NovelToon NovelToon
Suami Kontrak Miss Perfeksionist

Suami Kontrak Miss Perfeksionist

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fafafe 3

"Menikahlah denganku, maka akan kutanggung semua kebutuhanmu!"

Karina Anastasya harus terjebak dengan keputusan pengacara keluarganya, gadis sebatang kara itu adalah pewaris tunggal aset keluarga yang sudah diamanatkan untuknya.
Karina harus menikah terlebih dahulu sebagai syarat agar semua warisannya jatuh kepadanya. Hingga pada suatu malam ia bertemu dengan Raditya Pandu, seorang Bartender sebuah club yang akan mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafafe 3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pandu dipanggil Pulang

Pagi itu, suasana terasa berbeda. Karin sudah berangkat lebih awal ke kantornya, dan Pandu bersiap-siap menjalani rutinitasnya. Pandu, dengan gaya santainya, mengenakan jaket kulit favoritnya dan berjalan menuju tempat kerjanya. Namun, langkahnya terhenti ketika dua pria berbaju hitam, yang tampak sangat serius, tiba-tiba menghalanginya di depan gedung.

Pandu memandang kedua pria itu dengan curiga. Mereka tidak berbicara langsung, hanya saling bertukar pandang sejenak sebelum salah satu dari mereka membuka mulut.

"Raditya Pandu," ujar salah satu pria itu dengan nada tegas.

Pandu tertegun. Nama lengkapnya yang jarang digunakan kini terdengar asing di telinganya. "Apa urusan kalian?" tanyanya dengan nada tajam.

"Kami diperintahkan oleh keluarga Anda untuk membawa Anda pulang. Ibu Anda sedang sakit parah dan membutuhkan kehadiran Anda," lanjut pria itu tanpa basa-basi.

Pandu mengernyit, merasa tubuhnya sedikit menegang. "Apa?" gumamnya, setengah tak percaya. "Mama sakit?"

Dia terdiam sesaat, berusaha memproses informasi yang tiba-tiba. Selama ini, dia menjauh dari keluarganya untuk hidup mandiri dan lepas dari bayang-bayang kekayaan keluarganya yang selalu membebani. Mendengar kabar bahwa ibunya sakit membuat hatinya terenyuh, tetapi dia masih belum siap untuk kembali.

Pria yang lain berbicara lebih lembut. "Kami tahu Anda mungkin tidak ingin kembali. Tapi ini serius, Mas Pandu. Ibu Anda sangat membutuhkan Anda. Tolong pertimbangkan."

Pandu menatap ke kejauhan, pikirannya berputar dengan cepat. Dia belum siap menghadapi keluarganya lagi, terlebih setelah semua yang terjadi di masa lalu. Tetapi di sisi lain, ada suara kecil di dalam dirinya yang memanggilnya untuk pulang, untuk melihat ibunya meskipun hanya sekali.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Seberapa parah sakitnya?" tanya Pandu dengan suara sedikit serak.

"Ibu Anda didiagnosis dengan penyakit jantung dan kondisinya memburuk. Dokter menyarankan agar keluarganya berada di sisinya," jawab pria itu dengan nada penuh penekanan.

Pandu terdiam, menatap lurus ke depan. Ia tahu sekeras apapun usahanya untuk menjauh, ada bagian dari dirinya yang tak bisa sepenuhnya meninggalkan keluarganya, terutama ibunya. Tanpa berkata apapun lagi, dia mengangguk perlahan, menunjukkan bahwa dia setuju untuk ikut.

"Baik," gumamnya pelan, "aku akan pulang. Tapi ini hanya untuk sementara."

Pria-pria itu mengangguk dengan lega. Salah satu dari mereka mempersilakan Pandu masuk ke dalam mobil hitam yang sudah terparkir di dekat mereka. Pandu masuk dengan perasaan campur aduk antara cemas, takut, dan juga sedikit rindu yang selama ini ia pendam dalam-dalam.

Di dalam mobil, Pandu termenung. Ia sadar bahwa ini bukan hanya soal ibunya yang sakit, tetapi juga tentang dirinya yang harus menghadapi kembali masa lalunya.

Namun, satu hal yang membuatnya tetap kuat adalah Karin. Tanpa disadari, Pandu merasa sedikit tenang ketika berpikir bahwa kini ada seseorang yang bersamanya, yang meskipun sering berantakan dalam hubungan mereka, dia percaya bisa membantunya menghadapi segala hal, termasuk yang tersulit sekalipun.

Saat mobil hitam itu melaju melewati jalan-jalan kota, Pandu terus merenung. Pikirannya berputar tentang apa yang mungkin dia hadapi setibanya di rumah. Sudah lama dia tidak berhubungan dengan keluarganya. Pandu tahu, meskipun dia bersikap seolah tak peduli, dia tidak pernah benar-benar bisa melepaskan diri dari ikatan keluarga. Terutama ibunya. Dia hanya berharap semuanya tidak seburuk yang dibayangkan.

