Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obat Cassie
Cassie yang masih shock saat berada di ruangannya, mencoba tenang ketika pengawalnya Harsa mendatanginya.
"Nona tidak apa apa?" tanya Harsa khawatir. Khawatir dengan kesehatan nonanya juga khawatir ngga bisa menjaga amanat nyonya dan tuan besarnya yang sudah tiada.
"Tidak apa apa. Tenanglah."
Wajah Harsa tetap resah. Kemudian dia mengulurkan paper bag pada nonanya.
"Ini apa?" tanya Cassie bingung saat menerimanya.
"Obat nona. Saya sudah menebus resepnya."
"Ooh, terimakasih," senyum Cassie lega. Dari Oma Malik, Cassie hanya diberikan beberapa tablet pil vitamin.
"Nona harus rutin meminumnya."
"Tentu."
"Lain kali, biarkan saya mengantar nona menemui dokter kenalan mendiang oma dan opa, nona," tawar Harsa.
Mendiang opa dan oma nonanya dulu sangat berjasa padanya dan keluarganya.
Jadi dia akan mengabdikan dirinya sepenuh hati untuk menjaga nona mudanya.
Apalagi orang orang papa nona mudanya yang tersisa juga dengan suka rela mengabdi pada nona mudanya.
"Ya, Harsa. Tadi semuanya terjadi dengan cepat."
"Saya mengerti, nona." Harsa tersenyum, berusaha memaklumi.
"Hanya saja sekarang kita harus lebih berhati hati, nona. Nyawa nona dan kita semua terancam kalo mereka menyadari keberadaan kita," ucap Harsa pelan.
"Kamu sudah tau yang membuat oma dan opa meninggal?" Dada Cassie langsung berdebar. Antara penasaran dan takut. Antara marah dan ingin membalas.
Harsa mengangguk.
"Namanya Tuan Dante Geraldo...." Suara Harsa terdengar mengambang. Ada banyak informasi yang harus dia keep dari nonanya.
"Dante Gerardo? Dia siapa? Kenapa sampai melakukan hal sekejam ini?" Cassie memberondong pengawalnya dengan banyak pertanyaan.
"Dia..... emm.... Musuh papa nona."
"Apakah dia juga yang membunuh papa?" tanya Cassie setelah terdiam beberapa saat.
Harsa terdiam. Dia mengalihkan tatapnya.
"Bukan."
"Lantas siapa?"
"Musuh papa nona yang lain." Harsa ingat pesan mendiang nyonyanya. Agar menjauhkan nona mudanya dari semua yang berhubungan dengan masa lalunya.
Tapi sayangnya saat ini nona mudanya malah sudah mendekati masa lalunya.
Cassie menghembuskan nafas panjang.
Dia bisa mengerti karena papanya adalah mafia. Musuhnya pasti sangat banyak.
"Saya harap nona selalu berhati hati. Saya pergi dulu, nona. Ada yang mau saya selesaikan," pamitnya.
"Baiklah. Kamu juga harus hati hati. Juga yang lainnya."
"Siap nona." Pengawalnya-Harsa, pergi meninggalkan ruangannya.
Cassie menatap obat obatan yang ada di dalam paper bag.
Benaknya benar benar lega. Mungkin karena sudah beberapa hari tidak mengkonsumsi obat, dia seperti mengalami halusinasi aneh dengan ingatan asing yang sepotong sepotong. Dan saat dia berusaha mengingat tentang ingatan asing itu, kepalanya seperti dipukul palu berkali kali dengan sangat keras. Terasa sangat menyakitkan.
Cassie menyandarkan sebentar punggungnya di sandaran kursi. Dia memejamkan matanya sebentar. Berniat istirahat, karena hari ini cukup melelahkan.
*
*
*
"Jangan diminum!" seru Malik yang terkejut saat membuka pintu ruangan Cassie, karena gadis itu akan menelan obatnya yang berupa pil.
Dia segera menutup pintu.dan melangkah dengan cepat ke arah Cassie yang gerak tangannya untuk menelan obat sudah terhenti.
"Kenapa? Aku perlu minum obat ini," jelas Cassie dengan sabar saat melihat wajah panik Malik yang kini sudah berada di depannya.
Malik meraih pi l yang ada di tangan Cassie. Kemudian dia melihat beberapa tablet di atas meja.
"Boleh aku memeriksa obat obat itu?"
Cassie hanya menganggukkan kepala, menatap Malik dengan bingung.
"Ini obatmu?' tanya Malik sambil memfoto beberapa tablet yang ada di atas meja.
"Iya."
