Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Beberapa menit kemudian, benar perkataan Gracia mereka berdua mengarah menuju rumah Vino dan itu membuat Okta sedikit kaget karena kenapa Shani bisa di rumah Vino.
"Kan bener ke rumah sahabatnya aku" ucap Okta setelah sampai di tempat tujuan mereka dan benar Gracia mengarahkan mereka menuju rumah Vino
"Berarti Shani?" Tanya Okta yang sedikit curiga
"Udah ngga usah pikiran negatif dulu, yang penting kita cek dulu dia di dalem atau ngga" jawab Gracia yang tidak ingin Okta berpikiran aneh-aneh
Okta menganggukkan kepalanya, "Iya deh"
Mereka berdua turun dari mobil Okta dan berjalan menuju ke pintu rumah Vino untuk mengecek apakah Shani ada di dalam atau tidak.
"Permisi"
"Permisi"
Setelah beberapa ketukan dan salam dari Gracia, dari dalam rumah tidak ada respon sama sekali yang membuat Okta dan Gracia khawatir dengan itu.
"Ta ngga ada jawaban" ucap gracia mulai khawatir
"Coba aku liat bawa kunci cadangan rumah ini ngga" balas Okta mengecek saku celananya
"Kok kamu punya kunci cadangannya?" Tanya Gracia yang bingung dengan ucapan Okta tadi
"Punya sayang, malah aku dikasihkan sama sahabatnya aku katanya kalo misal dia ada apa-apa aku bisa langsung tolongin dia" jawab Okta kenapa dirinya punya kunci cadangan rumah Vino
"Wahh persahabatan yang tulus yah kamu sama dia ta" puji Gracia yang memang persahabatan Okta dan Vino sungguh tulus
"Iya gre aku juga seneng kok sahabatan sama dia"
Okta mencari kunci cadangan itu di sekumpulan kunci yang dia satukan dalam satu gantungan kunci agar dia tidak lupa dengan beberapa kunci penting dan setelah menemukannya dia mencobanya.
"Coba yah"
"Iya ta"
Okta mencobanya dan berhasil terbuka pintu rumah Vino
"Nah kebuka"
Pada saat mereka masuk menuju ruang tamu ternyata disana mereka melihat ada sesosok wanita yang sedang tertidur di sofa dengan masih menggunakan mukenanya mungkin dia baru menyelesaikan sholatnya dan kemudian tertidur.

"Gre bener dia Shani?" Bisik Okta setelah melihat Shani
"Bener kok ta" jawab Gracia membenarkan
"Ya udah kamu bangunin, kalo aku nanti dia kaget lagi" Okta mempersilahkan Gracia membangunkan Shani
"Iya deh"
Gracia berjalan menuju sofa untuk membangunkan Shani.
"Shan bangun udah mau mau isya" bisik Gracia membangunkan Shani dengan menepuk pipinya
"Bentar kak aku baru sebentar tadi pesawat nya delay" elak Shani
"Shan bangun gw Gracia" bisik Gracia mengucapkan namanya
"Hmm Gracia?"
"Iya gw sahabat Lo"
"Kenapa lo kesini lagi gre?" Tanya Shani yang sudah terbangun dan mengusap matanya
"Ngga ini ada temen gw nyariin Lo" jawab Gracia kedatangannya kembali
"Temen Lo? Siapa?" Tanya Shani yang bingung
"Ta sini" pinta Gracia untuk Okta mendekat
Kemudian Okta mendekati mereka berdua dan duduk di sofa dekat Gracia agar Shani tidak risih.
"Halo Shan, aku Okta" Okta memperkenalkan dirinya
"Shani"
"Kamu kok bisa disini Shan?" Tanya Okta
"Iya ta aku diminta kak Vino tinggal disini soalnya kosnya aku banyak masalah jadi kak Vino minta aku tinggal disini" jawab Shani kenapa dirinya bisa disini
"Vino? Kamu siapanya Vino?" Tanya Okta dengan status Shani dan kenapa bisa vino bisa mengijinkan Shani masuk ke dalam rumahnya
"Aku pacar kak" jawab Shani tentang statusnya
"Hahh pacar?" Kaget Okta
"Ehh ya santai aja kali kenapa teriak gitu" bisik Gracia menutup mulut Okta yang kaget dengan ucapan Shani tadi
Shani menganggukkan kepalanya tanda dia membenarkan ucapannya tadi, "Iya kak"
"Kamu pacaran sama Vino?" Tanya ulang Okta
"Iya kak"
"Ngga nyangka itu anak akhirnya meleleh hatinya" ucap Okta yang tidak bisa membayangkan sahabatnya itu memiliki pacar
"Hah kok gitu kak"
"Iya Shan dia terkenal dulu dengan sebutan es batu berjalan" ucap Okta kenapa dia berpikiran demikian
"Kok gitu kak"
"Mungkin pas kamu pertama ketemu tau maksud julukan itu" ucap Okta mengingat kembali pertama kali Shani bertemu dengan Vino dulu
"Iya sih kak tapi ngga separah itu kok" balas Shani yang kembali mengingat dulu
"Berarti kalian berdua pacar Shan?" Tanya Gracia tentang statusnya
Shani menganggukkan kepalanya, "Iya gre udah lumayan sih sejak gw ke Jogja itu dia nembak gw"
"Hahh di Jogja Shan?" Kaget Okta kembali
"Iya kak, kan ortunya aku ada proyek dan itu kerjasama kak vino jadi pas itu kak vino ngajak aku ke Jogja" jawab Shani menjelaskan proyek yang sedang dikerjakan oleh Vino
"Ortu Lo tau?" Tanya Gracia tentang statusnya sekarang
"Malah dia yang bilang dia pacar gw" jawab Shani
"Ya Tuhan Shan cepet banget yah padahal lo baru kenal tapi udah kayak gini" ucap Gracia yang tidak percaya sahabatnya itu memiliki pacar
"Ya mungkin dia jodoh gw kali hehehe" canda Shani
"Iya deh iya"
"Terus ini yang minta kamu tinggal disini itu Vino?" Tanya Okta tentang kenapa Shani bisa ada disini
"Iya kak pas itu aku cerita tentang kosnya aku dan habis itu kak Vino nawarin aku tinggal aja disini soalnya ada kamar kosong" jawab Shani menjelaskan kenapa dirinya bisa di dalam rumah Vino
"Ajaib juga yah itu anak" ucap Okta yang tidak percaya kembali pada Vino
"Iya kak kalo udah lembut lucu deh" balas Shani melihat Vino setelah mereka berpacaran
"Kalo gw sih geli yah bayangin itu anak setelah pacaran" ucap Okta yang ogah memikirkan sahabatnya itu setelah berpacaran seperti apa
"Udah kak yang penting kak vino ngga kayak dulu lagi"
"Iya ya, ehh iya kamu udah cek hp kamu belum? Kita kesini gara-gara Vino" tanya Okta pada Shani
"Belum kak, emang kak Vino kenapa?" Tanya kembali Shani
"Ngga tau kangen kali, coba cek terus telpon" jawab Okta meminta Shani mengecek handphonenya
"Iya kak gre sebentar ya"
Shani beranjak dari duduknya dan mengambil handphone yang berada di dekat TV karena kabel charger nya ada disana, setelah mengambil handphonenya dua melihat beberapa panggilan masuk dan chat yang berasal dari Vino. Shani yang kaget langsung menelpon Vino karena tidak enak setelah dia meninggalkan handphonenya di charge kemudian dia membereskan rumah Vino karena bibi di rumah Vino sedang libur.

"Assalamu'alaikum kak"
"Walaikumsalam, kamu darimana aja shan kok baru bales?"
"Maaf kak aku tadi nyampe rumah beres-beres sama hpnya aku lowbat jadi aku tinggal charge"
"Ya Allah Shan aku daritadi khawatir kamu kemana tadi malem dan sekarang baru bales"
"Maaf kak, aku kemaren pagi mau bilang kek kakak tapi kakak udah berangkat jadi aku bilang lewat chat tapi aku udah bilang sama papah mamah kakak ngga tanya sama mereka?"
"Udah sayang tapi aku khawatir kamu tiba-tiba ngilang gitu kayak ada malaikat jemput kamu balik lagi ke surga"
"Apaan sih kak aku manusia kok kalo aku dijemput meninggal dong"
"Bercanda sayang, udah nyampe rumah sekarang?"
