Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lasmini
Setelah mendengarkan cerita dari Gandari, Lastri pun menyenderkan tubuhnya ke tembok dengan tatapan kosong karena lemas.. Sontak Prama pun segera menghampiri ibunya seraya menenangkannya
"Ambu.." lirih Prama memeluk Lastri
"Hiks.. Aku memang pernah curiga mereka ada hubungan khusus, sebab beberapa kali aku membuntuti kang Darsa diam-diam masuk kedalam rumah Nyai Darsih, semua kecurigaanku terus bertambah kala ia bersikukuh ingin menikahkanmu dengan Prama.. Tapi apa lagi ini, Gandari? huhuhu" tangis Lastri pilu
Gandari hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Lastri
"Tapi nyatanya bukan ibuku yang mempunyai hubungan khusus dengan Juragan Darsa, tapi seseorang yang bunuh diri gara-gara ulahnya!! Kebetulan ibuku tau segalanya. ia sering datang kerumahku untuk mengancam ibuku!" jelas Gandari
Prama pun menoleh pada Gandari
"Neng, kamu tau semua ini darimana? Setauku dulu kamu gak begini, neng!" tanya Prama penasaran
Gandari pun tersenyum sinis menatap Prama
"Saat akang meninggalkanku ke kota, lalu aku diberi gambaran-gambaran bahwa akang menghianatiku dikota!! Aku sudah tau segalanya, bahkan sebelum akang menjelaskannya" Jawab Gandari mantap
Tiba tiba Maman datang memberitahu Lastri dan Prama agar segera pergi dari sana
"Sampurasun, Nyai.. Hapunten itu Juragan sebentar lagi datang kemari!! Tolong pengertiannya" ujar Maman dengan raut wajah cemas
Prama pun segera bangkit dan merangkul ibunya yang masih lemas
"Ayo, ambu! Kita harus pergi sekarang.. Kita akan bicara lagi dengan mereka nanti" ajak Prama
Lastri pun menatap sendu pada Gandari dan Bagja
"Neng, maafkan ambu ya!! Ambu akan cari cara agar bisa membebaskan kalian dari sini.. Sekarang ambu harus pergi dulu!!" lirih Lastri memegang tangan Gandari
Gandari hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya
"Terimakasih, Ambu!!"
Prama pun segera menarik Lastri agar keluar sesegera mungkin, dan benar saja.. Juragan Darsa sudah dekat, namun beruntung Prama membawa Lastri bersembunyi disamping gudang itu
Juragan Darsa pun masuk kedalam gudang itu dan mendapati Gandari dan Bagja tengah duduk menatap tajam pada Juragan Darsa
"Gandariiii.. Hehehehe" seru Juragan Darsa terkekeh. Entah apa yang ia tertawakan, ia langsung duduk dihadapan Gandari dan Bagja
"Apa sebenarnya tujuanmu mengurung kami disini, hah? Kang Bagja tidak bersalah.. Bukankah kau mengincarku? Lepaskan dia!!" tutur Gandari ketus
"Wah.. Wahahaha.. tentu saja aku akan melepaskannya, tapi itu tergantung padamu!!" timpal Juragan Darsa menertawakan ucapan Gandari
Gandari kesal dan menatap jengkel pada Juragan Darsa
"Langsung ke intinya saja! Apa maksudmu?"
Juragan Darsa pun membuka ikat pinggangnya dan berniat mencambuk Gandari, ia sudah mengangkat tangannya keatas sembari memegang cambuk itu
"Ja-jangan lakukan itu, Juragan! kumohon!!" lirih Bagja berusaha bangun dan berniat melindungi Gandari
"Hahaha.. Lucu sekali kalian ini, memangnya aku mau apa?" ujar Juragan Darsa sembari kembali memakai ikat pinggangnya lagi seolah mempermainkan mereka
"Setan gila!!" umpat Gandari kesal, namun
PLAAAAKKK!!
Juragan Darsa menampar keras pipi Gandari hingga pipi mulus kemerahan itu tampak merah padam karena tamparan keras dari tangan kekar Juragan Darsa
Bagja sontak kaget dan langsung naik pitam
"Apa yang kau lakukan, s*alan!!" bentak Bagja tanpa sadar, sedangkan Gandari hanya memegang pipinya yang dirasa panas dan perih akibat tamparan itu
"Nyi, kau tak apa-apa?" tanya Bagja hawatir
Juragan Darsa pun menatap tajam pada Gandari dan mengambil parangnya yang ia sembunyikan dibalik badannya, lalu menyodorkannya pada Gandari
"Bilang padaku! Apa yang selama ini kau ketahui tentang rahasiaku?" tanya Juragan Darsa dengan mendekatkan parangnya dileher Gandari
"Juragan, apa yang kau.."
