Berawal dari pernikahan yang dipaksakan dan berujung rumah tangga yang di hancurkan oleh pelakor...
Apakah Anita akan menangis dan merebut kembali suaminya??
Ohh.. tidak harga diri itu penting menurut Anita jika memang suami nya lebih memilih pelakor itu yaa serahkan saja itung-itung membantu orang yang tidak mampu mencari mendamping hidupnya. Dan memberikan barang bekas nya pada orang lain selagi masih bisa di manfaatkan kenapa tidak?
Agar tak mubazir ucap Anita.
Jahat memang mulut Anita mengatakan jika suaminya adalah barang, tapi dengan begitu ia tau apa saja yang di lakukan suaminya di luaran sana.
Apalagi soal selingkuh dan KDRT yang pernah di lakukan oleh suaminya semakin membuatnya yakin untuk menyumbangkan suaminya itu kepada orang yang lebih membutuhkan.
Dan kalau dipikir selingkuh itu macam penyakit yang tak ada obatnya selain mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Belah Semangka
"udah nikahkan aja mas, aku denger omongan katanya ceweknya udah hamil".
" mana ada cuman omongan itu, orang mereka belum minta kok nanti aja tunggu mereka minta".
"nanti sama sekarang beda nya apa mas? Sama aja, takut Bapak kepikiran loh".
" iya iya nanti aku ngomong".
****
"yon kamu serius kah sama cewek mu?"
"iya lah kenapa emang?"
"kalo serius nikah aja, biar enak mau kemana-mana juga nga ada yang ngelarang".
" itu dia kan janda tanyain sudah ngurus belum? Kalo belum urus dulu".
"iya nanti aku tanyakan".
Setelah bercakap dengan kakaknya Diyon langsung mengabari Anita bahwa ia akan menuju ke rumah Anita.
Dan Anita pun tak masalah.
Diyon sudah cerita mengenai percakapannya dengan kakak nya, lalu Anita menunjukkan surat cerainya yang sudah SAH.
Diyon meminta salinan surat tersebut untuk di tunjukkan pada keluarganya.
****
Diyon sudah menunjukkan salinan surat tersebut pada keluarganya, dan lagi ia di pertanyakan keseriusannya pada Anita.
Setelah meyakinkan bahwa Diyon benar-benar serius terhadap kekasihnya tersebut, kakaknya Diyon pun mengusulkan atau lebih tepatnya meminta Diyon untuk segera melamar kekasihnya tersebut.
(Ini aku percepat ajah ya biar Anita sama Diyon bisa belah semangka, masa dengerin Ardi ama Putri terus yee kan.)
Setelah menerima lamaran dari Diyon dan keluarganya, giliran esok Diyon dan Anita akan langsung mengurus ke KUA.
Setelah selesai mengurus semuanya, kini giliran Anita yang mengurus semuanya di rumahnya.
Biasanya orang yang akan di nikahkan, menjalani pingitan atau lebih tepatnya tidak boleh bertemu. Namun itu tidak berlaku pada Anita dan Diyon, di karenakan kurangnya bantuan. Atau lebih tepatnya mereka mengurus acara mereka sendiri.
Saya terima nikah dan kawinnya Anita Binti...
Dengan mas kawin cincin emas seberat dua gram dan uang seratus ribu tunai.
Sahhhh....
Alhamdulillah yaa Sahh...
Setelah semua para tetamu pulang kini tersisa hanya keluarga dari Diyon, namun Anita sempat berpesan bahwa ia sedang tidak enak badan.
Anita sudah siap dengan perlengkapan mandi, ia ingin mandi dan menyegarkan badan setelah seharian menyalami tamu dan lagi cuaca begitu terik.
Namun Anita merasa ada sesuatu yang aneh, dan benar saja begitu dia mengecek bagian tubuh bawahnya ada cairan merah menempel di celana bagian belakang.
Ia buru-buru memanggil Diyon untuk meminta tolong di belikan jampel.
"kenapa?".
"liatin celana ku, minta tolong belikan jampel mau? Malu ngak?".
" ck... Yang kek mana?"
"udah berangkat dulu belinya di jojomaret, ntar aku kirim fotonya di Whats*pp".
Diyon sempat dongkol, karena tak jadi belah semangka. Namun apa mau di kata kalau memang sudah datang tamu yang itu pasti tidak bisa di ganggu atau di tawar.
*****
" loh kita lagi halangan kh?"
"iya mbak, kenapa?".
" gak pp".
Anita merasa aneh pada sikap kakak ipar perempuannya tersebut.
Disini Anita tinggal dengan kakak ipar dan istrinya, kamar mandi hanya satu maka harus bergantian dan lagi letak nya menyatu dengan dapur.
"perut ku sakit " keluh Anita seraya menekuk badanya menyerupai udang.
