NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:252.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Operasi Jang Li

Yi Hang kembali dengan membawa alat-alat yang sudah disterilkan, meletakkannya di atas kain bersih di dekat Linlin. Tak lama kemudian, wanita tua yang tadi diminta bantuan kembali dengan membawa air panas dan tumpukan kain bersih.

"Ini air panasnya, nona Linlin! Dan kain bersihnya juga sudah kami siapkan!" katanya sambil meletakkan mangkuk besar berisi air panas di lantai, di dekat Linlin.

Linlin mengangguk. "Terima kasih. Sekarang kita mulai."

Ia mengalihkan pandangan ke arah kedua orang tua Jang Lei yang berdiri tak jauh darinya. Wajah mereka penuh kekhawatiran, sang ibu masih terisak, sementara ayahnya menggenggam tangannya dengan cemas.

Linlin menatap mereka dengan serius. "Aku akan melakukan operasi untuk menyelamatkan Jang Lei. Tapi ini bukan pengobatan biasa. Aku akan menggunakan metode yang mungkin belum pernah kalian lihat sebelumnya. Aku butuh izin kalian untuk melanjutkan. Apa kalian bersedia?"

Ayah Jang Lei menatap putranya yang semakin lemah, lalu menoleh ke arah istrinya. Mereka saling berpandangan, seolah mencari kepastian satu sama lain.

Setelah beberapa saat, sang ayah mengepalkan tangan dan mengangguk mantap. "Selama kau bisa menyelamatkan anakku, lakukan apa pun yang perlu, nona Linlin!"

Sang ibu juga mengangguk cepat, meski air matanya terus mengalir. "Tolong selamatkan anakku… Aku mohon…"

Linlin tersenyum tipis. "Baik, kalau begitu aku mulai."

Linlin menoleh ke arah para warga yang masih berkumpul di sekitar ruangan. "Semua orang, keluar dari sini. Aku butuh ruang dan ketenangan."

Beberapa orang tampak ragu, tetapi tatapan tegas Linlin membuat mereka menurut. Hanya Tabib Kang dan Yi Hang yang tersisa di ruangan.

Linlin lalu menatap mereka. "Aku butuh bantuan kalian."

Tabib Kang menghela napas dan mengangguk. "Baiklah, apa yang harus kami lakukan?"

"Tabib Kang, kau bertugas membantuku memberikan alat yang kubutuhkan saat aku memintanya. Yi Hang, kau harus menahan tubuh Jang Lei jika dia bergerak tiba-tiba. Aku akan menghilangkan rasa sakitnya semampuku, tapi bisa saja dia tetap bereaksi," jelas Linlin dengan cepat.

Yi Hang mengangkat alis. "Menahan tubuhnya? Kalau dia bergerak sedikit, apa itu akan membahayakan?"

Linlin mengangguk tegas. "Ya, sangat berbahaya. Jika dia tersentak saat aku sedang menjahit luka, bisa berakibat fatal."

Yi Hang mendecak pelan. "Baiklah. Aku akan menahannya dengan kuat."

[Ding! Sistem aktif.]

[Peralatan medis siap digunakan.]

Di depan Linlin, sebuah panel transparan muncul, hanya bisa dilihat olehnya.

Item tersedia dalam sistem:

Pinset bedah – 10 poin

Jarum dan benang jahit medis – 15 poin

Perban steril – 5 poin

Obat bius (anestesi lokal) – 20 poin

Pisau bedah sekali pakai – 10 poin

Alkohol medis – 8 poin

Suntikan transfusi darah (dengan darah O yang cocok) – 50 poin

[Poin saat ini: 0]

[Opsi: Beli dengan hutang poin]

[Pemilik dapat berhutang hingga 200 poin. Kekurangan poin akan dipotong dari tugas-tugas yang berhasil diselesaikan di masa depan.]

Linlin tak punya pilihan lain. "Beli semuanya dengan sistem kredit!"

[Ding! Pembelian berhasil. Hutang: 118 poin.]

Seketika, peralatan yang ia butuhkan muncul di depannya. Linlin menarik napas.

sedangkan ketiga orang disampingnya hanya bisa membelalakkan kedua matanya tak percaya dengan sesuatu yang tiba-tiba di depan matanya. Tapi mereka buru-buru sadar.

Linlin mengenakan sarung tangan steril dari sistem, lalu mengambil pinset bedah. Dengan hati-hati, ia mendekatkan diri ke kaki Jang Lei.

"Yi Hang, pegang dia baik-baik," perintahnya.

Yi Hang mengangguk dan menekan bahu serta kaki bocah itu agar tidak bergerak.

Linlin menyipitkan mata, mencari serpihan kayu yang tertanam di dalam luka. Cahaya minyak yang diarahkan Tabib Kang membantunya melihat lebih jelas.

"Aku menemukannya," gumamnya.

Dengan gerakan terlatih, ia memasukkan pinset ke dalam luka, mencapit serpihan kayu yang tertanam di otot paha Jang Lei.

Jang Lei merintih, tubuhnya sedikit menegang.

"Sabar, ini sebentar lagi selesai," kata Linlin tenang.

Serpihan kayu itu akhirnya keluar. Linlin segera memasukkannya ke dalam mangkuk kosong. "Satu masalah selesai."

Tabib Kang menelan ludah. "Aku… aku tak pernah melihat metode seperti ini…" ucapnya dalam hati.

