Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Leona merenungkan perkataan Jim. Dia tidak mengetahui jelas tentang klan Tigries yang merupakan klan milik ibu dan pamannya.
Namun pengusiran beberapa waktu lalu membuat hatinya terluka. Apalagi sejak kematian ibunya, ayah dan kakaknya seakan menjauh tak bisa digapai. Tidak pernah peduli sejak dia kehilangan mana hingga membawa seorang anak dan melupakannya.
Meskipun Leona memiliki mana sebesar butiran debu, namun dia berhasil memiliki sebuah kekuatan besar selain mana dan aura, yaitu chakra. Dan tidak ada satupun yang mengetahui kemampuan sesungguhnya.
Kekuatannya sangat besar dan mengerikan. Dia berhasil menyembunyikan kekuatannya sehingga dia tidak terlihat istimewa.
"Kenapa Paman ingin mengangkatku sebagai anak? Bukankah usia Paman baru 19 tahun?" Tanya Leona penasaran.
"Ehem hem! Sebenarnya usiaku sudah 25 tahun dan aku malas mencari pendamping hidup." Jawab Jim gugup.
'Brusshh'
'Uhuk uhuk'
Leona menyemburkan lemonade yang diminumnya lalu menatap Jim dengan tatapan aneh.
"Kau belum tua renta dan pakai tongkat. Lagipula Paman masih muda. Ah, apa jangan-jangan jiwa Paman sudah tua renta?" Celetuk Leona yang membuat Jim melotot galak ke arahnya.
"Aku tidak ingin mengurus hal-hal yang merepotkan." Ketus Jim.
Leona mengangguk. Pamannya ini tampan, sangat tampan malah. Tetapi miskin, tidak punya uang dan kekuasaan. Apalagi wilayahnya sangat jauh dari pusat kota dan kumuh, tidak ada seorang bangsawan pun yang meliriknya.
"Yah, kebanyakan lady hanya tau cara menghabiskan uang dan mengincar kedudukan." Celetuk Leona santai.
"Dan kekuatan. Jangan lupa itu." Imbuh Jim.
"Apa untungnya memiliki mana melimpah tapi masih mencari pasangan kuat? Ah, maksud Paman kuat di ranjang?" Celetuk Leona ngelantur.
Seketika wajah Jim dan pelayan yang ada di sana memerah mendengar perkataan Leona yang frontal. Sungguh dia ingin mengubur gadis itu jika saja dia bukan keponakan jauhnya sendiri.
"Bocah kurang ajar! Bicara mu jangan vulgar begitu!"
Jim yang kesal langsung saja menjewer telinga Leona hingga gadis itu memekik kesakitan. Teriakan nyaring seketika menggema di kediaman Calisius, membuat beberapa pelayan menghentikan kegiatannya sejenak.
"Aww, sakit Paman!"
💠💠💠💠
Mantan budak yang telah diselamatkan oleh Leona kini berbaris rapi di belakang kediaman Calisius menunggu kedatangan Leona dan Jim.
Tak lama kemudian Leona dan Jim datang diikuti oleh beberapa pelayan di kediaman Calisius. Seketika mantan budak itu menunduk.
"Angkat kepala kalian." Tegas Leona. Mereka segera mengangkat kepala mereka ragu-ragu.
"Mulai hari ini kalian bisa tinggal di sini. Baik di kediaman maupun kalian ingin membuat rumah. Silahkan saja." Ucap Leona.
Mereka saling melirik dan menatap Leona dengan tatapan memohon. Leona telah menyelamatkan mereka dari penderitaan, jadi mereka ingin membalas budi pada gadis itu.
"Ijinkan kami tinggal di sini, Nona. Kami akan melakukan apapun." Ucap salah satu di antara mereka. Sepertinya dia bukan siluman.
"Kami juga, Nona. Ijinkan kami balas budi." Sahut yang lain, termasuk bangsa siluman. Mereka bahkan tidak bersikap agresif sebelumnya dan pelayan di rumah ini selalu berbicara dengan nada ramah. Apalagi saat melihat seekor siluman beruang yang selalu bersama Leona dan berdebat dengan gadis itu.
