NovelToon NovelToon
Kembalinya Duchess Kejam

Kembalinya Duchess Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Mengubah Takdir / Barat / Chicklit
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Di kehidupan sebelumnya, Duchess Evelyne von Asteria adalah wanita paling ditakuti di kerajaan. Kejam, haus kekuasaan, dan tak ragu menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Namun, semuanya berakhir tragis. Pengkhianatan, pedang yang menembus perutnya yang tengah mengandung besar itu mengakhiri segalanya.

Namun, takdir berkata lain. Evelyne justru terbangun kembali di usia 19 tahun, di mana ia harus menentukan jodohnya. Kali ini, tekadnya berbeda. Bukan kekuasaan atau harta yang ia incar, dan bukan pula keinginan untuk kembali menjadi sosok kejam. Dia ingin menebus segala kesalahannya di kehidupan sebelumnya dengan melakukan banyak hal baik.

Mampukah sang antagonis mengubah hidupnya dan memperbaiki kesalahannya? Ataukah bayangan masa lalunya justru membuatnya kembali menapaki jalan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Penguntit

Sesuai dengan keinginan Evelyne, Piter siang itu membawa sebuah kuda dan menatap Evelyne dengan gaunnya yang semula digunakan ke Kuil.

“Tuan, ini bekal Anda.” Seorang Kesatria memberikan sebuah bekal pada Piter, Piter menerimanya dan memperhatikan Evelyne yang menaiki kudanya.

“Saya tidak tahu bila Anda pandai berkuda, Lady Evelyne.” Piter menatap kagum. Evelyne terkekeh, ya kemampuan itu dia dapatkan dari kehidupan sebelumnya.

“Senang mendengar sanjungan Anda, Tuan Duke.” Evelyne meraih tali kekang kuda dan mulai mengikuti kuda Piter menuju hutan di sana.

“Hutan yang cantik,” puji Evelyne saat menyaksikan berbagai aneka burung dan hewan kecil nampak begitu lestari. Dia kian masuk hingga sampai di sebuah taman bunga yang begitu indah, di dekatnya ada pagar kecil dan pohon persik besar.

“Kemarilah, biar saya bantu.” Piter meletakkan bekal mereka dan membantu Evelyne turun dari kudanya. Evelyne yang tak mengenakan alas kaki membuat Piter sejenak tersenyum geli.

“Apa sejak tadi Anda seperti ini, Lady?” tanya Piter, Evelyne menghela napas sedikit kesal.

“Di sinilah ada orang yang tidak membiarkan saya menginjak tanah sedikit pun, bahkan sampai digendong segala.” Sindir Evelyne tak terima dapat ledekan, Piter tersenyum dan mengangkat tubuh Evelyne.

Rumput hijau yang indah dengan taman beraneka bunga yang cantik, Evelyne diturunkan di atas rerumputan yang langsung mengenai kulit kakinya.

Piter membuka karpet untuk mereka makan dan menyaksikan Evelyne yang nampak kegirangan dengan tempat tersebut. Ingatan Piter jauh melayang pada saat sosok bocah kecil yang berlari dan memanjat pohon besar itu untuk mencuri buahnya.

Piter menyentuh pohon besar itu dan tersenyum lembut, dia kembali menatap Evelyne yang kini berjalan ke arahnya dan menggenggam tangannya dengan lembut.

“Piter, aku ing- ah ya, maafkan aku bila aku berkata tidak dengan bahasa formal. Namun aku merasa lebih nyaman seperti ini saat bersamamu, apa Anda keberatan?” tanya lagi Evelyne, Piter menggelengkan kepalanya. Hingga senyum cantik terukir di bibir tipis Evelyne bersamaan dengan hembusan angin musim panas yang hangat.

“Apa ada sesuatu yang salah di wajahku, Piter?” tanya Evelyne merasa aneh dengan tatapan lekat yang ditunjukkan Piter kepadanya.

