"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Bagi Ariana, dia sedang menjalankan hukuman yang sangat terberat dalam hidupnya, karena dia tidak tau sama sekali tentang peretasan.
Tepat ketika ia memikirkan hal tersulit nya, ia mendengar suara Kenzie kembali. "Kenapa kau diam? apakah kau tidak setuju! Pergi jika kau tidak setuju!"
Tak berdaya, Ariana mau tak mau harus menyetujuinya.
Saat ini, hanya bisa menjalani dahulu, bagaimana keadaan kedepannya Ariana tidak tahu.
Daniel yang berdiri di sampingnya, menyipitkan kedua matanya. Keterampilan meretas Kenzie di ajarkan langsung oleh para master peretas top di dunia, dan Ariana pasti tidak akan dapat mengalahkannya.
Pada saat itu, Kenzie akan merasa dia bodoh, tentu saja Kenzie akan sangat membencinya.
Ketika Kenzie sudah tidak tahan lagi, lalu dia akan memberi tahu Kenzie bahwa ini adalah Mama yang dia impikan itu, dan Kenzie sudah pasti tidak akan menerimanya.
"Bagus sekali. Keterampilan meretas Dokter Messa sangat hebat. Dia dengan mudahnya dapat mengubah kunci situs web jaringan perusahaan kita. Nanti, saat kau berlatih dengan Kenzie, kau harus mengajarinya lebih banyak lagi!
Pujian Daniel yang berlebihan itu, membuat Ariana seperti terbang ke angkasa langit yang tidak ada kehidupan di sana. Dan itu membuat rasa penasaran Kenzie semakin tinggi.
Aku sudah tidak sabar ingin berlatih dengannya sekarang juga.
Jantung Ariana berdegup kencang. Berlatih? sekarang? Dia pasti akan ketahuan kalau begitu. Ariana segera mencari ide.
"Kenzie, sebaiknya kita melakukan akupuntur terlebih dahulu, pengobatan lebih penting, dan itu harus di dahulukan."
"Oke, kalau begitu cepat lakukan, aku sudah tidak sabar, setelah akupuntur selesai, kita akan segera berlatih."
Ariana mengangguk dengan terpaksa.
Saat ini, Kenzie benar-benar patuh saat di lakukan pengobatan akupuntur, dia tidak melawan. Dan sepertinya tidak merasakan sakit sama sekali.
Melihat Kenzie yang tegar menahan sakitnya, Ariana pun tersentuh hatinya.
"Sakit tidak? Kau boleh istrahat sebentar, kemudian aku akan menyuntikkan titik akupuntur lainnya."
"Jangan buang-buang waktu, cepat lakukan!"
Ariana menghela napasnya yang berat, kemudian melanjutkan proses akupuntur.
Setelah akupuntur selesai. Kenzie langsung turun dari tempat tidur. Ia benar-benar anak yang tidak sabar. Ingin segera berlatih dengan dokter Messa.
"Kenzie, kau boleh istrahat sebentar."
"Tidak perlu! Ada beberapa komputer di ruang belajar, kau bisa memilih yang mana saja!"
Ariana nampak ragu-ragu. "Baiklah. kalu begitu aku pergi ke kamar mandi sebentar."
Setelah mengatakan itu, Ariana segera pergi ke kamar mandi dengan tergesa-gesa. Dia masuk dan mengunci pintu dengan memegangi dadanya yang berdegup kencang.
Setelah itu, Ariana segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku bajunya, lalu mengusap layar ponselnya mencari nomor ponsel Deffan.
Deffan .., Deffan .., hanya kau yang bisa membantu Mama saat ini!
Dengan cepat Ariana menemukan nomor ponsel Deffan, dan langsung menekan tombol memanggil.
Setelah terhubung, Ariana bicara dengan berbisik. "Pegang ponsel mu, Mama akan mengirim pesan sekarang juga." Tidak menunggu jawaban dari Deffan dahulu, Ariana segera memutuskan telponnya. Ia takut Kenzie mendengar suaranya.
Setelah itu, Ariana segera mengirimkan sebuah pesan pada Deffan. Dengan cepat Deffan merespon dan membalasnya. Ariana merasa lega, ia segera keluar dari kamar mandi.
"Ayo kita mulai," ucap Ariana setelah berada di luar kamar mandi.
Kenzie mengernyitkan dahinya menatap Ariana yang sangat percaya diri. Mungkinkah wanita ini benar-benar sehebat itu?
"Ayo, keruang belajar."
