NovelToon NovelToon
ISTRI BERCADAR MILIK KETOS TAMPAN.

ISTRI BERCADAR MILIK KETOS TAMPAN.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Nikahmuda / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: satria

Amira Khairinisa, tiba-tiba harus menerima kenyataan dan harus menerima dirinya menjadi seorang istri dari pria yang bernama Fajar Rudianto, seorang ketos tampan,dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.

Dia terpaksa menerima pernikahan itu karena sebuah perjodohan setelah dirinya sudah kehilangan seseorang yang sangat berharga di dunia ini, yaitu ibunya.

Ditambah dia harus menikah dan harus menjadi seorang istri di usianya yang masih muda dan juga masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA, di SMA NEGERI INDEPENDEN BANDUNG SCHOOL.


Bagaimanakah nantinya kehidupan pernikahan mereka selanjutnya dan bagaimanapun keseruan kisah manis di antara mereka, mari baca keseluruhan di novel ini....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10.

    Perpustakaan MUSTIKA, adalah perpustakaan tempat Amira bekerja itu di saat malam hari ini sangat menyajikan suasana yang sangat berbeda, hangat dan nyaman, dengan aroma buah serta lilin yang menjadi penerangan.

    Di satu sudut perpustakaan juga, terdapat perapian yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin merasakan kehangatan sambil bersantai-santai membaca buku.

    " Kamu diantar siapa? tumben banget dianter, biasanya naik bis." tanya Lusi, yang merupakan salah satu rekan kerja Amira di perpustakaan Mustika.

    Amira yang mendapatkan pertanyaan itu tidak langsung menjawab, karena dia bingung harus memberikan jawaban seperti apa.

    Tidak mungkin kan dia berkata jujur, bahwa dia diantar oleh anak dari pemilik perpustakaan, apalagi ditambah sekarang anak pemilik itu sudah menjadi suaminya.

    " Amira, kenapa kamu malah bengong? jangan sering bengong malam-malam, takut." ujar Lusi yang langsung bergidik ngeri.

    Karena dia sangat sering membaca cerita horror, karena hal itu yang membuat dirinya manjadi penakut, apalagi melihat Amira yang bengong tadi membuat pikirannya melantur kemana-mana yang membuat nya menjadi ketakutan.

    " Amira, sadar!" ucap Lusi sembari mengguncang sedikit tangan Amira, karena Amira yang masih diam saja.

     Dengan adanya guncangan itu Amira pun langsung tersadar dan mengerjapkan matanya.

    " Ah! i-iya?, maaf aku tadi melamun, kaka mau pulang?" tanya Amira, sengaja mengalihkan topik pembicaraan.

    " Iya, jadwal kerja ku sudah selesai." jawab Lusi sambil tersenyum sumringah.

    " Yaudah kalau gitu, kaka hati-hati pulangnya." pesan Amira dengan tulus.

    Lusi pun langsung menganggukan kepalanya dengan cepat.

    " Iya, kebetulan pacar ku udah nunggu didepan, aku duluan ya." pamit Lusi, dia selalu bersemangat seperti itu jika pacarnya sudah datang menjemputnya.

    " Semangat, Amira, pengunjung malam hari selalu ramai dibanding siang hari." sambung Lusi dengan pelan, sambil dirinya juga mengangkat kedua tangannya memberikan tanda semangat untuk Amira.

    Amira pun langsung mengangguk, sambil tersenyum dibalik cadarnya itu.

    Setelah kepergian dari Lusi, dia melanjutkan kembali langkahnya masuk ke dalan perpustakaan, karena sebelumnya Lusi menghentikannya didepan pintu perpustakaan.

    " Bener kata kak Lusi, malam ini rame banget." batin Amira, dengan pandanganya yang melihat ke sekeliling ruang perpustakaan.

    Amira memang tidak suka berada dalam keramaian apalagi dikelilingi oleh banyak orang, namun, perpustakaan dia bekerja sudah menjadi tempat pengecualian.

    Dia senang melihat perpustakaan hari ini yang dipadati oleh banyak orang, orang-orang banyak yang berdatangan dan melakukan kesibukan mereka masing-masing tanpa adanya gangguan dari orang lain.

    Karena tidak ada suara orang mengobrol yang menganggu kenyamanan di perpustakaan, yang ada hanyalah suara instrumen musik yang diputar yang semakin menambah kenyamanan dan juga ketenangan.

    Inilah tempat impian dan tempat yang selalu Amira rindukan di perpustakaan ini.

    " Masih ada waktu." batin Amira, sambil melirik sebuah jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangannya.

    Dia masih memiliki sisa sedikit waktu sebelum jam kerjanya dimulai.

    Sisa waktu itu, dia gunakan untuk mampir terlebih dahulu ke sebuah Cafe yang tersedia juga di perpustakaan itu.

    " Kamu baru datang, ya? diluar pasti dingin banget, mau minum dulu, teh atau kopi?" tanya Faisal, selaku barista di cafe itu.

    Mereka memang sudah saling kenal sejak awal Amira bekerja disana, namun, Faisal lebih dulu masuk sebelum Amira, jadi secara tidak langsung, Faisal adalah seniornya.

