Pernikahan Impian Ayank, ternyata membawanya masuk ke dalam gulungan ombak yang menghantamnya berkali-kali tanpa perasaan.
Alex tak pernah menyangka, sekam basah yang terlihat seperti tumpukan sampah kotor dimatanya, bisa membakar habis seluruh kehidupannya yang sempurna.
Seperti apa pernikahan keduanya akan berjalan, jika mereka sama-sama menyimpan sekelumit rahasia pelik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeyra_S Antonio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Ayank
Ayank terlihat berkeringat cukup banyak, selain memang dia menaruh sambal dalam jumlah banyak. Suasana warung yang pengap dan sesak dengan pengunjung membuat nya semakin terasa hot dalam segala hal.
Arkhan beberapa kali mengelap keringat di kening Ayank, wanita itu tak protes sama sekali. Entah kenapa hati nya begitu senang mendapat perhatian pria itu. Anggap saja dia tidak tau diri, menikmati perhatian dari pria lain saat masih berstatus istri seseorang.
"Sudahi saja, pesan yang baru. Lihat wajahmu sudah memerah semua seperti ini." Ujar Arkhan terlihat khawatir.
"Aku tak apa, ini enak. Aku dulu pernah memakan makanan ini bersama seseorang, yang sudah seperti adik bagiku. Pria kecil yang selalu mengintili ku kemana saja seperti ekor. Bahkan dia selalu mengatakan, jika kelak aku akan menjadi kekasih nya. Padahal usia kami terpaut 3 tahun. Sayang sekali dia menghilang entah kemana setelah kecelakaan mobil beberapa tahun yang lalu. Padahal aku sangat menantikan janjinya untuk menjadikan ku kekasih tuanya saat dia dewasa."
Cerita Ayank sedikit menerawang dengan senyum muram.
Sedangkan jantung Arkhan bertalu-talu tak karuan. Pria itu menatap lekat wajah wanita yang kini tengah duduk di hadapan nya dengan tatapan menelisik.
Sesaat Ayank menoleh, bekas luka berupa goresan kecil di bagian belakang telinga nya terlihat jelas oleh Arkhan. Mata pria itu memanas, kenapa harus sekarang. Kenapa di saat fisik nya sudah tak lagi sempurna. Arkhan lekas menyudahi makan nya lalu membayar dan tak lupa membungkus satu untuk mbok Nah, sang ibu.
"Kenapa buru-buru sekali, apa aku ada janji dengan seseorang?" Tanya Ayank sedikit tak rela, dia berniat lebih lama bersama Arkhan untuk bercerita banyak hal. Karena itu lah tujuan nya datang ke sana.
"Ya, aku ada janji dengan kekasih ku. Maaf, aku harus segera pulang, kau hati-hati lah di jalan." Ucap Arkhan tergesa-gesa lalu meninggalkan Ayank yang masih mematung dalam diam.
Ayank merasa sakit yang entah. Benarkah Arkhan telah memiliki seorang kekasih? Ah, kenapa dia bisa meremehkan pria itu. Wajahnya boleh saja tak sempurna, namun Arkhan menyimpan ketampanan di balik ketidaksempurnaan nya itu. Namun sang hati mendadak tak rela juga kecewa, sungguh serakah. Bukahkah dia sudah menikah?
Ayank tertawa miris, tak ada satupun pria yang benar-benar menginginkan nya.
🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁
Ayank melanjutkan perjalanan nya menuju kota kecamatan. Lalu berhenti di depan sebuah hotel tiga lantai. Setelah melakukan check_in, Ayank berjalan menaiki tangga menuju kamar nya di lantai dua. Hanya ada sebuah spring bed ukuran dua orang juga kamar mandi kecil di dalam nya. Cukuplah untuk nya sekedar berteduh untuk beberapa hari ke depan.
Ayank memilih mandi terlebih dahulu sebelum melakukan misi nya. Dia tak ingin kembali dengan sia-sia. Tak peduli apa yang akan dia hadapi, kini dia sudah siap untuk semua nya.
🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁
Ayank terlihat sangat serius mendengarkan informasi dari seseorang di ujung telepon. Sesekali alur nafasnya seperti sedang memikirkan hal yang sangat berat.
"Baik lah, lakukan tugas lain. Alihkan perhatian mereka, beri sedikit guncangan. Sisa nya biar aku yang akan melakukan nya sendiri. Terimakasih banyak atas informasinya mu yang selalu cepat dan akurat. Maaf, aku belum bisa memberi mu bonus. Juga pada yang lain nya, kau boleh menjual salah satu mobil ku. Bagikan hasil nya pada yang lain dengan bijak." Setelah menyampaikan kalimat ucapan terimakasih nya, Ayank kembali menaruh ponsel di dalam saku jaket nya.
Malam ini akan menjadi malam perburuan nya. Dengan sedikit harapan yang terus Ayank pupuk agar semakin subur, wanita cantik itu kemudian turun dari lantai di mana kamar nya berada.
"Aku akan memberikan badai yang tak akan bisa kau halau oleh benteng apapun Hugo Chavez. Bermain dengan ku? kau sungguh salah sasaran, aku akan menjadi eksekutor mu dengan senang hati. Tunggu dan lihat lah, aku tak keberatan untuk mengirim mu ke neraka menyusul kedua orang tua mu. Seperti nya kau sudah sangat merindukan ke-dua orang tua jelmaan iblis tersebut. Hingga nekat mengusik kedamaian yang seharusnya tak boleh kau sentuh sama sekali." Gumam Ayank Sepenjang langkah kaki nya menuju parkiran hotel.
Meskipun dia sekarang tak memiliki cukup uang seperti kemarin, namun dia memiliki orang-orang berkualitas, yang sangat loyal pada nya. Yang kesetiaan nya tak lagi di ragukan. Boleh di katakan, Ayank sedang dalam fase krisis keuangan. Wanita itu menggelontorkan dana hampir 4 miliar untuk biaya perawatan Miska hingga sembuh total. Anggap saja dia sedang menginvestasikan uang nya untuk sesuatu yang lebih besar, kelak dia yakin akan ada harga untuk semua pengorbanan nya tersebut, meski dia tak pernah berharap sebuah imbalan apapun.
🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀
Ayank berkendara santai mengikuti jalan yang menuju ke rumah seseorang. Seusai alamat yang dia dapat, mobil Ayank berhenti di depan sebuah rumah minimalis sederhana namun sangat indah juga tertata rapi. Senyum nya mengembang kala melihat seorang pria tengah duduk di teras rumah, sambil memakan sebuah penganan di temani secangkir minuman hangat. Itu terlihat dari asap yang mengepul indah bagai kabut malam.
Tinggi pagar rumah tersebut hanya sebatas pinggang orang dewasa. Itu kenapa Ayank bisa melihat nya dengan mudah.
"Aku yakin kau tak akan menolak kehadiran ku adik kecil. Kita lihat seberapa kuat kau melawan pesona kakak ipar mu ini?" ucap Ayank menyeringai misterius. Wanita itu kemudian memarkir kan mobil nya tepat di bahu jalan di depan rumah Arkhan.
Arkhan mengernyit heran melihat sebuah mobil berhenti di depan pagar rumah nya. Padahal dia tak ada pesanan sayur apapun dari pelanggan. Dan lagi di kebun nya hanya ada sisa beberapa untuk lauk makan sehari-hari.
Terlihat seorang wanita dengan setelan baju batik menyerupai baju tidur, namun lebih terlihat kekinian. Hingga seperti baju jalan yang sangat pas di tubuhnya yang indah.
Hampir saja Arkhan tersedak potongan singkong goreng kala matanya melihat rupa si wanita.
"Ayank.." gumam nya pelan.
"Hai..! aku rasa aku sedikit nyasar, dan tak sengaja melihat mu sedang duduk santai di teras. Apa aku boleh mampir? ku rasa singkong goreng tersebut tak akan habis kau makan sendirian. Lagi pula ini malam minggu, tak baik jika hanya duduk termenung seorang diri." Sapa Ayank yang kini berdiri tepat di ujung teras.