DUAGHHHH.. Bagja ditendang perutnya hingga terpental oleh Juragan Darsa
"Jangan ikut campur kalau kau masih ingin hidup, Bagja!!" bentak Juragan Darsa
"Jangan sentuh kang Bagjaaaaaaaa!" teriak Gandari dengan suara yang begitu menakutkan, ia pun menatap nyalang Juragan Darsa dengan dada yang kembang kempis
"Sekali kau menyentuhnya atau bahkan menyakitinya! Aku akan membunuhmu sekarang juga! Hosh.. Hoshh" ujar Gandari memperingati Juragan Darsa dengan nafas yang tersengal-sengal
"Kau pikir aku takut? Memangnya seberapa besar kekuatanmu hingga bisa mengalahkanku? dengar, aku tak pernah takut pada sumpah Nyai Darsih.. Bagiku itu hanyalah omong kosong belaka.. Dia menurunkan ilmunya padamu? Kau pikir kau bisa membunuhku? Dengan cara apa? Lihatlah, ibumu saja mati dengan mengenaskan hanya karena ucapanku!!" tantang Juragan Darsa menatap remeh pada Gandari
Gandari hanya diam sembari menutup matanya, namun dalam sekejap ia langsung membuka matanya dan memelotot menatap Juragan Darsa. Tercium bau gosong yang begitu menyengat hingga membuat Juragan Darsa keheranan
"Hihihihi" Gandari malah tertawa cekikikan, namun Juragan Darsa langsung tau bahwa itu bukanlah Gandari, melainkan Nyai Darsih yang merasuki tubuh anaknya
Grepp! Juragan Darsa langsung mencekik leher Gandari
"Nyai Darsih!! Kau kah itu?" tanya Juragan Darsa panik
"Wah.. Kau langsung mengenaliku ya? Kikiki.. Ku pikir kau sudah lupa.. Kekekekek" timpal Gandari dengan tertawa cekikikan
"Aku akan membunuh anakmu juga, Darsih!! Kau pikir aku takut padamu, hah?" ancam Juragan Darsa sembari mengencangkan cekikannya dileher Gandari
"Hahahaha.. Hihihi" Gandari hanya terus tertawa cekikikan
Tapi Bagja tau bahwa yang merasuki Gandari pasti tak akan merasakan cekikan itu, sebab Gandari berada dialam bawah sadarnya..
Ia pun merangkak mendekat kearah Juragan Darsa, namun Juragan Darsa yang merasakan pergerakan Bagja langsung menyabetkan parangnya pada punggung pemuda itu
Jlebbb! Craaattsss..
"Aaakkkhhhh!!" rintih Bagja merasakan sakit dipunggungnya akibat sabetan parang itu, namun Juragan Darsa yang sadar telah menyerang Bagja tanpa sadar langsung melepaskan cengkraman tangannya dari leher Gandari, sontak Gandari pun ambruk seketika
"Bagja! Bagjaaaa!!" teriak Juragan Darsa cemas melihat Bagja tak sadarkan diri, namun ia salah fokus pada sesosok wanita yang ada dipojok ruangan tengah menatap nyalang padanya. Namun beberapa detik kemudian sosok wanita itu malah menangis pilu yang terdengar sangat menyayat hati
"Hiks.. Hiks.. Huhuhu"
Deg! Keringat dingin mulai bercucuran dipelipis Juragan Darsa, ia mematung bukan main
"La-lasmi.. Lasmini? I-itukah kau?" ucap Juragan Darsa gugup menatap sosok perempuan itu
Prama dan Lastri yang masih bersembunyi pun cemas bukan main, terlebih saat mendengar erangan kesakitan Bagja saat disabet oleh parang. Bisa dibayangkan bahwa suasananya kini mulai menegang..
Prama pun berniat menghampiri Juragan Darsa yang masih ada didalam..
"Aku harus kesana, Ambu!!" seru Prama yang langsung pergi meninggalkan Lastri yang tampak mematung memikirkan sesuatu.. Ia jelas tak merasa salah dengar bahwa barusan suaminya menyebut nama 'Lasmini'
Tentu saja ia kenal pada seseorang yang bernama Lasmini, namun apakah benar Lasmini yang itu?
Deg! Lastri berdebar bukan main, ia hanya bisa mengepalkan tinjunya dengan erat menatap tajam ke depan