Ikhtisar :
Untuk menyelamatkan pesantren dari seorang mafia yang ingin menggusur pesantren yang bernama Jack Jatnika, Khalisa Amira rela menjadi istri Jack sekaligus menjadi budaknya. Tapi siapa sangka Khalisa bukan wanita biasa, yang menerima apa yang terjadi padanya. Jack terkejut saat mengetahui masa lalu Khalisa, bahkan dialah tunduk padanya. Taktik apa yang Khalisa gunakan untuk menaklukkan mafia kejam sepertinya itu ?
Baca selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Ambil Seperlunya
Jack duduk di batu besar setelah sholat, dia teringat hari-hari yang di lewatinya dengan Khalisa. Tidak ada satu hari pun mereka lewatkan untuk bersama dan Khalisa selalu mengingatkanya menuju jalan kebenaran. Meski pun Jack kerap marah dan kasar padanya, mungkin wanita lain sudah pasti pasrah menghadapi Jack yang seperti itu. Bahkan hampr di jadikan santapan singa buas.
“Khalisa, kamu benar aku terlalu jauh ke dalam kegelapan dan kamu berusaha untuk menariknya dari kegelapan” Gumam Khalisa, seperti apa yang di katakana oleh Khalisa. Dia sudah terlalu jauh terjerumus dalam lembah dosa, tetapi istrinya itu tak gentar untuk mengingatkan lagi dan lagi meski nyawa taruhannya.
“Bos kia terharu” Ucap Maman
“Iya bos, ini namanya baru bos mafia yang holeh” Ujar Momon
“Mafia gak ada yang sholeh Mon” Jawab Maman
“Iya-ya, mafia kan gak ada yang sholeh mereka banyak dosanya. Beda dengan ustad yang sholeh” Ucap Momon
*****
Beberapa menit kemudian …
“Ampun bos” Ucap Mereka, mereka berdua harus mencari ikan tanpa jala atau pun alat pancing kalau tidak dapat akan menjadi santapan Lion
“Jangan kembali ke padepokan sebelum kalian mendapatkan ikan” Titah Jack
“Oke bos” Jawab Mereka dengan nada sendu
Jack meninggalkan kedua anak buahnya, dia kembali ke padepokan. Di jalan dia melihat berbagai tanaman buah-buahan di hutan, sepertinya warga padepokan yang menanam buah-buahan itu. Dan bebas di ambil oleh siapa pun, ada sebuah tulisan boleh di ambil tapi secukupnya.
“Aku ingin memetik buah leci untuk Khalisa secukupnya” Ucap Jack, dia teringat istrinya yang sakit dan ingin membawakannya buah yang segar
Jack melihat-lihat tanaman yang ada di tempat itu, dia melihat bermacam-macam tanaman buah. Dari dari leci, mangga, tomat, alpukat, jeruk, pepaya, semangka, melon, durian, salak, kiwi dan masih banyak lagi. Namun Jack tertuju pada buah leci, dia memetik buah leci.
“Banyak juga buahnya, tapi aku harus mengambilnya secukupnya” Ucap Jack, dia mengambil beberapa buah leci
“Khalisa pasti suka” Gumam Jack, dia hanya mengambil dua tangkan buah leci lalu dia berjalan meninggalkan tanaman leci itu
“Anak muda” Terdengar seseorang memanggil Jack
Jack langsung berbalik mendengar ada suara yang menyapanya, Jack memperhatikan laki-laki tua dengan tongkat di tangannya.
Dia memperhatikan laki-laki tua itu yang berjalan menggunakan tongkatnya.
“Iya kek” Jawab Jack
“Kenapa kamu mengambil buah leci hanya sedikit ?” Tanya Kakek tua itu
Jack memperhatikan buah yang dia ambi, hanya dua tangkai yang dia bawa.
“Ini sudah cukup kek” Jawab Jack
“Padahal masih banyak loh, kamu mau mengambil satu kantung plastic besar pun tetap masih banyak. Kenapa kamu tidak mengambil lagi ?” Tanya Kakek tua itu
Jack terdiam memikirkan ucapan kakek itu.
“Tadi saya melihat tulisan di atas sana, katanya boleh di ambil tapi secukupnya” Jawab Jack sembil menunjuk papan
“Itu kan hanya sebuah tulisan, tidak ada yang menjaga juga di sini. Pemiliknya pun tidak jelas, jadi apa salahnya kamu mengambil sepuasmu ?” Tanya Kakek tua itu
Jack terdiam, hatinya menimbang-nimbang apa yang akan dia lakukan.
“Ini sudah cukup kek, lagi pula kalau mengambil banyak takutnya mubadzir. Selain itu buah-buah ini bisa di nikmati oleh orang lain yang datang ke sini juga” Jawab Jack
Kakek itu mengangguk dan tersenyum
“Kalau begitu sapu punya hadiah untuk kamu” Ucap Kakek tua itu
“Hadiah untuk apa kek ?” Tanya Jack
“Istri kamu sedang sakitkan ?” Tanya Kakek tua
“Iya kek, istriku memang sedang sakit” jawab Jack, dia heran kenapa kakek tua itu bisa tahu istrinya sedang sakit
Kakek tua itu mendekati Jack, dia menyodorkan sebuah bungkusan daun pada Jack.
“Ini obat, bisa untuk mengobati berbagai penyakit. Berikan obat ini secara rutin sedikit-sedikit setiap hari sebelum dia makan” Ucap kakek tua menjelaskan
Jack megambil bungkusan daun itu, dia sedikit bingung.