"Paman, bagaimana menurutmu?" Tanya Leona pada Jim.
"Aku tidak keberatan. Lagipula mereka milikmu." Sahut Jim santai.
"Kalau begitu baiklah. Kalian bisa menjadi pelayan atau berlatih menjadi kuat, terserah kalian. Selama aku tidak ada, kalian harus bersikap baik dan jangan menyerang orang-orang, ya. Kecuali jika dia bersikap jahat." Ucap Leona sambil memberikan nasihat di akhir perkataan nya.
"Baik, Nona." Sahut mereka serentak.
"Arelle, Kazuma, aku percayakan mereka pada kalian."
"Baik, Nona."
"Paman, kau boleh menjadikannya pelayan, asisten atau penjaga. Karena sebagian adalah bangsa siluman, jadi mereka tidak akan berkhianat." Ujar Leona.
"Aku percaya pada pilihanmu." Sahut Jim. Dia menatap mantan budak itu satu persatu. Wajah mereka cukup rupawan melebihi manusia pada umumnya.
"Paman, aku tau mereka sangat rupawan, tapi tolong di kondisikan mata Anda. Tidak perlu menatap mereka dengan mata yang nyaris melompat begitu." Celetuk Leona tiba-tiba. Seketika kedutan imajiner menghiasi seluruh wajah Jim.
'Mereka mulai lagi.' Batin para pelayan lelah. Mereka telah mengetahui jika Jim sangat menyayangi Leona meskipun selalu bertengkar setiap kali ada kesempatan.
"Jangan bicara sembarangan, Leona." Kesal Jim. "Aku hanya melihat mantan budak yang kau bawa."
"Tapi kau menatap mereka penuh damba. Ingat Paman, beberapa diantara mereka masih dibawah umur."
"Sopan sedikit pada pamanmu, Leona."
"Aku sudah sopan dengan tidak menyuruh-nyuruhmu."
Sementara para pelayan dan mantan budak itu hanya bisa menonton Leona dan Jim yang masih cekcok. Sepertinya mereka harus mempersiapkan mental untuk melayani mereka.
Arelle hanya bisa mengurut dada melihat hal itu. Nona yang dilayaninya baru-baru ini sangat mandiri dan suka membuat ulah yang membuatnya harus bersabar.
'Ku harap aku bisa berumur panjang.' Doa mereka dalam hati.
💠💠💠💠
"Aku berangkat." Pamit Leona pada penghuni kediaman Calisius. Seisi kediaman berkumpul di halaman depan melepas kepergian gadis itu. Selama beberapa waktu rumah mereka akan sepi karena tidak melihat dan mendengar perdebatan mereka.
Kazuma menatap Leona yang menenteng sebuah koper dengan mata berkaca-kaca. "Nona, ijinkan aku ikut bersamamu." Rengek pemuda itu.
"Tidak untuk sekarang, Kazuma. Kau berlatihlah bersama teman-temanmu. Kau sekarang masih lemah." Ucap Leona.
Kazuma tertohok mendengar perkataan Leona. Dia memang masih lemah, namun dia ingin berada di sisi nonanya sekaligus majikannya.
"Nona~" Rengek Kazuma dan segera berubah menjadi seekor beruang madu bewarna cokelat. Dia mengelilingi Leona sambil menduselkan kepalanya, berharap gadis itu luluh.
Leona menatap pelayan dan beberapa mantan budak yang di selamatkan, seketika dia mengeluarkan keringat dingin saat melihat tatapan memohon mereka.
'Boofth' 'Boofth'
Seketika beberapa mantan budak yang merupakan bangsa siluman berubah wujud menjadi beberapa hewan predator dan herbivora serta beberapa burung. Mereka menatap Leona dengan tatapan memelas yang terlihat menggemaskan.
"Kyaaa~ Kenapa kalian imut begini, sih? Aku jadi tidak tega meninggalkan kalian~" Pekik Leona heboh dan menghampiri mereka. Bahkan gadis itu memeluk mereka bergantian.