"Udah kak tadi aku beres-beres habis itu sholat Maghrib dan sekarang baru istirahat"
"Loh kok bibi kemana?"
"Hayoo lupa yah, hari ini kan jadwal bibi libur"
"Ehh iya aku lupa hehehe"
"Jangan kebiasaan lupa kak nanti cepet tua loh"
"Kan emang tua"
"Kakak ihh"
"Hehehe iya ya, gimana kamarnya nyaman ngga?"
"Nyaman kok kak, tapi ini ngga ada yang nempatin kan?"
"Ngga ada kok itu bekas kamar mamah jadi gpp"
"Hahh"
"Kenapa sayang kok kaget gitu?"
"Ihh kakak ngga bilang nanti kalo mamah kakak kesini gimana apalagi aku sendirian disini"
"Tenang aja sayang mamah udah tenang di sana dan sekarang di surga jadi kamu tenang aja yah"
"Aku tidur di kamar kakak gpp kan?"
"Emang kenapa sayang?"
"Ihh kakak mah"
"Hehehe iya sayang gpp kok"
"Ohh iya kak ini ada sahabatnya kakak namanya Okta kan?"
"Ohh iya sayang tadi aku minta buat nyariin kamu, soalnya kamu susah sih ditelpon jadi aku minta bantuan dia"
"Ohh gitu kak, dia ajak sahabatnya aku juga kak"
"Gracia?"
"Iya kak"
"Bagus deh bisa nemenin kamu sayang"
"Iya kak tapi aku ngga enak soalnya aku masih takut tinggal sendiri"
"Minta Gracia nginep aja"
"Takut kak"
"Lah takut kenapa coba?"
"Iya takut dia sibuk atau gimana"
"Bilang aja dulu kalo memang dia sibuk kita VC aja sampe pagi biar aku temenin"
"Beneran kak"
"Beneran sayang"
"Ya udah deh makasih ya kak udah kasih aku tempat tinggal"
"Iya sayang sama-sama"
"Iya kak, ya udah kakak yang semangat yah kerjanya biar bisa nafkahin aku"
"Cieee yang mau dinafkahin nih"
"Hehehe apaan sih kak ngga lucu"
"Hehehe iya sayang, ya udah kamu istirahat yah jangan lupa sholat isya yah"
"Iya kak, kakak juga"
"Iya sayang assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam"
Shani menutup telponnya dan kembali duduk bersama Okta dan Gracia serta dia duduk di dekat Gracia.
"Udah aku bilang kak tadi hpnya aku di charge jadi ngga tau kakak telpon" ucap Shani pada Okta
"Iya deh gpp"
"Gre Lo mau ngga nginep disini?" Tanya Shani pada Gracia
"Emang kenapa shan?" Tanya kembali gracia
"Disini gw sendiri, bibi lagi libur" jawab Shani
"Gimana yah gw masih ada jadwal magang" ucap Gracia yang sebenarnya ingin namun besok adalah jadwal magangnya
"Buat malam ini aja kok" pinta Shani pada Gracia
"Gimana yah"
"Udah gpp nanti aku yang jemput kamu gre" ucap Okta memberikan solusi
"Ehh ngga usah ta nanti aku pake taksi aja" tolak halus Gracia karena tidak ingin merepotkan Okta
"Udah gpp hayoo lupa yah Steffi siapa"
"Iya deh iya gw nginep Shan" akhirnya Gracia mengiyakan permintaan Shani
"Asik makasih ya gre" balas Shani yang begitu senang
"Iya sama-sama"
"Ya udah Shani udah ketemu jadi aku pamit dulu yah" pamit Okta
"Iya kak hati-hati yah"
"Hati-hati ya ta"
"Iya gre Shan, kalian hati-hati yah jangan lupa kunci pintunya yah"
"Iya kak"
Okta meninggalkan Gracia dan Shani di rumah Vino menuju rumahnya.

*
Keesokan harinya, Shani menuju kantornya untuk bertemu dengan direktur perusahaannya untuk membahas komiknya itu yang terbilang menarik dan baru dalam industrinya. Saat sampai di kantor, Shani disambut oleh Yona yang sudah menunggunya.
"Nah yang ditunggu dateng juga" ucap Yona
"Iya kak, direktur udah dateng kak?" Tanya Shani apakah direkturnya sudah sampai
"Udah itu kamu ditunggu di ruang rapat" jawab Yona meminta Shani untuk segera menuju ruang rapat
"Iya kak, aku kesana yah"
"Iya Shan, presentasi yang baik ya" ucap Yona memberi semangat pada Shani
"Iya kak doain yah"
Yona menganggukkan kepalanya dan Shani meninggalkan Yona menuju ruang rapat yang berada di lantai 3 dekat ruang direktur.
Sesampainya disana, benar perkataan Yona disana sudah ada direktur dan juga manajer bidang komik disana yang siap menanyakan sesuatu Shani.

"Permisi pak"
"Iya Shan silahkan duduk"
"Gini Shan, saya sudah melihat karya buatan kamu menurut saya karya kamu menarik dan baru dalam industri komik ini. Jadi saya disini mau mewawancarai kamu tentang komik ini gpp kan?" Tanya sang direktur untuk mewawancarai Shani tentang komik yang dibuatnya
Shani menganggukkan kepalanya, "Iya pak tidak apa-apa"
"Ok kalo gitu coba kamu bisa ceritakan inti kasar dari cerita komik kamu dan kenapa kamu memilih membuat komik ini" ucap direktur itu mempersilahkan Shani untuk menceritakan inti komiknya itu
"Baik pak"
Shani mulai menceritakan inti dari komiknya ini dan kenapa dia memilih komik ini dari dia diancam dikeluarkan sampai dia bertemu dengan Vino namun dia masih merahasiakan nama Vino karena dia takut jika dia menyebutkan nama Vino direktur merasa tidak nyaman atau mungkin hal yang tidak mengenakkan muncul.
"Jadi kamu buat komik ini berdasarkan kehidupan seseorang Shan?" Tanya direktur setelah mendengar cerita dari Shani
"Bisa dibilang begitu pak"
"Orangnya setuju?" Tanya direktur itu kembali
"Saya sudah ijin dan diperbolehkan pak"
"Baik kalo begitu, kalo boleh tau siapa orang yang menjadi objek inspirasi kamu Shan?"
Mendengar itu, Shani bingung ingin menjawab apa karena dia takut hal yang tidak mengenakkan muncul.
"Shan" panggil direktur itu yang melihat Shani melamun
"Ehh iya pak" Shani yang tersadar dari lamunannya
"Siapa orang Shan?" Tanya kembali direktur itu
"Namanya Raja Vino Ramadhan pak" akhirnya Shani mengungkapkan siapa inspirasinya itu
"Vino?"
"I...iya pak"
"Vino yang punya penta arsitektur?" Tanya direktur itu memperjelas siapa yang dimaksud Shani
"I...iya pak" jawab Shani dengan gugup
"Ya astaga ternyata kamu ambil kehidupan dia yah"
"Bapak kenal?"
"Iya dong diakan teman saya dulu pada saat SMA, emang gitu orangnya pantas saya ngga asing sama cerita kamu" ucap direktur itu yang ternyata teman Vino sejak SMA
"Iya pak saya pikir bapak tidak kenal"
"Saya kenal kok, oh iya kalo misal kamu ketemu dia titip salam buat dia dari Jevan" pinta direktur yang bernama Jevan
"Baik pak nanti saya sampaikan"
"Ok kalo gitu, mungkin Minggu depan komik kamu akan terbit Shan"
"Baik pak terimakasih atas menyetujui karya saya"
"Iya sama-sama ya sudah kamu bisa kembali bekerja kembali"
"Iya pak, kalo begitu saya permisi"
Jevan mempersilahkan Shani untuk meninggalkan ruang rapat itu, setelah Shani keluar hanya ada manajer bidang komik dan Jevan disana.
"Gimana menurut bapak?" Tanya manajer di sebelah Jevan yang mendengar semua percakapan diantara Jevan dan Shani
"Dia orangnya lumayan, semoga aja masih jomblo yah" ucap Jevan yang berharap Shani masih single
Setelah bertemu dengan direktur dan melakukan pekerjaannya, Shani pulang menuju rumah Vino karena waktu sudah memasuki waktu Maghrib.
Sesampainya di depan rumah, Shani kaget karena lampu di dalam rumah Vino menyala padahal sebelum dia pergi sudah mematikan lampu rumah Vino. Shani yang curiga mengecek rumah itu dan pintu rumah Vino tidak dikunci. Pada saat Shani masuk, dia dikejutkan dengan Nadila mengagetkannya.

"Ya Allah kak maaf gw kira kak Vino" kaget Nadila yang mengira itu Vino
"Ehh Nadila aku kira siapa, iya gpp kok"
"Kok Lo bisa disini kak?" Tanya Nadila pada Shani
"Iya nad aku disini diminta sama kak Vino" jawab Shani kenapa dirinya bisa masuk ke dalam rumah Vino
"Hahh diminta maksudnya?"
"Aku tinggal disini Nad"
"Loh kok bisa?"
Shani mulai menceritakan tentang dirinya di kos sampai Vino memperbolehkan dia tinggal di rumahnya.
"Ohh pantes kakak gw mau Lo tinggal disini" ucap Nadila sudah mengira kenapa Vino mengijinkan Shani untuk tinggal di rumahnya
"Emang kenapa?" Tanya Shani yang bingung dengan ucapan Nadila
"Iya pengin Deket sama Lo kali" jawab Nadila mengira-ngira
"Mungkin sih aku juga bingung"
"Bingung kenapa coba?"
"Kak Vino mau aku tempatin kamar mamahnya" jawab Shani yang akan menempati kamar mamahnya Vino
"Hahh" kaget Nadila sambil menutup mulutnya
"Kenapa Nad?" Tanya Shani kenapa Nadila begitu kaget
"Lo tidur di kamar mamah?"
"Maunya kak Vino gitu tapi kemaren aku tidur di kamar kak Vino" jawab Shani yang itu dari permintaan Vino sendiri yang ingin dirinya tidur di kamar mamahnya Vino
"Ohhh gitu yah gw kira kenapa, oh iya Shan gw mau kasih tau sama Lo" ucap Nadila memberi isyarat untuk mendekat
"Kenapa?" Tanya Shani yang bingung
"Kak Vino punya rahasia lo" bisik Nadila
"Rahasia apa?"
"Sini sini gw bisikin"
Shani mendekatkan telinganya pada Nadila kemudian Nadila membisikan rahasia vino pada Shani yang membuat Shani terkejut setelah mendengarnya.
"Serius itu?" Tanya Shani yang tidak percaya
"Iya Shan Lo kaget kan"
"I...iya sih tapi masa sih, dia kan orang baik-baik masak kayak gitu" ucap Shani yang tidak percayaan setelah Nadila membisikan sesuatu padanya
"Kalo ngga percaya coba aja nanti pas dia pulang kesini" balas Nadila yang memang itu rahasia dari Vino
"Kamu yakin?"
"Yakin lah, gw adeknya kok masa Lo ngga percaya sama gw" jawab Nadila membenarkan dirinya
"Aku sih percaya aja tapi masa harus begitu didepan dia" ucap Shani jika dirinya harus mengikuti perkataan Nadila
"Udah pasti berhasil dan dari penampilan Lo juga kayaknya cocok" ucap Nadila sambil melihat tubuh Shani
"Iya deh nanti aku coba" ucap Shani yang akan mencoba saran dari Nadila itu
"Nahh sip kalo gitu, gw juga ngga sabar Lo berpenampilan kayak gitu" ucap Nadila yang begitu penasaran dengan penampilan Shani jika dia mengikuti sarannya

"Jangan gitu dong, aku mau kayak gitu di depan kak Vino aja" ucap Shani yang ingin berpenampilan seperti itu di depan Vino
"Hehehe iya deh iya terserah lo aja, udah ah gw mau nonton TV kayaknya ada film bagus" ucap Nadila yang berlalu menuju ruang tamu
"Iya Nad makasih sarannya yah"
"Iya sama-sama, oh iya tadi bibi udah nyampe dia kayaknya lagi di atas deh lagi angkatin jemuran" ucap Nadila memberitahu bahwa bibi sudah berada di rumah
"Iya Nad"
Shani masuk ke dalam kamar Vino dan berpikir tentang apa yang Nadila beritahu padanya. Sesaat Shani memiliki ide tentang itu dan dia berencana untuk melakukan sesuatu pada Vino saat Vino berulang tahun beberapa bulan lagi.
***