NovelToon NovelToon
Sepasang Mantan

Sepasang Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Keluarga
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: moon

Seseorang itu akan terasa berhaga, manakala dia sudah tak lagi ada.

Jika itu terjadi, hanya sesal yang kau punya.

Karena roda kehidupan akan terus berputar kedepan.

Masa lalu bagai mimpi yang tak bisa terulang.

Menggilas seluruh kenangan, menjadi rindu yang tak berkesudahan.

Jika ketulusan dan keluasan perasaanku tak cukup untuk mengubah perasaanmu, maka biarlah ku mengalah demi mewujudkan kebahagiaanmu bersamanya, kebahagiaan yang telah lama kau impikan. -Stella Marisa William-

Sungguh terlambat bagiku, menyadari betapa berharganya kehadiran mu, mengisi setiap kekosongan perasaanku, mengubah setiap sedihku menjadi tawa bahagia, maaf kan aku yang bodoh, maafkan aku yang telah menyia nyiakan perasaan tulusmu -Alexander Geraldy-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Bu ... tuan muda demam, dia hanya merengek sejak selesai makan malam -Ima-

Iya, makasih infonya, kabari ibu terus yah -Stella-

Sejak menerima kabar dari Ima, Stella otomatis tak bisa lagi memejamkan matanya, hanya menatap kosong langit langit kamarnya, yang ada dipikirannya hanya dipenuhi semua tentang putra sulungnya.

Stella bangkit dari tempat tidurnya, berkali kali ia mencoba menenangkan diri, 'tak apa Stella, Kevin pasti hanya demam biasa' Stella berujar dalam hati, berharap kalimat itu mampu menghilangkan gelisah nya.

Stella terus berjalan mondar mandir mengelilingi kamarnya, semakin malam bukannya semakin tenang, justru ia merasa semakin gelisah, bayangan Kevin menangis tiba tiba melintas di pelupuk matanya.

jam dua belas malam Ima kembali mengirimkan pesan singkat, bukan hanya pesan singkat, Ima juga mengirimkan video yang ia buat secara sembunyi sembunyi ketika Kevin menangis histeris.

Semakin tinggi demamnya bu, padahal sudah minum turun panas, dan tangis nya semakin kencang. -Ima-

Tanpa sadar air mata Stella menetes, ditambah lagi rekaman suara Kevin membuat hatinya tersayat sayat, apakah ini ikatan batin seorang ibu dengan anaknya?

"Apa kamu juga merindukan mommy nak?" Stella bergumam sendiri manakala melihat kembali video berdurasi dua menit tersebut, naluri keibuannya ingin segera memeluk putra nya tersebut, namun apalah daya, mereka terpisah jarak. "mommy juga merindukanmu."

Stella memeluk ponselnya erat erat, rasa rindu, bersalah, namun tak berdaya bercampur menjadi satu, tiba tiba sebuah rencana melintas di benak nya.

'Haruskah aku mendatangi Kevin?'

'Yah mungkin Harus seperti itu'

'Tapi bagaimana jika kak Richard tahu?'

'Akankah kak Richard mengizinkan?'

'Ini sudah terlalu malam'

'Tapi kan aku bisa pergi sendiri, tanpa perlu sopir untuk menemani'

Setelah beberapa saat bermonolog sendiri dalam hati, Stella pun meninggalkan kamar nya, tak lupa ia menyambar sling bag nya.

Penerangan yang remang remang, tak membuat Stella kesulitan berjalan, karena Stella sangat hafal setiap sudut di rumah yang sudah ia tempati sejak kecil.

Ketika sampai di ruang tengah, tiba tiba lampu utama menyala terang, Stella diam mematung di tempatnya, perlahan lahan ia menoleh dan mendapati Richard tengah berdiri di dekat saklar lampu.

"Kenapa kamu berjalan mengendap endap dalam gelap?, seperti pencuri saja."

Suara Richard bagai petir yang menyambar telinga Stella.

"Kak, aku ... " Stella berucap ragu.

"Kamu kenapa?" Richard berjalan santai menuju ruang makan, kemudian menuang air putih kedalam gelas yang ia bawa sejak keluar dari kamarnya.

"Kak, bolehkah aku keluar sebentar?" Stella memberanikan diri bertanya, apapun hasilnya, setidaknya ia sudah mencoba.