Jim dan beberapa pelayan yang melihat itu kaget dan mundur beberapa langkah. Hewan predator memiliki insting yang kuat, bisa saja mereka sewaktu-waktu menyerangnya.
"Aku hanya ikut ujian saja selama beberapa waktu dan pulang dalam waktu dekat. Kalian diam dirumah dan berlatihlah." Tegas Leona. Mereka akhirnya menurut dan kembali ke wujud manusia.
"Kalau ada apa-apa, kau bisa menghubungiku." Ucap Jim pada Leona dengan tatapan hangatnya.
"Baik, Paman. Aku titip mereka, ya. Aku harap Paman dan yang lainnya tidak menyakiti mereka setelah melihat wujud aslinya. Kalau begitu aku pergi dulu." Pamit Leona dan segera keluar dari sana dengan berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan, Leona melihat banyak penduduk desa tengah sibuk membangun rumah. Beberapa kerangka rumah telah berdiri dengan kokoh, bahkan beberapa rumah mulai di bangun.
Sesekali Leona membalas sapaan mereka dan menyapa beberapa anak kecil yang asik bermain. Tak terasa Leona tiba di luar desa dan segera melompat ke pohon dan melesat cepat seperti ninja.
Setelah kepergian Leona, Jim menatap mereka satu persatu lalu berdehem.
"Karena kalian bangsa siluman, sebaiknya kalian berlatih saja. Mungkin Leona memerlukan bantuan kalian suatu hari nanti." Titah Jim.
"Baik, Tuan."
Klan Tigries dulunya menjalin aliansi dengan bangsa siluman. Jika pemilik mana yang bisa sihir memiliki hewan suci atau roh suci sebagai kontraktor, maka klan Tigries menjalin kerja sama dengan bangsa siluman.
Sejak bangsa siluman di bantai habis, klan Tigries juga mengalami kehancuran. Beberapa yang selamat berhasil bersembunyi, sementara yang lainnya mengalami perbudakan. Jim berharap beberapa bangsa siluman bisa di selamatkan dan klan Tigries yang tersisa bisa berkumpul dan membalaskan dendam.
Sementara itu Iris duduk di kereta kuda bersama pelayan pribadinya. Dia tidak bertemu dengan Calvian akhir-akhir ini dan Emillo masih berada di akademi mengingat pemuda itu masih menjadi siswa di sana.
Iris tak menyangka jika kedatangannya ke kediaman Thereva membuatnya merasa malu. Dia mengambil surat undangan pesta minum teh yang ditujukan pada Leona dan datang sendirian ke kediaman Thereva yang notabene sepupu Leona sendiri.
Apalagi dirinya lupa jika dia hanyalah anak pungut di keluarga Castallio. Bahkan beberapa pelayan dan penjaga serta prajurit menatapnya tak suka semenjak kepergian Leona beberapa waktu lalu.
Meskipun Duke dan Emillo menyayanginya, namun keserakahan telah menguasai hatinya. Keberadaan Leona bagai di telan bumi membuatnya tenang dan bahagia. Bahkan tak tau malunya Iris menyebarkan rumor bahwa Leona hamil bersama pelayan pribadi laki-laki nya dan kabur dari kediaman.
Seisi kediaman tidak ada yang mempercayai rumor itu karena Jim sangat jarang berada disisi Leona, dan gadis itu selalu berada di tempat latihan prajurit atau membuat kehebohan di paviliun belakang.
Kadang mereka berdua pergi ke luar di ikuti oleh Arthur dan beberapa prajurit, yang ujung-ujungnya pergi bersama juga karena ketahuan.
Jika di paviliun, beberapa pelayan dan penjaga mengawasi dari kejauhan. Mereka hanya melihat Jim yang berlatih bersama Leona, atau melihat keduanya membuat kehebohan.
Bahkan semenjak Leona pergi dari kediaman Castallio, suasana kediaman itu terasa sunyi karena tidak ada kehebohan antara Leona dan Jim yang selalu menguras emosi mereka.