Menjadi penanggung jawab atas kesalahan yang tidak dia lakukan, itulah yang harus dilakukan oleh Arumi. Menanggung luka atas goresan yang tak pernah dia ciptakan. Terlebih lagi orang yang menyebabkan lukanya adalah lelaki yang dia cintai. Setiap pembelaan yang dia ucapkan hanya dianggap omong kosong. Kekuasaan membungkam semuanya.
Bintang, polisi tampan yang menangani kasus kematian adik kandungnya sendiri. hingga sebuah fakta dia dapatkan sehingga memaksanya untuk memilih antara cinta dan keluarga.
Pengorbanan, cinta, air mata, dan siksa akan menjadi satu dalam cerita ini. selamat membaca
ig : @nonamarwa_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Marwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
HAPPY READING
“Ayah?” tanya Ali menatap hutama.
Hutama mengangguk. “kalian terlalu lambat. Jadi biar ayah yang bergerak untuk keadilan kintani,” jawab hutama tegas.
“apa ini semua memang untuk keadilan kintani atau ada maksud lain yang kakek tujukan?” tanya bintang menatap curiga pada kakeknya.
“kenapa? Kau tidak rela jika Wanita itu cepat diadili?” tanya hutama menatap cucunya.
Bintang diam. Dia tidak bisa menjawab apa yang kini diucapkan oleh hutama. Entah saat ini dia harus mendengarkan hati atau pikiraanya semua sangat sulit untuk bintang.
“harun,” panggil hutama beralih pada pengacara keluarganya.
“ya, tuan,” jwab harun sopan.
“segera urus semua ini. Dan pastikan Wanita itu harus jadi tersangka dan dia harus dihukum seberat-beratnya,” ucap hutama tegas dengan wajah menahan emosi.
Pak harun mengangguk. Melihat wajah anggota keluarga yang sepertinya tidak bersahabat, pak harun memustuskan untuk izin meninggalkan kediaman ali.
“apa maksud kakek?” tanya bintang setelah pak harun pergi dari sana.
“apa? Kakek hanya memastikan apa yang seharusnya. Arumi harus segera berstatus jadi tersangka. Kakek tidak mau dia mendapat hukuman ringan,” jawab hutama santai.
“tapi tahap untuk menuju pengadilan belum selesai dilakukan, kek. Masih ada beberapa proses yang harus dilakukan,” jawab bintang mencobe memberitahu hutama.
“itu tidak perlu. Dan lagi kamu terlambat jika protes. Jadwal untuk sidang sudah ditentukan,” jawab hutama tegas.
Bintang terdiam. Dia kira kakeknya hanya bercanda dengan mengatakan jadwal sidah untuk arumi telah diatur. Ternyata itu benar dan bintang sama sekali tidak tahu tentang ini.
“jangan pernah gunakan uang kakek dalam kasus ini!” ucap bintang menatap tajam pada hutama.
“kenapa? Apa kau takut Wanita yang kau cintai itu lama di penjara?” jawab harun membungkam bintang.
“sudahlah bintang, ayah. Dan untuk kamu bintang, kenapa sekarang kamu seperti protes? Bukankah dari awal kamu yang ingin membuka kembali kasus ini? Lalu sekarang kenapa kamu yang protes? Dan untuk ayah, ali harap ayah tidak membuat kintan kecewa di alam sana. Dan mengenai kasus ini, biar ali dan sasmita sebagai orang tua yang mengambil Tindakan,” ucap ali tegas menengahi perdebatan bintang dan hutama.
“tidak bisa! Aku kakeknya. Dan aku juga berhak dalam kasus ini,” ucap hutama keras kepala.
Tyas yang duduk disebelah suaminya mengelus lembut bahu hutama. “ikuti saja jalan hukumnya, mas. Jika nanti kita melanggar, maka bisa jadi boomerang untuk kita,” ucap tyas lembut.
“Dan bintang. Nenek harap kamu akan melupakan semua perasaan kamu terhadap arumi. Jangan sampai cinta kamu melupakan kasih sayang untuk adik kamu yang butuh keadilan,” ucap tyas beralih menatap bintang.
Bintang yang sudah terlanjur kesal akhirnya berdiri untuk pergi menuju kamarnya. Namun Langkah laki-laki itu terhenti oleh suara hutama.
“dang ingat, bintang! Kakek sudah mengatur perjodohan kamu dengan Agnes. Anaknya Harun,” ucap hutama yang membuat ali dan sasmita terkejut. Apalagi bintang.
“kakek tak membicarakan ini sebelumnya!” ucap bintang sedikit berteriak.
“untuk apa bertanya padamu? Seleramu akan merendahkan derajat keluarga kita,” jawab hutama santai.
“kakek benar-benar keterlaluan!” ucap bintang tajam dan berlalu pergi meninggalkan mereka semua.
“ayah sama sekali tidak berhak atas jodoh bintang,” ucap ali menatap hutama.
“kenapa tidak? Agnes adalah anak yang baik. Dia juga gadis yang terpelajar. Seorang pengacara muda berbakat lagi. Apalagi yang harus dipertimbangkan dengan itu?” tanya hutama menjawab.