"Aku sedang menunggu kekasih ku tiba, jika kau nyasar aku akan meminta pak Boni mengantar mu pergi. Aku khawatir kekasih ku salah paham dan cemburu padaku." Ketus Arkhan membuat kedut di bibir Ayank semakin tergelitik ingin tertawa keras.
"Ah, sayang sekali. Ku pikir kau jomblo. Baiklah, paling tidak bagi aku sepotong saja singkong goreng nya, aku belum makan malam. Dompetku tertinggal di hotel." Ucap Ayank sedikit memelas, ekspresi wajah nya sangat meyakinkan untuk di lihat sebagai seorang wanita malang.
"Ini, pergilah sekarang sebelum kekasih ku tiba..." ujar Arkhan masih tak bersahabat, pria itu memberikan dua potong singkong goreng di gulung di dalam tisu.
"Loh nak? ada tamu? kok tidak di suruh duduk ini gimana sih. Duduk nak, maaf kursinya cuma kursi kayu gini aja. Sini, kebetulan mbok buat kan bubur jewawut. Pasti belum pernah makan kan? ayo duduk jangan sungkan-sungkan, Arkhan belum pernah ajak teman ke rumah selama ini. apalagi perempuan, si mbok jadi senang." Ucap wanita itu nyerocos bagai petasan tahun baru.
Arkhan memalingkan wajahnya menahan malu, ketahuan sudah kalau dia tidak memiliki kekasih.
"Mbok..." bisik Arkhan malu.
"Kenapa Ar, benak kan? kau beruntung di apelin perempuan di malam minggu ini. Mbok pikir tidak akan ada yang mau menjadi pacar anak mbok yang tampan ini. Eh? ternyata cantik bener kaya bidadari." Puji mbok Nah bersemangat.
"Kenal kan, nama saya Ayank mbok. Pacar nya Arkhan." Ujar Ayank memperkenalkan diri, Arkhan melotot tajam kala mendengar kalimat yang membuat nya serasa melayang bagai balon udara. Namun mengingat siapa dirinya, Arkhan tak ingin GR.
"Masa? ya ampun nak, rupanya target pacarmu sesempurna ini toh. Pantas aja calon dokter itu kalah. Cantik ini mah tidak ada dua nya." Ujar wanita itu lagi. Ayank kini duduk bersisian dengan Arkhan. Senyum Ayank terbit kala mendengar pujian wanita paruh baya itu. Namun sekaligus merasa terusik oleh kalimat lain. Calon dokter? ah, saingan nya rupanya tak main-main.
"Makasih mbok, jangan terlalu memuji tinggi. Tidak baik, nanti saya bisa lupa diri." Ujar Ayank merendah.
Mbok Nah rupanya sangat pengertian, wanita itu beralasan kelelahan dan ingin segera beristirahat. Kini hanya meninggalkan Arkhan dan Ayank yang sedang berada dalam situasi canggung.
Lebih tepatnya Arkhan yang merasa canggung, karena telah berbohong pasal kekasih khayalan nya. Nyatanya tak sekalipun Arkhan pernah membawa siapapun ke rumah nya, apalagi seorang wanita.
Pria itu di dera rasa malu yang besar, akibat dari berbohong pada Ayank dan langsung ketahuan saat itu juga.
🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁
Readers ku yang baik hati, mohon dukungan nya ya🙏🙏😚😚
Novel remahan ini sedang mengikuti lomba, tidak berharap untuk mendapatkan juara. Author hanya pengen agar tulisan ngacak ngalur ini di baca oleh banyak readers baik seperti kalian🤗🤗🤗🥰🥰🥰
Dukung terus yak, jangan lupa untuk tinggal kan jejak nya, pembaca gelap jangan lupa favorit/ subscribe yaa😘😘😘
Lope lope yang banyak buat kalian semua🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