“Anda sangat cantik, Eve.” Jujur Piter, seketika wajah Evelyne bersemu kemerahan dan dengan cepat Evelyne memalingkan wajahnya untuk mengalihkan perhatian Piter.

Evelyne hendak melepaskan tangannya dari Piter dan hendak mengambil sebuah bunga cantik di sana, namun saat tangannya melepaskan Piter. Hal tak terduga kembali, Piter melingkarkan tangan besarnya di leher Evelyne, dia mendekap Evelyne dari belakang. Hingga tubuh Evelyne tertutup sempurna oleh tubuh besar Piter.

“Saya mencintai Anda, Eve, sangat mencintai Anda.” Bisik Piter tepat di tepi telinga Evelyne, Evelyne mengedipkan matanya. Tanpa terasa satu tetes air mata keluar dari matanya dan jatuh tanpa permisi membasahi pipinya.

‘Maafkan aku yang tidak pernah menyadari cinta besarmu ini, Piter, pantaskah aku menerima ini?’ gumam Evelyne dalam hati, namun suara isak Evelyne mampu membuat Piter langsung tercekat kaget dan membalikkan tubuh Evelyne.

“Mengapa Anda menangis?” Piter mengusap pipi Evelyne dengan lembut di mana air mata baru saja berjatuhan melewatinya.

“Piter, terima kasih. Bolehkah aku juga mencintai Anda?” tanya Evelyne, Piter membulatkan matanya.

“Tentu saja,” ucap Piter menangkup pipi Evelyne dan mengecup bibir Evelyne dengan lembut dan hati-hati.

“Aku mencintaimu, Piter.” Bisik Evelyne di sela-sela ciumannya.

“Saya sangat mencintai Anda, Evelyne.” Jawab Piter dan kembali menyatukan bibir mereka dengan hati yang sama.

Namun diam-diam seorang wanita sejak tadi mengikuti Piter dan Evelyne, dia mengepalkan tangannya melihat adegan romantis antara Evelyne dan Piter. Tangannya terkepal sempurna dan menunjukkan urat-urat di tangannya yang menegang. Pertanda wanita itu tengah menahan amarah yang besar.

“Evelyne! Kau hanya wanita lemah! Bagaimana bisa disandingkan dengan Tuanku!” pekiknya tak terima, pedang nampak terpampang di pinggangnya. Dan dia agaknya adalah salah satu dari Kesatria Zisilus.

Evelyne yang sejak awal sadar bila dirinya diikuti hanya mengangkat sudut bibirnya sinis, kini dia tahu apa maksud wanita yang mengikutinya itu. Nampaknya, ada yang tak menyukai Evelyne di kediaman itu, dan jelas itu bukan perkara baik bagi Evelyne.

“Piter, bolehkah besok saya berkunjung kemari?” tanya Evelyne dengan senyum manisnya, Piter mengangguk.

“Datanglah kapan pun Anda inginkan, Lady,” tutur Piter. Mereka akhirnya makan siang bersama dan setelahnya Evelyne diantar Piter kembali ke kediaman Astria.

Siang sampai malam hari setelah sekembalinya Evelyne, Evelyne disibukkan dengan berbagai hal. Dari mulai pekerjaannya yang menggunung, surat-surat dari kalangan sosialita, undangan, bahkan beberapa surat tentang hal yang tengah dia selidiki.

Semuanya seolah hal biasa bagi Evelyne, dia menyelesaikan semuanya dengan teramat mudah karena pengalamannya mumpuni dari kehidupan sebelumnya. Hingga dia akhirnya kembali istirahat, tanpa dia sadari di tengah malam, Piter datang mengunjungi kamar Evelyne hanya untuk memastikan bila Evelyne baik-baik saja.

Pagi tiba dan Evelyne kembali tersenyum saat mendapati kertas kecil sudah kembali berada di tangannya, “Selamat pagi, Eve. Semoga pagimu disertai senyum cerah.” Evelyne tersenyum membacanya dan bersiap. Namun kini dia tak mengenakan gaun atau dress memikat seperti biasanya.