"Sejak kapan kamu minum obat obat ini?" selidik Malik lembut.
"Sejak aku di Jerman."
"Kamu pernah sakit?"
"Emm.... ya...," jawab Cassie ragu Dia ingat pesan Harsa, agar merahasiakan hal hal tentangnya.
"Sakit apa?" Malik mendesak.
"Kamu ngga harus tau," kilah Cassie menghindar.
Malik meraih semua obat yang ada di atas meja dan menyimpannya ke dalam paper bag.
"Kamu jangan minum obat obat ini lagi. Bahaya."
Oke, dia ngga akan memaksa gadis ini untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Jangan ngomong sembarangan. Aku baru bisa dapat obat itu lagi hari ini." Kali ini Cassie mulai kesal karena paper bag berisi obat obatnya sudah berada di tangan Malik.
"Kata omaku, di dalam darahmu ada zat aneh yang bisa merusak saraf."
Cassie terdiam. Dia tercengang
"Setelah hasil MRI keluar, oma akan menjelaskan lebih detil. Tapi sementara ini obat obat ini jangan dikonsumsi lagi."
"Tapi... obat obat itu bisa mengurangi pusing," bantah Cassie pelan.
"Oma memberikan obat pereda sakit." Malik memberikan plastik kecil yang berisi obat yang dia maksud.
Cassie meraihnya walau masih ragu. Di hatinya tetap saja ngga percaya walaupun dia tau Oma Khanza seorang dokter.
Dokter bisa juga salah, kan....
Selama ini dia baik baik saja selama mengkonsumsi obat obat itu.
"Aku pulang dulu." Tanpa menunggu jawaban Cassie yang tampak melamun, Malik melangkah pergi dengan paper bag di tangannya.
Malik sudah tidak sabar untuk menemui Oma Khanza untuk memintanya memeriksa obat obatan itu.
Sementara Cassie memegang plastik kecil berisi obat pereda sakit yang diberikan Malik.
Dia terduduk lagi dengan lemas.
Berita yang dibawa Harsa sudah membuatnya cukup ketakutan, sekrang ditambah informasi yang diberikan laki laki ini.
Cassie tetap ngga yakin oma dan opanya mau mencelakakannya.
Apalagi menuduh dokter dokter di sana yang selama ini sudah sangat baik merawatnya....
Cassie menggelengkan kepalanya, membantah dugaannya.
Kepalanya mulai berdenyut lagi hingga dia dengan nekad menelan pil yang diberikan Malik.
*
*
*
Dante masih membaca laporan dari pengawalnya yang menyelidiki tentang kekasih adiknya.
"Jadi wajahnya sangat mirip dengan wajah mamanya."
"Benar tuan, Nyonya Eleanor meninggal d penjara. Emm... Tuan Enrico menyuruh orang meracuninya."
Dante menaikkan satu alisnya.
"Kamu yakin informasi ini valid?" Danta ngga mengerti kenapa adiknya melakukan hal ini, padahal katanya mencintai Liliana.
"Sangat valid, tuan. Tuan Enrico meninggal setelah beberapa jam kematian tuan Leonel, tuan."
Dante masih terdiam.
"Mungkin karena skandal nyonya Eleanor yang sempat viral. Saya juga tidak bisa.pastikan tentang alasannya, tuan."
Dante masih coba berpikir keras. Dia sama sekali tidak bisa mengerti jalan pikiran adiknya hingga dia harus meregang nyawa.
"Kami juga menemukan seorang gadis yang mirip dengan kekasih tuan Enrico. Tapi kami menduga dia gadis yang berbeda.".
Dante menatap foto.gadis itu.
"Dia model?"
"Benar, tuan."
"Selidiki sampai tuntas."
"Siap, tuan."
"Gadis yang melarikan diri itu belum ketemu?" Wajah Dante tampak kesal.
"Maaf, tuan, masih belum," lapor pengawalnya takut takut.
Dante menghembuskan nafas kasar. Perasaannya semakin kesal.
"Tapi tuan, kami merasa Tuan Fazza Artha Mahendra dan putranya mengenal nona Liliana."
"Konglomerat itu?" Dante jadi tertarik.
"Ya tuan. Mereka hadir ketika mendiang nyonya dan tuan besar akan dikebumikan. Kami sedang mencari keterkaitannya."
"Hemmm....... Lakukan secepatnya." Dante ngga peduli jika harus berurusan dengan konglomerat itu. Dia masih belum bisa melupakan rasa sakit hatinya atas kematian adiknya.
aq nya ikutan deg²an.. ❤❤
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan