Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 17
Beberapa saat sebelumnya.
Karena diliputi oleh rasa penasaran, Bintang pun mulai mengikuti kemana Via pergi malam ini.
Melihat Via yang nampak begitu cantik membuat pikirannya menjadi gelisah. Kemana Via akan pergi. Apakah bersama seorang wanita, ataukah pria? Bintang sungguh ingin tahu.
Setelah Via menaiki taksi yang sudah ia pesan, Bintang pun mulai memasuki mobilnya. Mengikuti taksi itu di belakangnya.
Bintang sungguh tak mengerti mengapa ia selalu ingin tahu tentang Via. Apakah karena Bintang sudah merasakan bagaimana rasanya tubuh istrinya. Ataukah karena yang lainnya? Entahlah. Yang pasti Bintang masih belum mengerti dengan yang ia rasakan.
Hingga tak lama kemudian, taksi itu pun berhenti di dekat sebuah pasar malam yang begitu ramai. Mungkinkah Via akan pergi ke sana? Lalu dengan siapa istrinya itu akan pergi? Bintang terus saja bergulat dengan pemikirannya.
Hingga ia pun melihat sosok istrinya yang mulai keluar dari taksi tersebut. Perlahan Bintang mulai turun. Ia mengikuti Via dari kejauhan. Memperhatikan Via yang kini tengah duduk di sebuah kursi yang ada di pasar malam itu.
Karena melihat Via hanya duduk di sana saja, Bintang mengira bahwa Via mungkin hanya membutuhkan udara segar saja. Mungkin gadis itu ingin pergi bermain-main di sana.
Bintang pun berniat ingin meninggalkan Via dan pulang. Ia membalikkan tubuhnya dan mulai melangkahkan kakinya menuju mobilnya.
Namun baru beberapa langkah, Bintang pun sayup-sayup mendengar seseorang menyerukan nama istrinya. Hingga langkahnya pun mulai terhenti. Bintang kembali membalikkan badannya dan menatap kearah Via duduk.
Bintang melihat ada seorang pria yang menghampiri Via. Hingga iapun mengurungkan niatnya untuk kembali ke mobilnya. Bintang memutuskan untuk mengikuti Via. Dia akan menjadi seorang penguntit saat ini.
Masih memperhatikan Via yang berbincang dengan seorang pria. Bintang pun mulai mendekatkan dirinya namun tetap dalam sembunyinya. Bintang ingin tahu apa yang Via dan pria itu bicarakan.
Dilihatnya pria itu yang menggiring Via untuk kembali duduk di kursi belakangnya. Bintang mulai menajamkan pendengaran dan penglihatannya. Sungguh, Bintang seperti menjadi seorang penguntit ulung saat ini.
Bintang terus memperhatikan mereka. Ia begitu terkejut saat tiba-tiba pria itu meraih tangan Via. Ada rasa yang mengganjal dalam hatinya. Bintang menjadi berpikir apakah pria itu yang bersama Via saat di taman waktu acara perjamuan beberapa waktu lalu? Tangannya mulai mengepal.
Bintang terus saja mencuri dengar akan pembicaraan mereka. Hingga telinganya mulai mendengar pria itu yang menyatakan perasaannya kepada Via.
Emosi mulai melanda saat melihat Via yang diam saja ketika tangannya di pegang oleh pria itu. Lalu ketika Via memuji bahwa pria itu adalah pria yang baik, rasanya dada Bintang benar-benar panas. Ia tidak dapat lagi menahan amarahnya.
Bintang sudah menduga-duga bahwa Via pasti akan menerima pria itu menjadi kekasihnya.
Tanpa melanjutkan pendengarannya, Bintang segera meninggalkan tempat itu. Amarahnya tak dapat terbendung lagi. Bintang memukul-mukul setirnya mengingat Via yang diam saja saat pria itu memegang tangannya. Apalagi saat mendengar pria itu mengutarakan perasaannya pada Via. Ia tak dapat mengontrol emosinya.
Bintang tidak tahu atas dasar apa dirinya bisa semarah itu. Padahal Via hanyalah istri bayarannya saja. Hatinya hanya untuk kekasihnya Alesha. Ia tidak akan pernah mungkin melibatkan hatinya.
Namun kenapa saat melihat Via hanya di pegang tangannya oleh pria lain dirinya begitu marah? Bahkan Bintang saja melakukan hal yang lebih kepada wanita lain. Bukankah itu sangat egois?
Bintang terus saja mengumpat dengan kemarahan. Berbagai macam cemoohan ia lontarkan untuk Via.
"Dasar wanita murahan! Dia membiarkan pria lain menyentuh tangannya?! Ternyata dia tidak ubahnya seperti seorang ja.lang saja!" ucapnya dengan sinis.
Bintang segera mengemudikan mobilnya pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan ia tak hentinya mengumpat karena kesal.