“ali percaya dengan pilihan bintang, ayah. Jangan buat bintang jadi anak yang memberontak karena perjodohan ini. Lagi pula dia sudah dua puluh enam tahu. Dia sudah sangat bisa menentukan jodohnya sendiri,” jawab ali mencoba menyadarkan hutama dari pemikiran egoisnya.
“keputusan ku sudah bulant!” ucap hutama dan pergi meninggalkan ruang keluarga.
“ibu,” panggil ali pada tyas.
“ayahmu keras, nak. Ibu tidak bisa menentangnya,” jawab tyas yang hanya bisa pasrah.
Sasmita yang sejak tadi diam kini ikut berdiri. sangat ikut campur hingga melupakan keberadaan sasmita dan ali sebagai orang tua bintang.
“mi,” panggil ali yang tak dihiraukan oleh bintang. Ali ikut berdiri menyusul sasmita dan meninggalkan tyas sendiri disana.
Tyas menghela nafas pelan. “kamu berhasil mencuri hati cucu saya, arumi.”
…..
Bintang menghepaskan tubuhnya ke Kasur. Seragam coklat polisi itu masih terpakai rapi di tubuhnya indahnya.
“AARRGGHH,” geram bintang menjambak rambutnya sendiri.
Bintang juga bingung dengan apa yang dia rasakan sekarang. Dia yang membuka kasus ini, tapi saat keluarganya sudah lebih maju duluan kenapa dia yang tidak rela. Dan lagi, dia akan dijodohkan? Yang benar saja?
Bintang membalikkan tubuhnya yang tadi tertelungkup kini menjadi telentang. Lelaki itu mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan melihat ada notif dari polisi yang tadi mengawal arumi.
Pelaku hanya sakit perut biasa.
“alhamdulillah,” ucap bintang bernafas lega.
Bintang menggeser layer ponselnya mencari gambar arumi yang tersimpan di dalam galeri benda pipih itu. Satu persatu foto arumi di tatap lekat oleh bintang. Sudut bibir bintang terangkat saat sebuah video kini berputar di hpnya. Video yang dia ambil diam-diam saat arumi memasak di cathering neneknya. “tidak salah aku jatuh cinta padanya. Tapi kenapa harus begini jalannya?” tanya bintang putus asa.
…..
Sedangkan di tempat lain, seorang Wanita sedang menunduk menatap serius layar ponselnya. Dia membaca dengan seksama setiap penjelasan dari kasus yang sedang panas-panasnya itu.
“tidak ada bukti kongkrit yang menyatakan bahwa Wanita ini bersalah. Lalu kenapa secepat ini kasusnya naik?” gumamnya heran.
“Aku harus menemuinya,” gumam Wanita itu dan langsung berdiri keluar dari rumahnya.
Dua puluh menit mengendarai mobil kini dia sampai dia sampai di tempat tujuannya. Dengan penuh percaya diri dia berjalan memasuki tempat itu. Setelah menggunakan identitasnya sebagai pengacara, Wanita itu sampai di sebuah sel paling ujung dari ruang itu.
Dia melihat seorang Wanita yang menunduk dan menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya.
“halo, arumi,” ucapnya langsung menyapa Wanita yang dia ketahui Namanya adalah arumi.
Arumi yang tadinya menunduk kini mengangkat kepalanya. Dia mengernyit bingung menatap seorang Wanita dengan setelas kantoran. Arumi yakin dia tidak pernah mengenal Wanita ini sebelumnya. “saya?” tanya arumi menunjuk dirinya sendiri.
Wanita itu mengangguk dan tersenyum. “aku kesini untuk menemuimu,” ucap Wanita itu lembut.
Arumi bangun dari duduknya dan berjalan mendekati jeruji besi. “ap akita saling kenal?” tanya arumi. Dia takut mungkin saja dia yang lupa.
Wanita itu menggeleng. “kita baru bertemu hari ini. Perkenalkan saya Agnesia Putri,” ucap agnes menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
Arumi membalas uluran tangan agnes. “arumi tirani,” jawab arumi seadanya.
Agnes tersenyum. “bisa kita bicara sebentar? Kalau iya aku akan meminta polisi itu untuk membuka sebentar sel mu dan kita bisa bicara di meja kunjungan,” ucap agnes yang membuat arumi terheran.
Banyak pertanyaan yang kini bersarang di otak arumi. Siapa Wanita itu? Untuk apa dia menemui arumi? Dan apa kepentingannya menemui arumi? Tak ingin bingung lebih lama arumi mengangguk.
Agnes tersenyum dan langsung bicara dengan penjaga untuk membantu arumi.
Menunggu beberapa menit, kini agnes dan arumi sudah duduk berhadapan di ruang kunjungan.
“arumi,” panggil agnes lembut.
Dengan wajah yang sayu arumi tersenyum. “iya?” jawab arumi bertanya.
“izinkan aku menjadi pengacara untuk membentumu dalam kasus ini.”
...****************...
anakku setiap harinya juga gitu "dedek sayang mama"
"mama lebih sayang dedek"
yg sabar ya jihan. derita ibumu berat
cerita yang alurnya banyak menguras emosi dan sumpah serapah karna kelakuan dua pria. yang satu bintang nyaris tak berhati. kedua kakeknya yang emang ga punya hati. harus off lama? ahh semoga saja setelah ini kamu ator akan rajin Up