"Tapi, aku punya sayu syarat. Kita harus berlatih di ruang yang berbeda."
"Mengapa?" Kenzie bingung dan tidak mengerti kenapa harus seperti itu.
"Aku takut kau mengintip."
Kenzie menatap Ariana dengan malas. Dalam hatinya sambil bertanya-tanya, dari mana wanita ini mendapatkan keberanian untuk bicara seperti itu?
Setelah berpikir, Kenzie mengangguk.
"Baiklah."
Setelah itu mereka pergi ke ruangan belajar dan memilih komputer masing-masing. Setelah mendapatkannya, Ariana segera pergi ke ruang tamu membawa laptop di tangannya.
Tidak begitu lama, ia mengirim pesan pada Deffan, agar Deffan bisa mengontrolnya dari jarak jauh.
Dalam perlombaan tersebut, Kenzie membuat firewall dengan tanpa terburu-buru. Akan tetapi firewall itu teratas dalam beberapa menit.
Kenzie membulatkan matanya, menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi di dalam laptopnya. Kemudian ia mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tidak ku sangka, tante ini benar-benar hebat."
Kenzie semakin bersemangat untuk melawan tante itu. Dia menambahkan tingkat keamanannya lagi. Dan dalam hitungan menit, ia sudah di retas lagi?
Dengan sangat kesal, dia menaikkan tingkat keamanan dengan yang lebih tinggi lagi, dan itu di ajarkan oleh para master peretas dunia.
Tepat ketika dia, baru saja terlihat dengan percaya diri, peringatan berbahaya muncul di firewallnya.
Kenzie membelalakkan matanya dengan takjub. Dan dengan cermat ia menatap layar laptopnya untuk mengendalikannya.
Ariana menatap ke layar laptopnya dengan kening mengernyit. Lalu dengan tiba-tiba ia membatalkan teknologi kendali dari jarak jauh.
Sebentar lagi Deffan akan benar-benar mengalahkan Kenzie, dan pasti akan melukai harga diri Kenzie.
"Gangguan!" Deffan tiba-tiba menggebrak meja.
Apa yang sedang mamanya lakukan?
Ini adalah sistem proteksi kebakaran yang langkah menurutnya.
Deffan memikirkan hal ini, tapi semakin ia pikirkan, ia semakin kesal saja. Kemudian Deffan mengambil ponsel dan menelpon mamanya.
"Mama, apa yang mama lakukan!"
Ariana menoleh ke arah pintu, takut seseorang mencurigainya.
"Deffan, cukup sampai di sini saja."
"Mama, sistem yang di bangun Kenzie sangat rumit, Deffan sedang mengerjakannya, bagaimana Mama ..,"
"Deffan, kau yakin bisa mendobraknya?"
"Iya .., ini aku tidak bisa jamin, karena ini adalah level tertinggi, dan aku tidak pernah menemukan sistem seperti ini!"
Dengan cara ini, berarti ilmu peretas Kenzie lebih tinggi dari pada Deffan.
"Oke, Deffan, kau sudah sangat hebat. Mama sedang tidak leluasa untuk bicara, sudah dulu ya." Ariana menutup telpon genggamnya.
Setelah itu, Ariana mencoba untuk bermain-main sambil menekan beberapa tombol di komputer.
Kenzie memintanya untuk menemaninya selema dua jam sehari. Jadi dia hanya akan berlama-lama selama dua jam saja, daripada dia cepat-cepat keluar, malah nanti Kenzo mencari cara lain untuk mengajaknya berlatih lagi.
Ketika waktu habis, Ariana keluar dari ruangan.
"Kenzie, kau hebat sekali, aku tidak bisa meretasnya lagi, aku mengaku kalah."
Kenzie terdiam sambil menatap Ariana dengan wajah kecilnya. Dan hatinya penuh dengan amarah.
Dia tidak bodoh, wanita ini sengaja mengalah.
Dilihat dari waktu yang dia habiskan untuk memecahkan dua firewall pertama, tingkat keamanan terakhir memang lebih tinggi, tapi juga tidak memerlukan waktu selam itu dan tidak terlihat ada usaha lain setelahnya. Kenzie tau itu.
Bocah itu menatap Ariana dengan dingin, lalu melangkahkan kakinya dan berjalan ke kamar tidur, lalu membanting pintu hingga tertutup.
Ada apa ini sebenarnya?
...****************...
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus ya, tap ❤️ agar mendapatkan notifikasi update terbarunya.
Vote dan like nya jangan lupa ya gaes. Author tunggu vote dan hadiah gift nya.