***
Via terus saja meronta ketika Bintang terus saja dengan buasnya menciumnya dengan kasar. Bayangan saat Bintang mengambil paksa mahkotanya kembali menghantamnya.
Via begitu ketakutan, tubuhnya gemetar, wajahnya menjadi begitu pucat. Ia tak mampu lagi untuk mengontrol dirinya.
Seketika Via pun menjerit histeris.
"Pergi! Jangan menyentuh ku! Jangan sentuh Aku...!" Via terus saja menjerit. Keringat dingin mengucur deras, ia begitu ketakutan.
Bintang pun tersadar ketika melihat perubahan Via. Via terus meracau ketakutan. Tubuhnya menjadi sedingin es dan begitu pucat. Seketika itu Bintang memeluk Via. Bintang begitu merasa bersalah.
" Maafkan Aku Via, maafkan Aku... Tenanglah, Aku sungguh minta maaf," ucap Bintang.
Namun Via terus saja histeris, tubuhnya merosot. Via terus saja meracau dengan tangisnya.
"Pergi!! Jangan sentuh Aku!" Dan tiba-tiba saja Via tak sadarkan diri. Bintang terkejut, ia begitu khawatir, dengan segera ia mengangkat tubuh Via menuju kamarnya.
"Via, maafkan Aku, bangunlah. Aku tidak akan melakukannya lagi Vi, maafkan Aku." Bintang begitu menyesali perbuatannya.
Melihat Via pingsan membuatnya begitu khawatir. Bintang langsung menghubungi dokter untuk memeriksa kondisi Via.
Tak berapa lama pun dokter datang dan segera memeriksa Via.
"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Bintang khawatir.
"Istri Anda mengalami syok Tuan, hingga pisikisnya terganggu. Sepertinya istri Anda pernah mengalami semacam hal yang membuatnya ketakutan. Hingga mentalnya sedikit terganggu," ucap dokter.
Bintang teringat ketika Ia memperkosa istrinya. Mungkin karena hal itu Via menjadi seperti sekarang ini. Dan beberapa saat tadi ia hampir saja melakukannya lagi.
Bintang begitu menyesali perbuatannya. Ia tak dapat mengontrol emosinya. Ia juga tidak mengerti kenapa ia bisa semarah itu saat melihat dan membayangkan Via bersama dengan pria lain. Bintang terus saja merutuki kebodohannya.
Setelah dokter meninggalkan rumah Bintang, Bintang pun masih menatap wajah Via yang kini nampak tertidur.
"Kenapa Kau membuat ku seperti ini Vi? Aku bahkan tak semarah itu ketika banyak pria yang menyatakan cinta kepada Alesha."
Bintang menghembuskan nafasnya gusar. Bintang ingin tahu lebih dalam lagi tentang Via. Akhirnya Bintang pun membaringkan tubuhnya di samping Via. Menatap wajah Via lagi dan lagi hingga akhirnya membawa tubuh istrinya kedalam pelukannya.
Bintang tidur dengan memeluk istrinya. Rasa bersalahnya kembali bersarang. Hampir saja ia membuat Via terancam mengalami gangguan jiwa. Kata maaf terus Bintang ucapkan hingga akhirnya ia pun terlelap.
***
Pagi harinya, Via terbangun karena merasa tubuhnya tak bisa di gerakkan. Via terkejut saat melihat seseorang memeluknya. Ia pun mencoba mendongakkan kepalanya.
"Bintang," ucapnya pelan. Seketika bayangan saat Bintang semalam mencium paksa dirinya terpampang jelas di otaknya.
Via pun terisak, apakah Bintang kembali memaksa dirinya melakukan hubungan intim padanya? Memikirkan hal itu saja membuat tubuh Via menjadi gemetar ketakutan.
Bintang terbangun karena mendengar suara tangisan. Matanya mulai terbuka sempurna. Dan ia terkejut saat merasakan tubuh Via yang gemetaran.
" Via, kenapa Kau menangis?"
Via tak menjawab pertanyaan Bintang, ia justru semakin menangis.
"Pergi Kau! Kenapa Kau berada di sini?! Apa yang Kau lakukan padaku semalam?! Pergi Kau breng.sek!" pekik Via. Tangannya mulai memukuli dada bidang Bintang.
Bintang kembali diliputi rasa bersalah. Iapun memeluk tubuh Via dengan erat.
"Tenanglah Via, Aku tidak melakukan apapun kepadamu. Maafkan Aku Via karena sudah membantu ketakutan seperti ini. Maafkan Aku."
Bintang terus saja mengucapkannya. Tangannya dengan hangat memeluk tubuh Via. Membuat tangisan Via berangsur-angsur mulai berhenti. Kehangatan meliputnya kala Bintang mengecup keningnya berkali-kali.
***