“Terima kasih kek” Ujar Jack, Dia tidak tahu apakah bungkusan itu ada obatnya atau tidak tapi dia merasa hatinya yakin dengan kakek tua itu
Kakek tua itu mengangguk, Jack meninggalkan tempat itu. Dia membawa leci dan obat di tangannya. Kakinya jauh lebih ringan melangkah ke depan sambil tersenyum, padahal baru meninggalkan sifat serakahnya.
Ceklek
Jack membuka pintu rumahnya, dia masuk ke dalam. Di kamarKhalisa berbaring wajahnya terlihat segar dari pada semalam meski masih terlihat lemas.
“Sayang” Ucap jack mendekat
“Kamu bawa apa sayang ?” Tanya Khalisa
“Aku membawa buah leci dan obat untuk kamu” Jawab Jack meletakkan uah anggur dan obat di atas meja di samping ranjang
“Leci dari mana ?” Tanya Khalisa
Jack duduk di samping Khalisa.
“Tadi saat aku mau kembali ke padepokan ada sebuah kebun yang banyak tanaman buah-buahan …” Jack menceritakan semua yang dia alami saat di sana dan Khalisa hanya menyimak saja
“Aku sangat padamu sayang, kamu hanya mengambil secukupnya. Aku akan memberiak kamu hadiah” Ucap Khalisa
“Jadi kamu ingin memberikan aku hadiah juga ?” Tanya Jack
“Memangnya kamu ingin hadiah apa ?” Tanya Khalisa
Jack membangunkan tubuh Khalisa, lalu dia menatap wajah istrinya.
“Aku ingin hadiah yang membuat aku menjadi candu” Jawab Jack
Khalisa tersenyum, Jack seperti sudah terkena sihir manisnya. Jack mendekat dan mencium Khalisa lalu dia memeluknya.
“Kamu harus sembuh, aku ingin hidup bersama kamu sampai ajal menjemputku” Ucap Jack
Khalisa tersenyum, dia menikmati pelukan Jack yang bergitu hangat dan tulus.
“Jack, aku lapar” Ucap Khalisa
Jack melepaskan pelukannya dengan perlahan.
“kamu mau makan leci ?” Tanya Jack
“Mau” Jaab Khalisa
“Tapi minum obat dulu, kakek tua tadi minum obatnya sebelum makan” Ujar Jack
Khalisa tertawa kecil, dia melihat suaminya sibuk membuka bungkusan itu.
“Sayang kenapa ?, apa ini sebuah racun ?” Tanya Jack
“Bukan, itu benar-benar obat” Jawab Khalisa
“Beneran ?, kakek tua tadi itu aneh. Masa memberikan obat begitu saja, kenal juga enngak” Gumam Jack, dia memperhatika obat yang sudah di tumbuk halus
“Beliau adalah Kyai Zakariya, kakak dari kyai Rasyid beliau juga tabib di sini Jack. Beliau sudah berhenti jadi tabib, jarang yang bisa bertemu dengannya. Karena beliau sudag istirahat dari seorang tabib dan benar-benar mendekatkan diri pada Allah sebelum ajal menjemput” Jawab Khalisa
Jack menghentikan tangannya yang sedang bergerak, dia tertarik dengan pembicaraan istrinya.
“Oh, jadi kakek tua tadi itu tabib dan plus kakaknya kyai Rasyid ?” sahut Jack
“Iya, tapi perbuatan apa sampai kamu bisa bertemu dengannya ?” Tanya Khalisa
“Ada dong, suamimu ini sudah melakukan kebaikan yang pertama” Jawab Jack
Khalisa tertawa keci; mendengar ucapan suaminya
“Kenapa kamu tertawa ?, kamu tidak percaya aku sudah berbuat baik ?” Tanya Jack
“Percaya, makanya kamu mendapatkan hadiah dari beliau” Jawab Khalisa
“Kamu tidak ingin tahu kebaikanku tadi apa ?” Tanya Jack
“Tidak, nanti kamu akan sombong” Jawab Khalisa
Jack mendekat, merasa gemas dengan istrinya.
“Cepatlah sembuh, kita belum melakukan malam pertama yang begitu indah” Ucap Jack
Khalisa tersenyum, setidaknya Jack sudah mulai berubah.
“Sekarang kamu minum obat dulu ya” Titah Jack, dia membantu Khalisa meminum obat
“Manis gak sayang ?” Tanya Jack
“Manis, ini buah leci terbaik” Jawab Khalisa
“Menurut kamu siapa yang menanam tanaman buah-buahan itu ?” Tanya Jack
“Aku tidak tahu, tidak ada yang melihatnya. Mungkin seseorang yang menanamnya di malam hari” Jawab Khalisa
“Aneh, kakek tuanya aneh dan sekarang tanaman yang misterius tak bertuan” Ucap Jack
Khalisa hanya tersenyum, dulu dia sama seperti Jack saat pertama kali dia berada di sana.
“Jack, tempat ini akan menjadi tempat kamu belajar agama dan akhlak. Di sini kamu akan tahu pentingnya menjaga alam dan hubunganmu dengan sesame manusia” Ucap Khalisa
Jack menganggukkan kepala, asalkan Khalisa ada dimana pun dia akan berada.
“Jack, anak buahmu kemana ?” Tanya Khalisa
“Eeee…..” Jack ingat tadi anak buahnya di tinggalkan di sungai
“Mereka belum makan, biar Marwa memberi mereka makan” Ucap Khalisa
“Mereka baik-baik saja sayang, jangan khawatir” Jawab Jack
“Palingan mereka di makan buaya atau pun Lion lupa memakan mereka” Batin Jack
“Oh, jangan jadikan mereka tumbal kamu” Ucap Khalisa
Jack hanya tersenyum tipis, sudah jelas dua anak buahnya itu selalu jadi tumbalnya