Linlin mengambil suntikan obat bius dari sistem. Ia mengeluarkan udara dari jarum suntik, lalu menusukkannya ke sekitar luka Jang Lei.

"Tunggu beberapa detik. Setelah ini, dia tidak akan merasakan sakit," katanya.

Yi Hang menatapnya penuh ketertarikan. "Obat macam apa itu? Dia benar-benar tak akan merasakan apa-apa?"

Linlin mengangguk. "Ya, dia akan tetap sadar, tetapi tidak akan merasakan sakit di bagian ini."

Tabib Kang menghela napas dalam-dalam. "Ilmu macam apa yang dia pelajari? Bahkan di istana, aku belum pernah mendengar obat semacam ini."

Setelah memastikan bius bekerja, Linlin mengambil alat transfusi darah.

[Ding! Suntikan dengan darah golongan O siap digunakan.]

Linlin dengan cekatan menghubungkan selang transfusi ke tubuh Jang Lei. "Sekarang, dia akan mendapatkan darah yang hilang."

Yi Hang dan Tabib Kang terdiam melihat cara kerja alat yang aneh tetapi efektif itu.

Setelah transfusi berjalan, Linlin mengambil jarum dan benang bedah, lalu mulai menjahit luka Jang Lei dengan teliti.

Jarumnya menembus kulit dengan lembut, tangannya tetap stabil meskipun situasi penuh tekanan.

Tabib Kang, yang melihat proses itu, hanya bisa menahan napas. "Menjahit luka seperti kain robek? Ilmu kedokteran macam apa ini?"

Beberapa menit kemudian, Linlin mengikat simpul terakhir. "Selesai."

Dia mengambil alkohol medis, membersihkan area luka, lalu membalutnya dengan perban steril.

"Pastikan perbannya tidak kotor dan diganti setiap hari," kata Linlin kepada Tabib Kang.

Tabib Kang mengangguk cepat. "A-aku mengerti…"

Yi Hang menatap Linlin dalam diam, kemudian tersenyum samar serta kagum. "Mungkinkah wanita yang ku bawa kerumah, benar-benar seorang peri? apakah semua barang yang tadi muncul barang dari langit?"

Dalam benaknya, ia membayangkan medan perang yang penuh dengan prajurit terluka. "Jika metode ini bisa digunakan di sana, bukankah lebih banyak nyawa yang bisa diselamatkan? Berapa banyak para prajurit yang membela kekaisaran tak perlu mati sia-sia karena kehilangan darah atau infeksi luka?"

Ia mengepalkan tangannya. "Linlin…"

Gadis itu menoleh, alisnya sedikit terangkat. "Ada apa?"

Yi Hang terdiam sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepala. "Tidak, hanya saja… Apa kau selalu mempelajari metode penyembuhan seperti ini?"

Linlin tersenyum tipis. "Aku hanya tahu cara menyelamatkan orang dengan apa yang kupunya."

Jawaban sederhana, tapi Yi Hang tahu itu tidak sesederhana kedengarannya.

Sementara itu, Tabib Kang masih belum bisa berkata-kata. Ia merasa seolah baru saja menyaksikan sesuatu yang tidak berasal dari dunia ini.

"Jika aku tak melihat dengan mata kepalaku sendiri, aku tak akan percaya…" pikirnya dalam hati.

Linlin menatap Yi Hang dan Tabib Kang dengan serius. Suaranya rendah namun penuh ketegasan.

"Apa yang kalian lihat hari ini, tidak boleh diketahui oleh siapa pun. Jika ada yang bertanya, cukup katakan bahwa aku hanya menggunakan teknik pengobatan biasa."

Yi Hang dan Tabib Kang saling berpandangan. Tabib Kang merasa jantungnya berdetak lebih cepat. "Apa yang dilakukan gadis ini benar-benar di luar nalar… Jika orang-orang tahu, mereka pasti akan menganggapnya sebagai penyihir atau makhluk gaib!"

Yi Hang mengepalkan tangannya dan mengangguk. "Aku mengerti. Aku berjanji tidak akan membicarakannya kepada siapa pun."

Tabib Kang menelan ludah dan mengangguk dengan cepat. "Aku juga. Aku bersumpah tidak akan membocorkan apa pun."

Linlin menghela napas lega. "Bagus. Jika sampai tersebar, bukan hanya aku yang akan dalam bahaya, tapi juga kalian."

Yi Hang dan Tabib Kang kembali terdiam. Mereka tahu Linlin bukan sekadar tabib biasa, tapi mereka juga paham bahwa dunia ini tidak akan bisa menerima seseorang dengan kemampuan sehebat ini begitu saja.

Tabib Kang mengalihkan pandangannya ke arah Jang Lei yang masih terbaring lemah. "Yang paling penting sekarang adalah menyelamatkan nyawanya…"

1
Sribundanya Gifran
thor kpn up
yasmin
aku kirim vote buat othor....harus semangat up nya yaa
@haerani-d
begitulah hidup, setiap cobaan dan tantangan adalah warnanya tergantung bagaimana kita menghadapinya, dan setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil, jadi tetap semangat dan terus mencoba jangan lupa berdoa.../Kiss/
@haerani-d
tenang aja pangeran, sang putri luar biasa mu akan menyelesaikan semua /Determined//Casual/
Srie Ncii Herdiansyah
kenapa jarang up??sibuk kah?
Ayu Septiani
manisnya Linlin dan Yi Heng..... ayo lanjut up lagi thor.... semangat
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal wan
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!