"Menikahlah dengan saya, Alara." Ucap Alderio seraya menggenggam tangan Alara.
Alara Sinta Pramudito, seorang mahasiswa tingkat akhir yang memiliki wajah cantik dan sangat manis harus rela melepas kegadisannya akibat kejadian satu malam yang tidak disengaja.
Kejadian yang enggan untuk diingatnya itu justru tidak direstui takdir, ia kembali dipertemukan dengan sang pria sebagai dosen pembimbingnya.
Alderio Gautam Haiyan, pria tampan dengan sejuta pesona yang berprofesi sebagai seorang dosen di universitas bergengsi di kotanya.
Tak menyangka akan bertemu kembali dengan wanita yang menjadi pasangannya malam itu apalagi sebagai mahasiswanya.
Sifat Alara yang tidak menye-menye dan spontan berhasil membuat sosok Alderio jatuh dalam pesonanya.
Lantas bagaimana kisah keduanya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu dia
Hari ini Alara datang lebih awal ke kampusnya, ia harus menemui dosen pembimbing nya dan segera melakukan revisi agar bisa segera selesai dan lulus. Hari ini ia berangkat sendiri, Reina tak menemaninya karena gadis itu tidak ada jadwal revisi hari ini.
Alara berusaha tetap tenang saat melewati para mahasiswa yang masih belum puas menghina dirinya.
Alara sampai di depan ruangan dosen pembimbing nya, ia mengetuk pintu nya beberapa kali lalu membukanya perlahan.
"Kosong lagi, sebenarnya nih ruangan ada pemiliknya apa nggak sih." Gerutu Alara menatap ruangan yang kosong itu.
Alara melirik jam yang melingkar di tangannya, ia memutuskan untuk menunggu sekitar 15 menit, jika memang tidak ada yang datang juga maka ia akan pergi ke bagian akademik lagi untuk menanyakan keberadaan pembimbingnya itu.
Sambil menunggu Alara membaca secarik kertas yang berisi identitas diri dari dosennya yang baru.
"Alderio Gautam Haiyan." Gumam Alara membaca nama di dosen.
10 menit berlalu, Alara tampak sudah bosan dan berniat untuk pergi, namun baru aja tangannya hendak meraih gagang pintu, pintu itu sudah terbuka duluan.
Seorang pria tampan dengan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam masuk dengan santainya, ia bahkan langsung duduk di kursinya tanpa berkata apapun pada Alara.
"Dia." Batin Alara syok dengan dosen pembimbing nya yang baru.
Alara ingat, bahkan ia sangat ingat siapa dosen itu. Pria yang sudah enggan untuk diingat nya akibat kejadian naas malam itu, Alara ingin menangis saja rasanya, ia sudah berniat untuk melupakan kejadian yang menimpanya, namun kini ia malah dipertemukan dengan pria itu.
"Alara Sinta Pramudito, mau sampai kapan kamu berdiri disana." Suara tegas itu membuat Alara memejamkan matanya.
Alara memegangi dadanya, ia berdoa semoga pria ini tidak mengingatnya.
Alara membalik badan, ia berusaha mengatur nafas dan air matanya yang hendak keluar. Wajah, tangan, bibir bahkan segala nya yang ada di pria itu membuatnya teringat kejadian itu.
"Duduklah." Tutur dosen itu mempersilahkan Alara duduk.
Dengan ragu Alara duduk tepat di depan dosen pemilik wajah tampan itu.
"Boleh saya lihat skripsi kamu, oh iya apakah sebelumnya sudah banyak melakukannya revisi dengan Pak Tono?" tanya dosen itu seraya membolak-balik halaman skripsi Alara.
Alara merasa lega karena dosennya itu tak membahas masalah mereka, ia akhirnya bisa bernafas dan merasa tenang.
"Sudah, Pak." Jawab Alara disertai senyuman yang dibuat senyaman mungkin.
Dosen itu manggut-manggut, ia lalu menatap Alara dengan iris mata elangnya. Alara menahan nafasnya, lagi dan lagi ingatannya mengarah ke kejadian itu, ia masih ingat bagaimana mata elang itu menatapnya dengan sayu.
"Oh iya, perkenalkan nama saya Alderio Gautam Haiyan. Kamu bisa panggil saya, Pak Al atau Pak Rio." Ucap Alderio memperkenalkan diri.
"I-iya, Pak." Timpal Alara, entah mengapa ia merasa tidak tenang dan gugup.
"Saya rasa hari ini untuk perkenalan diri saja dulu, besok datang lagi lebih awal untuk revisi. Oh iya jika saya merevisi juga kata yang sudah direvisi pak Tono, apa boleh?" tanya Alderio panjang.
Alara tak menyimak ucapan dosennya itu sehingga ia hanya menganggukkan kepalanya saja dengan manut.
"Ya sudah, karena tidak ada lagi, kamu boleh pergi dan sampai jumpa besok." Pungkas Alderio mempersilahkan Alara untuk pergi.
Alara beranjak dari duduknya, tak lupa ia juga meraih kembali skripsinya. Alara menundukkan kepalanya sesaat lalu hendak pergi, namun langkahnya terhenti saat Alderio membuka suaranya.
"Apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Alderio.
Alara yang mendengar itu lantas terkejut, bahkan ia sampai menjatuhkan skripsinya. Mata Alara terpejam saat mendengar suara langkah Alderio yang perlahan mendekatinya.
Alderio meraih skripsi Alara lalu memberikannya pada gadis itu.
"Apa sebelumnya kita pernah bertemu, mengapa saya tidak asing dengan wajah dan suara kamu?" Tanya Alderio mengulangi.
"Mungkin anda salah orang, Pak. Saya tidak pernah bertemu dengan anda, saya permisi." Jawab Alara kemudian langsung pergi meninggalkan ruangan Alderio dengan tergesa-gesa.
WADUHH, ALARA KETEMU SAMA DIA!!!🙈
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE 🥰
To be continued