Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Begini Rasanya?
Setelah keduanya tiba di dalam apartment tidak ada yang berubah dari Anggrek, hanya satu yang hilang. Senyum yang biasa Arjuna temukan meskipun ada raut lelah itu sekarang lenyap entah kemana.
"Abang mau mandi dulu atau bagaimana?" tanya Anggrek pada Arjuna.
"Tadi aku sudah mandi, karena terlalu letih jadi aku memutuskan mandi di kantor," kata Arjuna takut-takut jika sang istri meledak seperti waktu itu.
Anggrek hanya menganggukkan kepalanya.
"Apa Abang sudah makan?" tanya Anggrek kembali pada sang suami dan lagi-lagi dengan wajah yang sulit di terjemahkan Arjuna juga menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, ini piamanya. Ada baiknya Abang segera tidur, aku ingin mandi dulu dan mungkin agak lama. Jangan menungguku karena aku ingin berendam," kata Anggrek.
Yang di katakan oleh Anggrek adalah kebenaran dan kebohongan. Benar jika dia ingin berendam karena tubuhnya terasa sangat letih dan bohongnya adalah Anggrek butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikirannya yang ingin meledak saat ini.
"Aku harap apapun yang buruk yang ada di kepalaku saat ini tidaklah benar," lirih Anggrek seraya memejamkan matanya yang mengakibatkan air mata itu jatuh di pipi mulusnya.
"Abang aku akan selalu berusaha untuk mengerti dan memaklumi apapun itu. Hingga nanti sampai pada titik di mana kita memang sudah tidak mungkin untuk bersama lagi," kata Anggrek seraya menenggelamkan dirinya di dalam air dingin yang beraroma mawar.
Ya Anggrek tidak menyediakan air hangat untuk dirinya melainkan air dingin. Satu jam kemudian Anggrek keluar kamar dan Arjuna telah tenggelam dalam mimpi indahnya. Tidak ingin menganggu sang suami, Anggrek memilih memesan makanan karena dia belum sempat makan malam.
Butuh waktu hampir setengah jam Anggrek menunggu pesanan makanannya datang. Hingga dia bisa bersantap malam yang sebenarnya lebih seperti sahur ketimbang makan malam.
Setelah makan Anggrek merasa sangat malas untuk kembali ke kamarnya dan memutuskan tidur di sofa yang ada di apartement sang suami.
Arjuna yang terbangun kerena mimipi buruknya perlahan meraba-raba kasur yang ada di sampingnya dan betapa kagetnya Arjuna saat sang istri tidak berada di tempat.
Arjuna semakin panik ketika snag istri tidak ada di kamar mandi dengan langkah cepat Arjuna pergi ke luar kamarnya dan betapa terkejutnya Arjuna saat melihat Anggrek tengah tertidur meringkuk di atas sofa. Selain itu ada beberapa sisa makanan yang sepertinya tidak sanggup lagi Anggrek bersihkan karena mengantuk dan lelah.
"Ya Allah Anggrek, aku kira kamu kemana? Ternyata malah tertidur di sini. Kamu pasti sangat lelah seharian ini, maafkan aku yang tidak bisa menepati janji. Aku berjanji pada diriku sendiri jika hal ini tidak akan berlangsung lama, aku akan menyelesaikan ini secepat mungkin Sayang," kata Arjuna dengan tatapan penuh arti menatap sang istri yang tengah terlelap.
Perlahan Arjuna menggendong Anggrek ala bridal style. Setiba di kamar mereka Arjuna meletakkan Anggrek perlahan-lahan di tempat tidur. Lalu Arjuna mengecupi kening Anggrek lama.
Lalu setelahnya pria usia 35 tahun itu memilih berwudhu, karena sudah terbangun di sepertiga malam maka akan lebih baik jika dia langsung sholat saja.
"Ya Allah yang maha pemilik dunia dan segala isinya. Hamba mohon tunjukkaan jalan keluar bagi permasalahan hamba ya Allah. Rumah tangga hamba baru seumur jagung jangan biarkan niat buruk orang lain mengacaukan hubungan aku dan istriku Ya Allah," lirih Arjuna mengadukan kegelisahannya pada sang pemilik hati dan segala urusan yang ada di muka bumi ini.
