Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.
Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.
Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.
Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.
Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.
Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 VVIP
"Apa yang sedang kamu pikirkan?"tanya Kenichi.
Gwen hanya diam, kali ini dia seperti memiliki sebuah keberanian yang tidak tahu dari mana di mendapatkannya. Ditatapnya wajah Kenichi cukup lama, dia baru menyadari bahwa pria yang duduk disampingnya itu sangat tampan dengan sorot mata yang tajam. Sorot mata yang dimilikinya terkadang membuat Gwen merasa ketakutan dan terkadang justru membuat jantungnya berdebar saat menatapnya.
"Bisakah aku mencintaimu? Bisakah suatu saat kamu mencintaiku ? Bisakah pada akhirnya kita saling mencintai?" Itulah beberapa pertanyaan yang saat ini ada didalam pikirannya. Semua pertanyaan itu membutuhkan jawaban, tapi di sendiri tidak tahu apakah di harus menanyakan semua pertanyaan itu kepada Kenichi atau tidak.
"Gwen!" Gwen!" Panggil Kenichi.
"Hmmm", jawab Gwen.
"Ada apa?"tanya Kenichi
"Tidak ada", jawab Gwen, mata yang dari tadi menatap kenichi langsung dialihkannya menatap ke objek yang lain.
Saat Gwen menjawab tidak ada, arga terus memperhatikannya. Dia tahu bahwa apa yang dirasakannya dan apa yang terucap dari mulut Gwen bertolak belakang dengan hatinya. Meskipun Gwen mencoba menyembunyikannya, arga tahu bahwa saat ini Gwen sedang berbohong kepada Kenichi, meskipun Kenichi sendiri tidak peka dengan perasaan Gwen.
"Apa anda baik-baik saja, nona Gwen?"tanya arga.
Gwen menoleh, ditatapnya arga. "Ia tuan arga, saya baik- baik saja", katanya.
Ada perasaan bersalah terkadang dirasakan arga, ketika dia melihat kedua mata Gwen yang memancarkan kesedihan. Dialah salah satu orang yang bertanggung jawab untuk semuanya karena idenya membuat kenichi terpaksa memilih Gwen untuk menikah dengannya.Terkadang dia sedikit kesal dengan Kenichi yang selalu bersikap kurang baik dengan gwen yang telah menjadi penyelamat nya.
"Apa masih ada yang harus kita bahas?"tanya Gwen.
"Tidak ada lagi", jawab Kenichi.
"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu", ucap Gwen.
"Pulang?" Kenapa buruh- buruh sekali nona Gwen?"tanya arga.
"Untuk apa lagi saya berada disini, tuan arga? Jika tidak ada lagi yang ingin dibahas "ucap Gwen.
Arga langsung menatap Kenichi, dia sungguh pria yang tidak memiliki hati dan sama sekali benar-benar tidak peka terhadap wanita. Terkadang dia penasaran, bagaimana yukari yang bertahun-tahun menjadi kekasih Kenichi, bisa menghadapi sifatnya yang kaku terhadap lawan jenisnya.
Dia melirik jam tangan yang dikenakannya. "Saya yakin anda pasti belum makan siang,bukan?"tanya arga.
"Iya, kebetulan tadi saya dari makam ayah saya dan langsung kesini. Saya akan makan siang nanti dirumah", jawab Gwen.
"Jangan nona, anda bisa sakit jika menunda makan siang anda, meskipun saat ini juga anda sudah telat", ucap arga.
Dia melirik kearah Kenichi yang sibuk memainkan ponselnya. "Kenichi juga belum makan siang, dia akan mengajak anda untuk makan siang bersama, bukan begitu Kenichi?"tanya arga, dengan senyumnya dan kedua alis yang terangkat.
Mata yang dari tadi fokus ke layar ponselnya, langsung dialihkannya memandang arga.Dia terlihat bingung, namun arga hanya tersenyum menatap kenichi.
"Itu tidak perlu tuan arga", jawab Gwen.
"Tidak nona. Kenichi akan mentraktir anda makan siang,bukan begitu Kenichi?"tanya arga.