"trus kek gimana? Aku belikan minuman ya? Atau mau apa?". Ucap Diyon setengah panik karena melihat wajah pucat istrinya itu. Ciee istri.
(Diyon: lah iya emang kenapa iri para jomblo?)
Anita hanya mengangguk dan mengarahkan tangan Diyon ke area perut. Diyon yang paham langsung mengelus perut istrinya itu, setelah di rasa Anita sudah nyaman ia pun berpamitan untuk keluar sebentar.
Jojomaret...
Di swalayan ini Diyon mencari minuman yang di maksud oleh Anita, minuman pereda nyeri datang bulan. Dan beberapa cemilan dan tentu saja coklat kesukaan Anita, Diyon yang sudah faham atas apa-apa yang di sukai Anita saat PDKT.
Langsung saja membelikannya ia hanya ingin meringankan sakit yang di rasakan Anita, ia walau pun nga mungkin juga coklat bisa mengurangi rasa sakit. Tapi disini Diyon hanya ingin perhatian dengan istrinya itu.
Sudah hampir satu bulan Diyon dan Anita menikah namun Diyon belum meminta hak nya, mungkin karena ia masih canggung.
*****
Di dalam kamar ada sepasang suami istri lagi rebahan dengan melihat vidio di ponsel masing-masing namun terlihat sang pria tengah memangku kepala wanitanya.
Dalam Artian Anita tidur di paha Diyon tapi sambil rebahan, faham kan yaa? Faham ajah.
"ehh..." panggil Anita dengan menyenggol dagu Diyon.
Diyon hanya menoleh menatap istrinya sambil mengerutkan kening.
"kamu nga minta?"
" kamu mau ngasih? Emang dah bersih?"
"kalo kamu mau ya kenapa ngak kan dah halah ini". Ucap Anita sambil memperlihatkan deretan gigi rapinya.
" ayok kalo boleh aku minta hak ku sekarang".
"bentar aku mau bersih-bersih dulu".
Diyon memulai aksinya, walau ia bujang namun aksinya bisa membuat Anita kewalahan. Hanya dengan permainan menyesap bibir saja sudah bisa meloloskan satu erangan nikmat milik Anita.
" sudah siap?" tanya Diyon.
Anita menanggapi dengan anggukkan, Diyon yang melihat wajah merona istrinya itu merasa gemas.
Dengan perlahan Diyon merenggangkan kaki milik Anita untuk memindah posisinya, dengan usilnya Diyon mencolek klitoris milik istrinya yang sudah terlihat basah.
"ahhhh... Ssst..." erangan Anita terdengar di telinga Diyon.
Dengan perlahan ia memposisikan Jamur miliknya pada mimiu milik istrinya.
"loh kok? susah masuknya?"
"hah trus kek apa? Bisa masuk ngak?" beo Anita.
Bisa-bisa nya Anita bertanya seperti itu.
"ahhh... Pelan-pelan sak... Iit.."
"maaf sekali lagi yaa, tahan" ucap Diyon menenangkan Istrinya.
Diyon memanggut bibir istrinya guna mengalihkan rasa sakit akibat Jamur miliknya menerobos pertahanan mimiu istrinya.
Blessss...
"ahhh.. Emhh... Emh..." erangan Anita lolos begitu saja di saat milik Diyon sudah berhasil masuk, Diyon memang sengaja tidak langsung memompa gerakan jamur nya. Ia ingin Anita lebih menikmati permainan bibirnya.
"sekarang yaa? Aku mulai" ucap Diyon.
Anita hanya bisa mengangguk.
"ahh.. Ahh... Hmpt... Emh..."
Sautan demi sautan, erangan demi erangan menghiasi kamar pengantin baru tersebut.
Apalagi saat ini hujan deras, jelas lah tak ada yang mendengar erangan erotis pasutri tersebut.
Meski pun Anita janda ia tidak pernah berdekatan dengan lelaki yang memang bukan halal nya. Apalagi soal sentuhan fisik dan main ranjang.
Anita hanya memegang satu pilihan, milik ku akan menjadi milik mu saat kata SAH sudah terjadi.
Selama kirang lebih dua tahunan Anita menjadi janda ia tidak pernah berpikiran,akan menikmati permainan ranjang dari setiap lelaki. Itu bukan prinsip Anita.
Ia tidak mau dengan gampang dan murahnya lelaki mana pun menjamah tubuhnya, kecuali yang bergelar SUAMI.
*****
"makasih" ucap Diyon seraya mengecup kedua mata, dahi, kedua pipi, dan bibir istrinya dengan lembut dan berjeda.
Anita yang sudah lelah meladeni kebrutalan jamur Diyon pun hanya menatap suaminya itu.
"udah kan? Aku tidur ya capek" Ucap Anita.
Diyon mengangguk dan membenarkan posisi selimut istrinya dan memeluk tubuh mungil istrinya dari belakang.
Cieee udah belah semangka yaaa...