Setibanya di depan gerbang rumah keluarganya yang megah, Pandu merasa sedikit gugup. Rumah itu tampak tak banyak berubah, besar, indah, tapi juga terasa dingin dan berjarak, sama seperti kenangan yang dimilikinya di tempat itu. Para pria berbaju hitam yang membawanya pulang membuka pintu mobil, mempersilahkannya keluar.

Saat melangkah masuk, bayangan masa lalu berkelebat di benaknya. Setiap sudut rumah itu penuh dengan kenangan. Kenangan tentang masa kecilnya, tentang ayahnya yang selalu sibuk dengan bisnis, dan ibunya yang keras tapi penuh kasih.

Pandu menghela napas panjang dan berjalan masuk ke ruang tamu yang luas. Di sana, dia melihat beberapa wajah yang sudah tak asing lagi, para pekerja rumah tangga yang dia kenal sejak kecil. Namun, yang paling menyita perhatiannya adalah sosok ibunya yang sedang berbaring di atas kursi roda, wajahnya terlihat pucat dan lemah.

"Mama…" Pandu menghampiri ibunya dengan langkah pelan. Suaranya terdengar lembut, jauh berbeda dari nada santai dan cuek yang biasa ia gunakan. Ibunya membuka matanya perlahan, dan begitu melihat Pandu, matanya langsung berkaca-kaca.

"Pandu…" Suara ibunya terdengar serak dan pelan. "Kamu akhirnya pulang…"

Pandu berlutut di samping ibunya, meraih tangannya yang terasa dingin. "Maaf, Bu. Aku terlambat…"

Air mata menetes dari sudut mata ibunya. "Aku hanya ingin melihatmu, Nak. Aku takut aku tak punya banyak waktu lagi…"

Pandu terdiam, tenggorokannya terasa kering. Meskipun selama ini dia mencoba untuk jauh dari keluarganya, saat ini perasaan rindu dan penyesalan menyelimuti dirinya. Dia tidak bisa membiarkan rasa marah dan kecewa menghalanginya lagi.

"Ma, aku di sini sekarang," bisik Pandu, berusaha menenangkan ibunya. "Aku akan tetap di sini, sampai Mama sembuh."

Ibunya tersenyum tipis, meski air mata masih mengalir di pipinya. "Terima kasih, Nak..."

Malam itu, Pandu memutuskan untuk menginap di rumah keluarganya. Dia berada di samping ibunya, menjaga agar wanita itu merasa tenang. Namun, di balik semua ini, pikirannya kembali ke Karin. Dia belum sempat memberitahunya tentang situasi ini, dan hal itu membuatnya gelisah. Karin pasti sedang bertanya-tanya di mana dia berada.

**

Sementara itu, di apartemen, Karin sedang mondar-mandir di ruang tamu, merasa kesal dan cemas. Pandu belum memberikan kabar sejak pagi, dan itu membuatnya semakin tidak tenang. Setelah mereka memulai pernikahan kontrak ini, meskipun aneh dan tidak biasa, mereka telah menjalani banyak hal bersama. Karin tidak bisa mengabaikan fakta bahwa dia mulai merasa ada sesuatu yang berubah dalam hatinya terhadap Pandu. Sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan bisnis.

Ponselnya berdering. Karin segera mengambilnya dengan harapan itu Pandu. Namun, ketika melihat nama di layar, wajahnya berubah menjadi lebih serius. Itu Om Heru.

"Karin, ada hal yang perlu kita bicarakan," suara Om Heru terdengar tegas, seperti biasa.

Karin mendesah. "Apa lagi sekarang, Om?"

"Ini tentang Pandu. Aku ingin kamu lebih berhati-hati dengannya. Mungkin ada hal-hal yang belum kamu ketahui tentang dia," kata Om Heru dengan nada penuh peringatan.

"Om, apa maksudnya? Pandu hany..." jawab Karin sedikit defensif.

Om Heru terdiam sesaat sebelum menjawab, "Karin, dengar baik-baik. Aku tahu siapa Pandu sebenarnya. Dia bukan hanya seorang pria yang kamu temui di klub. Dia adalah Raditya Pandu, putra dari pengusaha ternama. Ada banyak hal yang sedang terjadi di balik layar. Kuharap kamu siap dengan konsekuensinya."

Karin terkejut mendengar hal itu. Nama Raditya Pandu tidak asing baginya, itu nama yang sering muncul di berita bisnis dan koran. Jadi selama ini, Pandu bukanlah orang biasa seperti yang dia pikirkan?

Om Heru melanjutkan, "Aku tidak memberitahumu untuk menakut-nakuti, tapi untuk melindungimu. Jika kamu benar-benar ingin melanjutkan hubungan ini, kamu harus siap menghadapi banyak hal yang lebih rumit daripada yang kamu bayangkan."

Karin merasa bingung. Dia menutup telepon, duduk sejenak, merenungkan kata-kata Om Heru. Pandu, atau Raditya Pandu, telah menyembunyikan begitu banyak hal darinya. Kini, lebih dari sekadar pernikahan kontrak, hidup mereka terjerat dalam hal-hal yang jauh lebih besar dari yang dia bayangkan.

"Pandu harus menjelaskan semuanya."

1
Gus Surani26
seru nih
Gus Surani26
wahhh, kira2 gmn ya cara mereka melakukan nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!