arif meninggalkan dirinya, Alexa memilih untuk melihat sekeliling, menatap kagum pada desain interior apartemen itu, terperangah saat melihat betapa besar dan mewah apartemen itu.

"Welcome, Alexa Lucyana Valerie."

Langkah Alexa terhenti, ia menoleh ke asal suara, pandangannya melihat ke pria pemilik tubuh tegap nan atletis. Pria itu berjalan menuruni anak tangga, dengan bertelanjang dada, hanya melilitkan handuk di pinggangnya.

Sialan! Pria itu menggoda iman.

"Duduk!" perintah Nicholas.

Alexa tidak merespon dengan apapun. Ia duduk di sofa panjang yang ada di ruangan tengah apartemen itu, mencoba menghindari tatapan Nicholas yang duduk berseberangan langsung dengan dirinya.

"Langsung ke intinya!" ucap Alexa.

"Lo ternyata gak sabaran ya." Nicholas melirik Alexa malas. “Bacalah!” Nicholas melempar sebuah berkas ke atas meja. "Itu kontrak kerja sama lo sama gue!"

Alexa mengambil berkas itu lantas membaca isinya. Ekspresi wajahnya berubah tegang dan marah saat membacanya. Alexa lantas menutup berkas itu dengan kasar dan menaruhnya ke atas meja dengan penuh emosi.

“Apa-apaan ini! Sejak kapan hubungan pernikahan dijadikan sebuah kerja sama!" Alexa berdiri seolah menantang pria di hadapannya.

“Turunkan nada bicara lo, Alexa!” suruh Nicholas, nada bicara datar, tetapi tatapannya begitu dingin. "Duduk!"

Alexa mengembuskan napas kasar, meskipun tidak suka, tetapi Alexa tetap duduk.

“Kita akan diuntungkan dengan pernikahan ini. Karir lo akan gue pastian semakin naik jika lo mau terima pernikahan ini, dan juga terbebas dari isu jika lo adalah seorang pelakor," jelas Nicholas.

"Lalu untungnya buat lo apa?" tanya Alexa.

"Gue bisa mendapatkan gak waris atas harta orang tua gue! Dan terbebas dari isu jika gue seorang gay," jawab Nicholas membuat Alexa tersenyum sinis.

“Kenapa harus gue? Lo bisa memilih wanita lain di luaran sana?" tanya Alexa dengan nada bicara yang tegas. Kini Alexa berani menatap mata Nicholas.

“Karena gue mau lo. Harusnya lo bangga dengan hal itu. Banyak perempuan di luaran sana yang ingin bersanding dengan gue, tapi gue pilih lo," ucap Nicholas penuh rasa percaya diri.

“Bagaimana jika gue tetap menolaknya?” Alexa berdiri, melipat kedua tangannya di depan dada, seolah sedang menantang Nicholas.

“Dalam sekejap gue bisa hancurkan karier dan kehidupan lo." Nicholas menatap Alexa tajam.

Alexa terdiam, ia tahu pria di hadapannya bukanlah orang sembarangan. Ternyata dirinya sudah masuk ke kandang singa dan pasti singa jantan itu tidak akan membiarkan dirinya keluar hidup-hidup.

Alexa dikejutkan oleh sebuah tarikan. Rupanya Nicholas yang menariknya. Tubuh mereka menempel satu sama lain. Jangan ditanya seberapa gugup dirinya saat itu. Pesona laki-laki itu benar-benar luar biasa. Tetapi Alexa tetap tidak mau menikah dengan pria itu, apalagi sebuah pernikahan kontrak.

Alexa tersenyum nakal lantas bersandar pada dada dan menggerakkan jarinya pada bidang itu.

“Lo yakin ingin memperistri gue?" Alexa mendongak, menatap Nicholas yang juga sedang menatapnya.

"Masih kurang jelas?" Nicholas berdecih.

“Tapi gua gak bisa masak,” ucap Alexa.

“Bukan masalah buat gue. Gue bisa bayar koki mahal," ucap Nicholas.

“Gue hobi belanja dan jalan-jalan ke luar negri,” ucap Alexa lagi.

“Gue punya banyak uang,” balas Nicholas.

Huh, sombong!

Alexa kembali memutar otaknya. Ia kembali mencari cara agar bisa mengurungkan niatnya.

“Lo yakin gak mau cari perempuan lain?” tanya Alexa. Ekspresi wajahnya menjadi teduh.

Nicholas mencengkram tangan Alexa yang ada di dadanya membuat Alexa terkejut.

“Sudah gue bilang ... gue maunya lo, Alexa!" tegas Nicholas.

“Gue udah gak perawan," aku Alexa.

Alexa menatap lurus ke mata Nicholas , ia ingin melihat reaksi pria itu. Alexa optimistis jika Nicholas pasti akan langsung mengusirnya. Persetan dengan image dirinya di dekat pria itu.

“Gue tahu semua tentang lo, Alexa," ucap Nicholas.

"Kalau begitu kenapa lo masih tetep mau jadiin gue istri lo!" Alexa menarik diri, memberikan jarak dengan Nicholas.

Nicholas tersenyum miring, lantas mendorong Alexa hingga perempuan itu terduduk di sofa panjang.

Suara Alexa tercekat, napasnya tiba-tiba berhenti, ketika Nicholas berjalan ke arahannya bahkan mengungkungi dirinya.

"Ma-u ap-a?" gagap Alexa.

"Lalu apa lo pikir gue juga masih perjaka?" Nicholas menunjukan senyum sinis yang terkesan sedang meledek wanita di bawah kungkungannya. “Kita impas, 'kan? Jadi lo gak ada alasan lagi buat nolak tawaran gue. Gue pegang kartu As lo, Alexa!"