Dia meninggal tapi menghantui istri ku.
Ku genggam tangan Dias yang terasa dingin dan Bergetar. Wajahnya pucat pasi dengan keringat membasahi anak rambut di wajahnya. Mulutnya terbuka menahan sakit yang luar biasa, sekalinya menarik nafas darah mengucur dari luka mengangga di bagian ulu hati.
"Bertahanlah Dias." ucapku.
Dia menggeleng, menarik nafas yang tersengal-sengal, lalu berkata dengan susah payah. "Eva."
Tubuhnya yang menegang kini melemas seiring dengan hembusan nafas terakhir.
Aku tercekat memandangi wajah sahabat ku dengan rasa yang berkecamuk hebat.
Mengapa Dias menyebut nama istriku diakhir nafasnya?
Apa hubungannya kematian Dias dengan istriku, Eva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eva selamat, Seno tertinggal.
"Lalu?" tanya Seno datar.
"Pulanglah, dia milikku." kata Arya.
Kali ini Seno yang tertawa. "Sampai matipun, aku tidak akan menyerahkan istriku."
sehingga Arya menggeram marah, kemudian menyerang Seno dengan pukulan dahsyat, sekali sentuh Seno sudah terpelanting jauh.
Brak!
Kiyai Rasyid melompat, dia yang menjadi lawan Arya kini, mereka saling melempar dengan tenaga dalam, melesat dengan berbagai pukulan dan hantaman, sejauh ini tampak imbang.
Sedangkan Seno masih terjerembab merasakan remuk di sekujur tubuhnya. Dan sebuah tangan kecil terulur tepat di hadapan Seno.
"Kau?" Seno mendingak, namun perempuan pendek itu bungkam.
Seolah Dejavu, dia pernah berada di sini di alam mimpi, melihat hutan sekeliling dan juga gadis itu, namun bedanya kini ada Arya dan Kiyai yang sedang bertarung. Dan jangan lupa seorang nenek tua kini berjalan ke arahnya tergopoh-gopoh.
"Cepatlah, dia ada di dalam." kata perempuan tua yang sedari awal sudah menunggu di gerbang alam ghaib itu. Bahkan jauh sebelum Seno dan Kiyai datang, wanita itu bertarung dengan jin penjaga suruhan Arya.
Seno segera beranjak, mengabaikan gadis berambut panjang menyentuh tumit yang berdiri seram di hadapannya, dia pun berlari menuju gubuk bambu Arya.
"Eva! Sayang!" teriak Seno dia berlari langsung menuju bilik satu-satunya, dimana Eva sedang berbaring seperti orang mabuk, menggeliat dan merintih.
"Sayang!" Seno menghambur memeluk Eva, hatinya sakit melihat keadaan istrinya yang terbaring lemas, keadaannya menyedihkan, dadanya terbuka karena pakaiannya robek hingga ke perut.
"Cepat, bawalah menuju pintu!" kata perempuan itu.
Seno menolehnya heran, namun apa yang dikatakan semuanya benar. Dia harus cepat.
Seno mengendong tubuh Eva yang lemas, menutup da-da istrinya dengan jaket yang dipasang terbalik.
Belum juga keluar, sebuah hantaman membuat pintu tertutup rapat.
"Ya Allah! Nenek, tolong buka pintunya." kata Seno, memohon kepada perempuan tua di belakangnya.
Namun berulang kali perempuan tua itu berusaha membuka tetap tak bisa. "Arya mengunci pintu ini dengan ilmunya." kata nenek tua itu, membuat Seno sedikit putus asa. Satu pukulan saja sudah membuat Seno terpelanting, bagaimana dengan serangan yang lain.
"Bersabarlah Nak, aku akan memanggil seseorang." kata nenek tersebut, perempuan berambut gimbal beruban itu kemudian komat-kamit membaca sesuatu.
"Nek, mengapa kau membantuku?" tanya Seno Heran.
Perempuan tua itu menoleh Seno, dalam remang cahaya seperti ini wajahnya sungguh mengerikan.
"Anak ku juga mencintai manusia." kata nenek tersebut.
Seno terdiam, tak Berani menanyakan kelanjutannya. Namun nenek tersebut melanjutkan kata-katanya. "Anak ku mati ketika melahirkan seorang anak yang memiliki kekuatan luar biasa."
Seno paham, berarti pria yang sedang bertarung dengan Kiyai itu menginginkan Eva untuk melahirkan anaknya demi kekuatan. "Bagaimana caranya membawa istriku pergi dari sini Nek?" kata Seno.
"Ketika pondok ini hancur, bawalah lurus ke depan, duri dan jurang yang kau lihat hanyalah tipuan." ucapnya.
Tak lama kemudian, sebuah hantaman besar memporak-porandakan pondok bambu itu, Seno segera membawa Eva pergi lurus sesuai arahan nenek tua yang entah siapa, yang jelas dia harus membawa Eva.
Geraman Arya menggema memekakkan telinga, membuat waktu seolah berhenti.
"Hentikan Nak."
Seketika hening, hanya terdengar suara nafas yang berhembus masing-masing. Dukun hitam yang menjaga tepi sungai itu kini berdiri tegak berhadapan dengan Arya. Yang mengherankan dia memanggil jin laki-laki berbulu itu dengan sebutan Nak.
"Tidak!" jawab Arya, kembali ke mode ganteng tanpa bulu di sekujur tubuhnya.
"Kau tahu takdirmu adalah di sini, dan perempuan itu adalah manusia utuh, kau hanya akan menyakitinya." kata Aki.
"Tidak Ayah! Aku ingin anakku seperti manusia, tampan dan berkuasa!"
"Tapi perempuan yang melahirkan anak mu akan mati. Dan kau hanya akan hidup sebagai makhluk yang penuh dengan penyesalan. Seperti aku yang sudah tak tahu diri, dan ibumu musnah karena melahirkan kamu yang memiliki kekuatan melebihi kemampuannya."
Arya bergeming, saling bertatapan dengan Aki memikirkan kata-katanya.
"Lihatlah Nak, dia bahkan begitu lemah." kata Aki tua itu lagi, menunjuk Eva yang sedang di pangku Seno.
Seketika kecemburuan menguasai hatinya, rasa kasihan itu lenyap karena keegoisan yang mendarah daging bagi bangsanya.
"Lebih baik dia mati setelah melahirkan anakku, daripada dia mengambilnya!" Arya berteriak. Mengeluarkan segala kekuatan dan mengamuk siapa saja.
"Hentikan pangeran Arya!" nenek tua yang membantu Seno menghalangi cucunya yang ingin menyerang Seno.
"Minggir nenek tua!" geram Arya, disertai suara mengerikan menggema.
Brak!
"Dia nenek mu." Aki kembali menyerang Arya, menghalangi pukulan dahsyatnya.
"Aaargghhhh.. Grrrrhhmmmmm." Arya menggema lagi, dia tahu perempuan itu neneknya, wanita yang di usir oleh suaminya karena anaknya mati.
"Cepatlah!" titah Kiyai, dia maju bersama Aki, dan juga nenek tua yang membantu. Ketiganya bertarung habis-habisan melawan Arya yang memiliki kekuatan luar biasa. Ketiganya juga sudah terluka. Kiyai berdarah, nenek tua itu pun sudah tak karuan lagi.
"Ya Allah, selamatkan kami semua. Tolong ya Allah." Seno terus berdoa membawa Eva menuju sungai yang di katakan nenek tua itu. Namun entah mengapa jalannya terasa berat dan lambat.
"Mau kemana?"
Seno terbelalak ketika tiba-tiba Arya menghadangnya. Tangannya terulur mencengkeram leher Seno dengan kuat, matanya menyala seperti harimau di tengah malam.
"Ckkk aahh." Seno tak mampu melawan ketika tenggorokannya terasa akan pecah, kedua tangannya menahan tubuh Eva.
Brakkk!
Serangan serentak memukul punggung Arya hingga terlepas cekikan itu.
"Cepatlah Seno! Ikutilah arus sungai karena adikku sudah menunggu." kata Aki, langsung mendapatkan pukulan dahsyat dari Arya tepat di dadanya.
"Kiyai!" teriak Seno, teringat garam dan daun Bidara masih tersisa di dalam kantung celananya. Seno melemparkan gumpalan di dalam plastik tersebut.
"Pergilah! Arya setengah manusia." kata kiyai lagi, mengisyaratkan jika Lawan mereka cukup berat.
"Tapi-" Seno jadi berpikir, untuk tidak egois menyelamatkan diri sendiri sedangkan temannya malah bertarung mati-matian.
"Cepatlah Seno, kami akan menyusul jika istrimu sudah bebas!" teriak Kiyai lagi.
Seno mengangguk, tinggal beberapa langkah lagi dia sudah berada diambang jurang.
"Bismillahirrahmanirrahim." Seno membawa Eva melompat ke dalam arus berputar, gerbang alam ghaib dan alam manusia itu.
Byuurrr!
"Aggh!"
Eva sudah berhasil jatuh ke dalam arus, tapi Seno malah tertahan di ambang hutang dengan tubuh tergantung. Sebuah tangan kecil menahan tubuhnya.
"Kau! Lepaskan aku!" kata Seno.
Gadis hutan yang ada di dalam mimpinya itu menyeringai, menampakkan gigi-gigi hitam menyeramkan, lengkap dengan rambut panjang hingga ke tumit tak pernah mengecap sisir seumur hidup.
"Kau milikku!" ucapnya tertawa terbahak-bahak, menarik tubuh Seno naik keatas. Dia menemukan laki-laki tampan melebihi pangeran Arya yang berbulu hitam sekujur tubuhnya.
Yg diacak acak rumh ..yg berantakan hati...gini amat yak jd dewasa...punya banyak kartu ATM tp gak ada saldonya,malam susah tidur ,pagi susah bngun /Facepalm//Facepalm/
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
nanti bosa sah negara
masa iya mati berjamaah kan g lucu lah pemeran utama kok mati nya berjamaah
ayo lah arya kasih balik lah si eva jgn oula kau tahan di alam mu kasihan klo di hati mu aq pun ogah kau kan jin.. wkwkwkwkkkk🤣🤣🤣🤣🤣🏃♀️
tp siapa n3nek itu yahhh mau nolong eva
wuihhh keren deh petualangan nua masuk demensi lain