    " Aku mau pesen teh seperti biasa." jawab Amira, dengan cepat kembali menundukan pandangan nya.

    " Baik, satu teh akan segera siap!" ucap Faisal yang langsung mengangkat tangannya, memberikan hormat kepada Amira.

    Amira langsung tersenyum tipis melihat tingkah dari Faisal yang selalu ceria setiap saat.

    " Makasih, Is."

    Selagi menunggu pesanannya selesai, Amira melirik para pengunjung lain yang tengah menikmati secangkir kopi, teh, atau bahkan coklat panas yang menjadi teman mereka selama membaca buku.

    " Mau sekalian sama, cookies nya enggak?" tawar Faisal.

    Amira pun yang di tawar itu, langsung menggeleng pelan.

    " Teh aja."

    " Oke."

    Amira pun kembali mengalihkan fokusnya dan mengamati suasana ramainya para pengunjung yang ada didalam cafe sekaligus didalam perpustakaan.

    Beberapa para pengunjung itu juga sudah terbiasa menikmati minuman hangat yang mereka pesan di cafe yang berlokasi didalam perpustakaan itu.

    Hal itulah yang menambah suasana akrab dan mengundangnya larut malam dalam dunia perbukuan.

   " Teh hangat sudah jadi." ucap Faisal menyerahkan teh hangat itu dengan menyimpannya di meja tempat tunggu para customer.

    " Makasih, Is."

     Amira pun langsung menunjukkan layar ponselnya sebagai bukti bahwa teh itu sudah dia bayar menggunakan pembayaran online.

    " Sudah dibayar, ya."

    " Sip." balas Faisal, sembari mengacungkan kedua ibu jarinya.

    Setelah pembayaran usai, Amira langsung meraih segelas teh hangat itu, lengkap dengan piring kecil di bawahnya.

    " Aku boleh bawa gelasnya?, nanti aku kembalikan." ucap Amira, meminta izin lebih dulu.

     Faisal yang sudah tau kebiasaan Amira, langsung menganggukan kepalanya.

    " Tentu boleh, biasanya juga kamu kayak gitu." ucapnya sambil tertawa pelan.

    Amira juga langsung membalasnya dengan tawaan pelan namun tanpa terdengar oleh Faisal.

     Setelah itu, dia langsung pergi meninggalkan cafe itu, kemudian naik ke lantai dua perpustakaan, dimana tempat dia bertugas di lantai itu.

    Setelah berada dilantai dua, Amira langsung menempati meja yang dekat sekali dengan jendela besar perpustakaan, karena tempat kerja nya memang terletak disana.

    Dia meletakkan gelas teh itu disamping komputernya, kemudian meletakkan tas sekolahnya di bawah meja kerjanya.

    " Amira, ada buku baru yang baru saja dikirim penerbit, tolong kamu data, ya."

    Ucap seseorang perempuan paruh baya menghampiri Amira dengan sebuah iPad ditanganya dan beliau adalah merupakan kepala perpustakaan di sini.

    Amira yang mendapati perintah itupun langsung mengangguk.

    " Baik, Bu."

    " Jumlah buku yang sekarang lumayan cukup banyak, jadi laporannya tidak perlu kamu serahkan malam ini." ucap kepala perpustakaan itu dengan ramah.

    Dan Amira kembali menjawabnya dengan mengangguk paham.

    " Semangat!" ucapnya, memberi semangat kepada Amira.

    " Makasih, Bu!" ucap Amira, kembali tersenyum dibalik cadarnya.

    Setelah kepala perpustakaan itu meninggalkannya, dia mulai mendata buku-buku itu, sekaligus merapihkan buku-buku yang sudah dia susun di jejeran rak buku.

    " Permisi, Kak, kalau buku tentang Sosiologi ada dimana, ya?" tanya seorang pengunjung kepada Amira.

    Amira meletakkan terlebih dahulu buku-buku yang hendak dia rapihkan di atas troli besar, kemudian dia langsung melayani pengunjung itu dengan ramah.

    " Mari, Kak, saya tunjukan, bukunya ada di sebelah sini."

    Pengunjung itupun langsung mengikuti langkah Amira sampai tiba ke rak yang memang di khususkan untuk buku-buku sejenis itu.

    " Makasih, Kak, maaf sudah merepotkan." ucap pengunjung itu, yang kemungkinan berusia sama dengan Amira.

    " Sama-sama, jika ada yang dibutuhkan lagi, jangan sungkan panggil saya." balas Amira dengan ramah.

    Pengunjung itu juga tidak kalah merespon dengan ramah kepada Amira.

     " Baik, Kak."

     Setelah membantu pengunjung tersebut, Amira melanjutkan kembali aktifitasnya untuk mendata dan merapihkan kembali buku-buku yang sempat ia tertunda, buku-buku itu beraneka ragam, mulai dari novel, komik dan juga buku pelajaran/referensi.

    TO BE CONTINUE.

1
Satria
🙏
Siti Mutoharoh
sudah baca sampai ep 20 ternyata di ulang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!