Alika tak pernah menyangka sebuah tragedi yang merugikannya akan membawa dia bertemu dengan seorang tentara tampan yang menyelamatkannya, cinta pandangan pertama langsung ia sematkan kepada tentara itu.
Tapi bagaimana bisa Alika mengatakan cinta pandangan pertama karena wajahnya saja Alika tidak pernah melihatnya karena wajah tentara tersebut tertutup oleh masker sehingga Alika sendiri tidak tahu tapi sudah mengatakan cinta padangan pertama hanya dengan melihat matanya saja dan belum tentu mereka akan bertemu kembali.
Bagaimanakah perasaan sang tentara apakah dia juga merasakan getaran pertama sama seperti Alika atau hanya berniat menolong karena Alika adalah korban yang harus di tolong??
Follow IG : Lala_syalala13
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21_Dasar Cowok Gombal
Satu hari kemudian di sinilah Alika sekarang, di bis milik rumah sakit yang sedang melaju ke arah perbatasan, jarak yang ditempuh hampir dua belas jam itu pun karena ada iring-iringan mobil polisi yang mengawal ajak bisa sampai lebih cepat.
Maklum selain jarak yang ditempuh cukup jauh dan juga akses jalan yang masih tertutup dengan material longsor dan banjir bandang menghambat perjalanan mereka.
Sampai di dekat jembatan yang tak jauh dari area pengungsian tim relawan medis diharuskan turun karena tidak bisa bis untuk melintas karena jembatan yang roboh membuat akses jalan terputus total.
Akhirnya semua relawan harus menyebrang sungai dengan mempertaruhkan nyawa mereka karena harus menerjang air yang masih begitu deras walau hanya sia-sia air dari atas karena sudah turun saat bencana terjadi.
"Kasihan banget ya, aku gak tega lihat mereka semuanya." seru dokter Sarah saat sudah sampai di camp pengungsian dan melihat banyak sekali orang yang butuh pertolongan mereka.
Segera semua relawan medis pun menjalankan tugas mereka, Alika juga sama dia berjibaku mengoperasi korban yang begitu parah sekali, ini pertama kali baginya ikut hal seperti ini.
Ternyata memang susah sekali menangani pasien tanpa alat yang memadai, apa lagi dia harus ekstra hati-hati karena semua terbatas jadi sebisa mungkin dia menggunakan peralatan yang ada dan harus menggunakan seperlunya saja.
Akhirnya setelah berjibaku hampir enam jam akhirnya Alika pun selesai juga, dia keluar dari ruang operasi dengan mata yang begitu lelah, belum sempat beristirahat saat sampai namun langsung bekerja apa lagi perjalanan yang jauh sungguh membuat Alika merasakan begitu berat sekali.
"Dokter capek ya?" tanya Lula sambil memberikan minuman dingin untuk Alika yang duduk di depan mencari udara segar sebentar.
"Lumayan sih, tapi mau bagaimana lagi sudah pilihan kita masing-masing." ucap Alika dan di angguki oleh Lula.
"Dokter emang paling top, gak nyesel Lula bertahan didekat dokter." ujar Lula memberikan pujiannya dan hanya mendapatkan senyum dari Alika.
Alika sebentar ingin bertemu dengan sang suami, rindu sekali namun bagaimana lagi pasti sang suami sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaan yang pasti begitu berat sekali.
Di sisi lain Ethan belum tahu kalau sang istri ikut dalam tim relawan karena dia dari malam ke malam terus membantu membersihkan tempat dan juga mencari korban jiwa yang masih belum ditemukan.
Sampai malam harinya tim menunda pencarian karena pencahayaan yang kurang dan juga tenaga para prajurit dan relawan yang sudah terkuras habis karena hampir dua hari mereka tidak beristirahat.
"Kapten katanya untuk pencarian di lakukan besok lagi." ucap Bima dan di angguki oleh Ethan, karena dia sudah berkomunikasi dengan komandan Bagas agar pencarian di lanjutkan besok saja.
"Iya, untuk pencari di lanjutkan besok saja sekarang lebih baik kita istirahat menyegarkan tubuh." ucap Ethan dan di angguki oleh semuanya.
Mereka pun kembali ke pengungsian di mana tempat masih ramai karena jam masih menunjukkan pukul delapan malam, di sana sudah banyak relawan dan juga bantuan yang terus berdatangan.
Hingga tak lama indra penglihatan Ethan menangkap sosok yang sangat dia kenal, sosok yang sudah dia rindukan padahal baru berpisah kemarin.
"Sayang?" panggil Ethan membuat Alika dan Lula yang masih asyik mengobrol langsung melihat ke arah sumber suara.
"Mas, mas udah balik? Gimana soal pencarian nya?" tanya Alika yang seharusnya dia bisa menemani namun harus di batalkan karena dia ada operasi tadi.
"Kamu ada di sini?" tanya Ethan kaget dan tidak menjawab pertanyaan sang istri.
"Iya mas." jawab Alika.
"Dokter, kapten Ethan saya pamit ya." sahut Lula merasa jadi obat nyamuk jika terus berada di sini.
Karena kondisi sudah mulai aman akhirnya Alika dan Ethan pun memiliki duduk di depan tenda dengan melihat ke arah tenda medis dan tenda konsumsi yang banyak orang masih berlaku lalang.
"Perjalanan nya panjang ya?" tanya Ethan merasa kasihan dengan sang istri yang pasti capek sekali.
"Lumayan mas."
"Mau mas pijat?" tawar Ethan namun langsung mendapatkan gelengan dari sang istri.
"Gak usah mas aku gak papa kok, seharusnya aku yang tanya ke kamu, kamu gimana gak capek?" tanya Alika mengkhawatirkan sang suami.
"Sebenarnya capek tapi waktu lihat ada kamu capek ku langsung hilang." ujar Ethan yang langsung mendapatkan pukulan pelan dari sang istri di lengannya.
"Dasar cowok gombal." ucap Alika.
"Gombal ke istri sendiri boleh dong." ujar Ethan dengan senyum menggoda sang istri.
"Ih kamu mah ngeselin." tutur Alika.
Mereka pun duduk cukup lama kemudian Alika pamit masuk untuk istirahat begitu pun dengan Ethan, harap maklum kalau mereka tidak tidur bersama karena memang tanda nya beda, ada khusus para prajurit dan juga relawan medis.
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13