Setelah mendapat ketenangan hati Arjuna kembali merebahkan dirinya di smaping sang istri. Hatinya teramat merasa bersalah ketika memandang istrinya, sungguh bukan maksud dirinya tetapi dia juga belum mampu berbuat banyak. Mungkin jika Mamah tahu akan hal ini dia akan di cincang-cincang oleh Mamahnya karena kemarahan yang membludak.
...🌺🌺🌺🌺🌺...
Pagi hari yang mendung dan hujan menimpa kota X di Turki tempat Anggrek dan Arjuna tinggal. Hari ini minggu sehingga tidak kegiatan kantor ataupun di studio. Tapi meski begitu Anggrek tetap mengawali harinya dengan melihat design dan apa yang akan di rancangnya nanti.
"Abang kenapa malah tidak membangunkan aku jika memang sudah terbangun sajak subuh," omel Anggrek yang terlambat bangun dan hampir kesiangan untuk melaksanakan sholat subuh.
"Kamu keliatannya pules banget Yang, makanya aku jadi ngak tega bangunin kamu," kata Arjuna tanpa sadar memanggil sang istri dengan sebutan Yang.
Tapi Anggrek yang menyadari itu hanya ketidak sengajaan tidak ada lagi rona bahagia ataupun tersipu. Dakam otaknya selaku di penuhi pertanyaan yang sama.
"Apa begitu tidak berharganya aku sehingga aku selalu di buang?" pertanyaan itu berkali-kali memukul hatinya tanpa henti.
"Kamu jangan marah ya Anggrek, lagi pula kalau kamu bener-bener kelewatan tadi aku pastilah bangunin kamu, tapikan kamu sudah bangun," kata Arjuna membela diri.
"Iya ngak Papa, Abang mau sarapan apa hari ini? Mau makanan yang ringan atau yang berat? Aku bisa membuat nasi goreng atau apapun apa yang kau inginkan?" tanya Anggrek.
"Aku ingin makan nasi goreng campur sayur, apa kamu bisa buatkan?" tanya Arjuna pada sang istri.
"Ya, Abang tunggu sebentar ya," kata Anggrek berlalu dari hadapan Anggrek.
"Syukurlah Anggrek tidak marah kerena kejadian tadi malam, Alhamdulillah Ya Allah. Aku tidak tahu harus menjawab dengan kebohongan apa lagi jika Anggrek sampai marah. Apalagi sampai mengintrogasi diriku," kata Arjuna lirih.
Anggrek tengah sibuk dengan masakannya, tiba-tiba Arjuna memasuki dapur dan memeluk sang istri dari belakang.
"Apa rencanamu hari ini Anggrek?" tanya Arjuna pada sang istri.
"Aku belum memikirkan banyak hal, mungkin nanti aku akan membuat rancangan baju dan juga membuat brownies coklat yang nikmat sebagai teman bekerja," kata Anggrek tanpa menoleh.
"Kamu tidak ingin jalan-jalan hari ini?" tanya Arjuna yang ingin mencairkan suasana yang terasa agak kaku sejak semalam.
"Aku lelah Abang, aku sedang tidak ingin kemanapun saat ini. Kalaupun aku ingin melakukan sesuatu, aku hanya ingin berqktifitas di dalam rumah sehari ini," kata Anggrek tanpa melihat ataupun menggoda Arjuna dengan tatapannya seperti biasa.
"Ayo sarapan, ini nasi goreng pesanan Abang sudah matang. Ayo kita makan sekarang," kata Anggrek melepaskan pelukan sang suami.
Keduanya makan dalam diam, tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Arjuna kebingungan sendiri dengan kediaman sang istri.
Hingga matahari meningggi di langit Turki Anggrek masih betah dengan kertas-kertas yang ada di tangannya.
"Sayang, minumlah dulu! Aku membuatkan susu cokelat hangat untuk mu," kata Arjuna datang ke tempat Anggrek tengah berkencan dengan design-design penghasil cuan kebahagiaanya.
"Terima kasih," kata Anggrek masih dengan menatap goresan pensil di kertasnya dan sesekali melihat tabletnya.
"What hanya itu? Apa begini rasanya di acuhkan?" tanya Arjuna dalam hatinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...