“Ayah, Ibu. Hari ini saya akan sarapan di Kediaman Zisilus. Selamat pagi!” ucap Evelyne, melambaikan tangannya saat menyaksikan kedua orang tuanya tengah sarapan berdua.

Duchess Astria hendak mengatakan sesuatu namun terhenti saat melihat senyum lebar Evelyne, dan seorang pria nampak sudah menjemputnya dengan kereta kuda.

“Dia bekerja, belajar, dan melakukan kewajiban sebagai Astria dengan sangat baik. Bahkan dia juga menjalankan tugasnya sebagai calon Duchess Zisilus dengan sangat memikat. Saya tak menyangka bila putri kecilku telah tumbuh menjadi jauh dari jangkauanku.” Ucap Duchess Astria, dia terharu merasa berhasil membuat Evelyne tumbuh sampai dapat menjadi sosok seperti sekarang.

“Evelyne, dia memang sedikit berubah akhir-akhir ini. Namun, terkadang saya sendiri merasa enggan menatap matanya. Seolah dia sudah tahu semua hal mengenai diri saya, dan seorang saya tak dapat menyembunyikan apa pun dari matanya.” Ucap Duke Astria menambahkan. Duchess Astria tak membalas ucapan suaminya.

Keheningan tercipta di depan meja makan besar itu setelahnya, sedangkan Evelyne yang dijemput oleh Piter kini sudah pergi dengan kereta kudanya menuju kediaman Duke Zisilus.

‘Aku akan mengajarimu! Siapa di sini yang tidak berdaya!’ umpat Evelyne dalam hati, setelah tahu siapa wanita yang mengintip dirinya dan Piter kemarin siang.

Piter yang melihat gelagat aneh dari Evelyne tak begitu memperdulikannya, mau melakukan apa pun Evelyne di kediamannya. Piter jelas akan mengizinkannya, meski Evelyne akan membakar kediaman itu sekalipun, Piter tak akan menghalanginya.

Piter dan Evelyne akhirnya sampai di kediaman Zisilus, di sana para Kesatria nampak berbaris rapi dan para pelayan juga ikut berbaris menyambut kedatangan Evelyne. Itu adalah aturan baru dari Piter untuk semua pekerja kediamannya. Bila Evelyne datang maka semua orang harus memberi hormat dan berbaris di sepanjang gerbang untuk menyambut kedatangannya.

Minta doanya dari temen-temen semua, hari ini Nuah kena bencana. Rumah Nuah hampir terbawa longsor. Alhamdulillah gak sampe kebawa, jadi hari ini Nuah rada sibuk. Padahal Nuah baru pulang dari RS🥺

Cobaannya berat banget.

Semangat semua! Jangan pantang menyerah, dan kalian pasti bisa melewati berbagai rintangan yang ada.

1
Diyah Pamungkas Sari
jd inget si edward sama bella pas MP kmr nya hancur berantakan wkwkwkwkwk
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: eh, kok iya ya aku baru engeh sama twilight /Facepalm/
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
oke perutku begah!! bacanya ini pas hbs sarapan!! mana hawa adem lg. woeylah
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: keek, kenapa begah kak?
total 1 replies
Rossy Annabelle
ini nih baru keren si Author..ada giveaway nya we🥳
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: semngat kak
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
brti selanjutnya baca nya mlm ja dah 😑😑😑😑😖😖😖😖
Rossy Annabelle
q padamu Evelyn 😍tunjukkan kekejamanmu🥳
Diyah Pamungkas Sari
mantep eve, lope yu
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: lop yu tu lah/Facepalm/
total 1 replies
charis@ŕŕa
semoga sehat selalu n di jauhkn dr musibah...
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamiin
total 1 replies
Rossy Annabelle
turut berdukacita y thor 🥺,,cpt sembuh & semoga selalu diberi kesehatan..tetep semangat pokoknya 💪
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamin
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
evelyn main sosor bae kan kaget wkwkwkwwkk
Diyah Pamungkas Sari
gemes bgt sm piter n evelyn wkwkwkwkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!