Ellen merencanakan misi besar untuk menghancurkan pernikahan Freya dan Draco.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PKM BAB 17 - Bocah Hacker
Ellen keluar dari kamarnya, dia harus melakukan kampanye supaya menarik simpati penghuni istana.
"Pertama-tama aku harus ke perpustakaan dulu," gumam Ellen.
Kali ini Ellen ingin datang seorang diri. Jadi, dia memerintahkan Rara dan pengawal yang menjaganya untuk tinggal.
"Aku bisa menjaga diri sendiri," ucap Ellen tegas. Dia tidak mau dianggap lemah, setelah mengalami beberapa kali insiden sebelumnya, Ellen belajar jika dia tidak akan diserang di siang hari.
Tanpa memperdulikan tatapan yang mencemooh dirinya, Ellen pergi ke perpustakaan dan belajar di sana. Dia mencari buku biografi Queen De Servant terdahulu.
"Ini dia, aku harus membuat visi dan misi kemudian melakukan kampanye," ucap Ellen percaya diri.
Di ruangan perpustakaan itu tampak sepi karena memang jarang digunakan.
"Apa kau yakin akan berhasil?"
Suara anak laki-laki terdengar di indera pendengaran Ellen yang membuatnya mencari sumber suara. Ternyata yang menegurnya adalah bocah laki-laki yang umurnya sekitar sepuluh tahun.
"Tentu saja yakin," sahut Ellen. "Saat mendengar visi dan misiku pasti mereka akan berpihak padaku!"
"Bukankah itu terlihat bodoh?" tanya anak itu lagi.
"Tahu apa kau, sebaiknya anak kecil sepertimu jangan menggangguku," jawab Ellen begitu ketus karena anak menyebalkan itu.
Bukannya pergi, anak itu justru menarik tangan Ellen dan membawa Ellen ke tempat rahasia yang berada di balik rak buku.
"Namaku Ruzel dan ini tempat rahasiaku, kau orang pertama yang aku beritahu jadi jaga kerahasiaan tempat ini," ucap Ruzel memperkenalkan diri.
"Aku tidak ada waktu untuk bermain-main jadi cari saja teman bermain sesuai usiamu," sahut Ellen dengan membalik badannya karena merasa waktunya terbuang percuma.
"Apa benar kau tidak ingin melihat sesuatu yang akan aku tunjukkan, Ellen Adriana Hill?" tanya Ruzel.
Mata Ellen langsung terbelalak karena namanya bisa dipanggil secara lengkap oleh seorang anak kecil.
"Bagaimana kau tahu namaku?" tanya Ellen balik, dia kini mendekati Ruzel dengan bersilang dada.
"Itu cukup mudah, aku penasaran saat melihatmu bertanding dengan Queen Freya. Setelah itu aku mencoba melacak identitas aslimu dan aku terkejut karena ternyata kau yang seharusnya jadi Queen di istana ini," jelas Ruzel.
Kemudian Ruzel membuka kain yang menutupi peralatan komputernya.
"Ayahku adalah anggota dewan IT namanya Loyd. Jadi, bakat IT itu turun padaku," tambahnya.
Ellen jadi tertarik pada Ruzel, setidaknya dia tahu, anak itu berpihak padanya.
"Aku menemukan pemberontakan terencana dan ayahku ikut terlibat karena dia ikut dalam memalsukan data keuangan istana!" Ruzel memberikan data asli dan data palsu keuangan yang telah dimanipulasi.
"Jadi untuk siapa ayahmu bekerja?" tanya Ellen.
"Dante, dia adalah orang kepercayaan King dan Queen sebelumnya. Dante menjadi tetua dan penasehat di istana ini, dia juga dipercaya dan bertanggung jawab untuk urusan keuangan istana," jawab Ruzel.
"Dante, ya? Apa dia juga bertanggung jawab atas tradisi pernikahan di istana ini?" tanya Ellen memastikan.
Ruzel membalas dengan anggukan kepala yang membuat Ellen mengepalkan kedua tangannya.
"Bukankah Dante artinya mengatur kecelakaan yang aku alami?" Ellen menjadi emosional sekarang. "Informasi apalagi yang kau dapatkan?"
"Aku akan memberitahumu lebih banyak jika kau menjamin keselamatan ayahku. Seorang pengkhianat tidak akan diberi pengampunan, ayahku adalah keluargaku satu-satunya setelah ibuku meninggal," ucap Ruzel yang ingin keselamatan sang ayah.
Ellen tidak bisa membuat janji yang tidak bisa dia tepati.
"Aku tidak janji tapi kita bisa membuat ayahmu ada di pihak kita," sahut Ellen seraya mengacak rambut Ruzel. "Jadi, sekarang kita tim, 'kan?"