"Kemana tujuanmu?.

Stella mulai gugup, tangannya mengeluarkan keringat dingin.

"Kevin demam kak, dia terus menerus menangis." Stella berujar sedih.

Namun hal itu sama sekali tak berpengaruh pada Richard, "lalu...?"

"Aku ingin menemuinya untuk terakhir kali, tolong izinkan aku kak," Stella memohon penuh harap agar Richard setidak nya berbelas kasih pada putra sulungnya.

"Tidak ku izinkan, kembalilah kekamar mu," perintah Richard.

Stella terdiam sesaat, benar benar tidak menyangka, Richard akan setega ini dengan keponakannya.

"Kak, kenapa kakak tega, dia anakku kak, keponakan kakak, cucu mama dan papa, apa kakak tega membiarkannya sakit?"

Richard memiringkan senyum nya, "Sejak awal sudah aku katakan, bawa saja kedua anakmu, kenapa kamu bersikeras menyerahkannya pada Alex, dan sekarang ... lihat?"

Stella yang sejak tadi menangis, kini hanya bisa sesenggukan memikirkan ucapan Richard.

Stella terduduk di sofa, namun pikirannya melayang memikirkan kondisi putra sulungnya.

Tiba tiba ponselnya kembali berbunyi, panggilan dari Ima, dengan cepat Stella menjawab, tak lupa menghidupkan mode loudspeaker, agar Richard mendengar suara Ima, dan berhenti berpikir bahwa Stella sedang berbohong.

"Gimana kondisi Kevin sekarang?" tanya Stella tanpa basa basi.

"Pak Alex sedang bersiap membawa tuan muda ke rumah sakit bu," Jawab Ima, dari suaranya Stella bisa menduga bahwa Ima sedang berbisik, agar ia tak ketahuan memberikan informasi.

"Rumah sakit mana?" tanya Stella lagi.

"Saya kurang tahu bu, tapi sepertinya William Medical Center, karena itu rumah sakit terdekat."

"Baiklah,"

"STELLAAAAA"

Belum sempat stella mematikan panggilan teleponnya, suara Richard sudah menggelegar memanggil namanya.

Stella yang terkejut, hanya bisa mendekati Richard.

Dengan takut takut, di genggamnya tangan saudara tertuanya tersebut, berharap Richard bisa diluluhkan dengan sentuhannya.

"Aku mohon kak," pinta Stella berurai air mata.

Namun Richard tetap kukuh pada pendiriannya, Pria itu menggeleng kuat.

Tubuh Stella lemas, seketika genggaman tangannya lepas dan dia hanya bisa terduduk di lantai.

"Dengarkan keputusan terakhirku, satu langkah saja kamu bergerak menjauhi pintu, maka kakak akan mengirim Andre ke tempat yang jauh,"

Stella tercengang, matanya terpejam dan air matanya semakin deras mengalir.

Akhirnya ia hanya bisa pasrah, dengan keputusan Richard, walaupun hatinya sungguh hancur, hati ibu mana yang tega melihat anaknya menderita.

Stella meneteskan air mata, namun bibir nya menampakkan senyum miris, "sejak kapan kakak berubah menjadi pria kejam, aku tak ingin melawan mu kak, aku hanya ingin memastikan anakku baik baik saja, apa begitu berat hanya untuk mengizinkanku menemui anakku?"

"Jangan salahkan sikapku, aku hanya ingin melindungi mu, coba saja kalau kamu berani keluar dari rumah ini, kamu pasti menyesali nya."

Richard yang tak ingin lagi mendengar bantahan Stella, kemudian ia berjalan kembali menuju kamar.

...✨✨✨...

Alex terpekur menatap wajah putra sulung nya, bayi kecil itu akhirnya terlelap karena kelelahan menangis, bayangkan saja ia menangis sejak jam tujuh malam, walaupun tidak histeris seperti semalaman, namun tetap saja, untuk ukuran bayi berusia satu tahun kekuatan tangisnya sungguh luar biasa.

Semalam, Kevin bahkan tak mau di tidurkan, pelukan Alex adalah satu satunya tempat ia bisa mengistirahatkan tangisnya, karena ketika di peluk oleh Alex dia hanya menangis lirih, namun ketika di tidurkan di kasur, dia histeris hingga membuat siapa pun tak tega mendengar tangis nya.

Alex menempelkan punggung tangannya di kening Kevin, badannya masih terasa panas walau tidak sepanas malam sebelumnya.

Alex meraih tangan mungil Kevin lalu menempelkannya di pipi, sejak semalam tak ada kata lain yang mampu ia ucapkan selain kata maaf.

Sentuhan di punggung nya, membuat Alex menoleh ke belakang, ternyata Lani sudah sang mama sudah tiba, semalam ia hanya pergi ke rumah sakit bersama Ima, dan sekarang Lani datang, pasti untuk menggantikan ia menjaga Kevin.

Senyuman Melani menyambut tatapan lelah Alex, "istirahatlah, mama akan menggantikanmu,"

"Tidak mah, Alex tidak akan beranjak dari sisi Kevin,"

"Baiklah jika itu yang kamu inginkan, mama akan menamanimu di sini." Lani mengambil kursi agar ia bisa duduk disisi Alex.

"Sudah menghubungi Stella?" tanya Lani pelan.

Alex menggeleng, bibirnya tersenyum getir, "Alex malu mah, dulu Alex menghianatinya, tapi sekarang setelah berpisah, Alex menelepon dia hanya untuk mengabarkan bahwa Kevin sedang sakit, sungguh sangat keterlaluan jika Alex melakukan itu,"

Lani tersenyum lembut, diusapnya helai helai rambut Alex, "Apa sekarang kamu merasakannya, jika keberadaan istrimu sangat berharga?"

tiba tiba Alex ter isak, "iya mah, maaf, maafkan sikap Alex ma, kini Alex menyesal sekali, andai waktu bisa berulang kembali, tak akan kusia siakan keberadaan Stella disampingku."

.

.

.

.

.

.

.

.

Sampai sejauh ini, terimakasih banyak yang sudah like ... progres populer nya pun terus meningkat ... mohon dukungannya terus yah 🥰🥰💪💪 terus terang othor takut kalo ikut crazy up, takut gak sesuai dengan permintaan editor, dan gak bisa memenuhi target, tapi othor janji ... sesekali mau kasih bonus 2 bab buat para readers tersayang 😘😘😘

1
15_01 RD
wkwkwkwk
15_01 RD
Dasyattnya efek dari sebuah pengkhianatan 😔
Sera
lnjut thot
Sera
Luar biasa
Sera
lnjut
ma2nya i2
kenapa kalimat ulangannya terlalu panjang...
Anonymous
k
Puspita Sari
kalo cowok yg udh bener" cinta ma 1 perempuan walaupun menunggu selama apapun pasti pendiriannya akan ttp teguh ..kaya Alex ini walaupun di awal sempet oleng tapi 14 tahun dia bertahan menunggu udh gtu menahan hasratnya ckckckk....gila benerr hahahha
ma2nya i2
Luar biasa
Puspita Sari
wah .awas lu Alex ati" jgn sampe tuh mafia kepincut sama mantan istrimu hahhaha
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα
sad
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα
ihhhh bawanggg lahhh hoyong ceurikkk
Puspita Sari
Dimas sosok asisten yg sweet bangetttt
Puspita Sari
kalo menurut gw Richard keterlaluan sih....
T' hole diary🍑
alur ceritanya kok aduhhh /Drowsy//Drowsy/, padahal awal2 bagus alur ceritanya. tapi maaf ya ini certanya alurnya kecepetan makin s
kesini malah jadi kayak sinetron, 7 tahun kemudian, 7 tahun kemudian. Ini lama2 fokus ceritanya malah berubah bukannya ke konflik tokoh mantan suami istri itu malah kepecah ceritain anaknya terus lama lama ini
T' hole diary🍑
sok banget kakanya ngatur2 kayak an jg emang, gedek gua orang kayak model gitu terlalu jauh ikut campur urusan pribadi orang lain walaupun dia masih saudara kandung tapi itu udah keterlaluan ikutcampurnya
Aefa Afgari
menurutku lebih gereget kisah brian dan riana krn sdh sy baca duluan 😄
vivin ratnasari
Wah..LUAR BIASA 😍😍😍
Aefa Afgari
Kasian gadisya tidak bersalah
vivin ratnasari
benar-benar menyayat hati,,banjir air mata thorrrr😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!