"Sejak kapan aku mengatakan ingin makan siang", jawab datar Kenichi.
Arga terus memelototi Kenichi, tapi seperti biasa Kenichi sama sekali tidak mempedulikan isyarat yang diberikan arga kepadanya. Isyarat yang diberikan arga justru dipahami Gwen, dia tahu bahwa arga sengaja melakukan hal tersebut kepadanya.
"Tidak perlu tuan arga, lebih baik saya pergi", ucap Gwen sambil bangkit berdiri.
"Apa kamu ingin mengejar pria yang tadi?"tanya Kenichi.
"Tidak!!"jawab Gwen, nada suaranya meninggi.
"Aku hanya bertanya?" Kenapa kamu terlihat panik?"tanya Kenichi sambil tersenyum yang justru terlihat meledek Gwen.
"Itu karena aku tidak suku dituduh untuk apa yang tidak aku perbuat", jawabnya tegas.
"Lebih baik aku pergi sekarang", ucap Gwen yang menatap Kenichi dan arga secara bergantian.
"Jangan pergi, aku akan mengantarmu pulang", ucap Kenichi.
"Itu tidak perlu, aku juga membawa mobil. Kamu tidak perlu repot-repot", ucap Gwen.
"Arga yang akan mengurus mobil mu", jawabnya, sambil mengeluarkan dompet yang ada di saku celananya dan mengeluarkan sebuah kartu.
"Ini", katanya sambil menyodorkan sebuah kartu berwarnah hitam. Kartu itu terlihat seperti kartu ATM.
Dengan ragu, Gwen menerimanya. "Apa ini?"tanyanya.
"Itu adalah kartu member khusus pengunjung VVIP tamu hotel disini. Kamu bisa menikmati fasilitas ruangan tunggu VVIP dengan menggunakan kartu itu. Untuk sementara kamu gunakan dulu kartu milik aku, sampai kartu untuk kamu dibuat", jelas Kenichi, dia kembali memasukan dompetnya ke saku celananya.
"Tapi itu tidak perlu", kata Gwen, dia kembali memberikan kartu tersebut kepada Kenichi.
"Gunakanlah, aku ada meeting sekitar setengah jam. Tunggulah disana selagi aku meeting", ucap Kenichi.
"Tapi...", ucap gwen
"Nona Gwen", sergah arga yang menggeleng-gelengkan kepalanya supaya Gwen berhenti membatah perintah yang diberikan Kenichi kepadanya.
"Baiklah", jawab Gwen dengan suara pasrah nya.
"Bagus", jawab Kenichi.
"Kenichi, biar aku yang mengantarkan nona Gwen ke lantai 5. Dia pasti belum tahu letak ruang tunggu VVIP ", kata arga.
"Hmmm", jawab Kenichi.
"Kalau begitu kita akan bertemu langsung diruang meeting", ucapnya kepada Kenichi, lalu matanya kini berpindah menatap Gwen . "Mari nona Gwen, saya akan mengantar anda", ucap arga, dengan sopan dia mempersilahkan Gwen untuk berjalan duluan.
Sebelum meninggalkan ruangan itu, diliriknya sekilas Kenichi yang sama sekali tidak mengatakan apapun kepadanya. Dia kembali fokus melihat layar ponselnya, dari pada melihat Gwen yang hendak meninggalkan ruangan itu.
"Sebenarnya, apa yang kamu harapkan dari pria seperti dia", gumam Gwen pada dirinya sendiri, lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan itu diikuti arga.
Kenichi langsung menoleh kerah pintu, saat mendengar bunyi pintu ditutup. Entah apa yang membuat dirinya bersikap aneh seperti saat ini, ingin rasanya dia mengatakan sampai jumpa nanti kepada gwen, tapi dia merasa mulutnya sulit terbuka untuk mengeluarkan kata- kata yang mudah diucapkan itu.
Sepanjang jalan, Gwen kembali sibuk dengan pikirannya. Banyak hal hang ingin sekali ditanyakan nya kepada arga, dia yakin jika arga banyak tahu mengenai Kenichi. Dia terus menimbang-nimbang niatnya untuk memberanikan diri bertanya kepada arga, meskipun selama ini arga bersikap sangat baik kepadanya, tapi Gwen juga tidak yakin apakah arga akan bersedia menjawab pertanyaannya.
Arga menekan tombol lift dan mempersilahkan Gwen untuk masuk kedalam duluan. Hanya ada mereka berdua di dalam lift itu, situasi yang cukup tepat dirasa oleh Gwen untuk bertanya seharusnya. Wajah Gwen yang bimbang terlihat jelas oleh arga dari pantulan di dalam lift saat Gwen berdiri di belakangnya
"Apa yang menggangu anda, nona Gwen?"tanya arga yang membalikkan badannya.
Gwen tertawa, tawa yang terdengar kaku. Dia yang dari tadi berdiri di belakang arga, berpindah tempat dan berdiri disamping. "Apakah anda akan menjawab pertanyaan saya, jika saya menanyakan hal mengenai Kenichi?"tanyanya.
"Tentu saja", jawab arga.
Jawaban itu sama sekali diluar persepsi Gwen, dia sama sekali tidak menyangka jika arga bersedia menjawab pertanyaannya mengenai Kenichi.
"Tapi saya mungkin akan bertanya soal pribadi Kenichi, apa anda tidak keberatan?"tanya Gwen, dia mencoba memperjelas nya kepada arga.
"Tentu saja nona, anda adalah calon istri Kenichi. Anda juga berhak tahu mengenai calon suami anda. Saya akan menjawab semampu saya", ucap arga.
Otak Gwen mulai dipaksa bekerja, dia justru bingung dari mana dia harus bertanya mengenai Kenichi. Begitu banyak hal yang ingin diketahuinya, sampai membuat dirinya sendiri merasa kebingungan. Sampai akhirnya, dia memutuskan untuk bertanya mengenai kepribadian yang dimiliki kenichi, belum sempat dia bertanya pintu lift itu terbuka di lantai lima.
"Silakan nona", ucap arga.
Dia hanya menghembuskan napasnya, wajahnya terlihat frustasi saat keluar dari lift itu. Dengan gampangnya dia membuang kesempatan yang ada didepannya. Bola mata Gwen berputar memperhatikan sekelilingnya, lantai lima tempat saat ini dia berada sungguh sangat berbeda dari beberapa lantai yang telah dikunjunginya, bahkan para petugas hotel disana menggunakan seragam yang berbeda.
"Ada apa nona gwen?"tanya arga yang dari tadi memperhatikan gwen.
"Saya sama sekali tidak tahu, bahwa ada ruangan khusus seperti ini dilantai lima", gumam Gwen, matanya benar- benar terlihat takjub dengan sekelilingnya.
"Ini adalah lantai khusus untuk tamu VVIP di hotel ini atau orang-orang yang telah menjadi member di hotel ini. Kami menyediakan fasilitas khusus untuk mereka dan tentu saja fasilitas khusus ini hanya untuk tamu VVIP", jelas arga.
"Lalu bagaimana jika ada pengunjung hotel yang datang kesini?"tanya Gwen.
"Mereka tidak akan bisa masuk nona, karena mereka harus menunjukkan kartu yang anda pegang itu", ucap arga, dengan jari telunjuk yang mengarah ke kartu yang dari tadi di pegang Gwen.
"Luar biasa sekali", gumam Gwen.
"Kenichi yang membuat ide itu, dia selalu saja Memikirkan hal-hal diluar pemikiran orang lain",kata arga.
Mendengar kembali nama kenichi disebut arga, dia kembali teringat akan pertanyaan untuk arga.
"Mari nona, saya akan mengantar anda diruang tunggu", ucap arga.
"Baik", jawabnya, sambil berjalan Gwen mencoba mengajak arga mengobrol mengenai Kenichi, banyak hal yang ingin diketahuinya mengenai calon suaminya itu, dan informasi itu hanya bisa didapatnya dari orang kepercayaan Kenichi itu sendiri yang tak lain adalah arga.
Bersambung...
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
kok gantung gini crtanya??