Arya kakomole, pemuda berusia 17 tahun yang selalu mendapatkan kekerasan
dan siksaan dari teman-teman sekolahnya. Suatu hari dia hampir saja
mati dihajar oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan elit. Saat
Arya kehilangan kesadaran, muncul sebuah sistem dalam dirinya. Seketika
tubuh Arya bangkit dan membunuh semua orang di sekolah tanpa
menyisakan 1 orang pun. Peristiwa berdarah ini pun membuat gempar
seluruh negeri dimana Arya diduga sebagai pembunuh dan dicari oleh
semua orang. Sementara itu Arya memutuskan untuk pergi ke kota lain
untuk melanjutkan hidup dengan identitas barunya. Bagaimanakah hidup
Arya setelah mendapatkan sistem yang ternyata adalah sistem yang
mengharuskannya melakukan kejahatan?
Novel ini memiliki tokoh utama dark hero. Jika kalian suka tokoh utama yang
baik hati, naif dan polos tidak disarankan untuk membaca.
Selamat membaca...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vedom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 vanessa wastfall
"Aa-Arjuna, kau kah itu?" lirih Vanessa.
Rupanya ia mengenali Arjuna meski Arjuna mengenakan
hoodie hitam yang menutupi kepalanya dan masker berwarna
sama.
Deg...
Arjuna begitu terkejut saat melihat Vanessa disana.
"Vanessa?" Arjuna terkejut.
"Ke-kenapa kamu bisa berada disini?" tanya Arjuna.
"A-aku..." Vanessa begitu ketakutan.
la melihat sekeliling rumahnya yang kini penuh dengan
darah dan tumpukan mayat, termasuk ayahnya.
Kini Vanessa merasa takut dengan Arjuna. la merasa
Arjuna adalah seorang pembunuh berdarah dingin.
"Vanessa..." ucap Arjuna sambil mendekati Vanessa.
"Jangan mendekat!" Vanessa duduk ketakutan sambil
memegang lututnya.
"Vane..." belum sempat Arjuna melanjutkan, Vanessa
memotongnya.
"Ampuni aku, Arjuna. Jangan bunuh aku, kumohon,"
teriak Vanessa takut.
"Apa kau melihat semuanya?" tanya Arjuna dingin.
Vanessa hanya mengangguk ketakutan. Tak ada gunanya
berbohong, dan ia tak ingin menyinggung Arjuna dengan
kebohongan.
Arjuna kesal dengan dirinya karena begitu ceroboh, tak
menyadari ada seseorang selain targetnya disana. Kini ia tak
tahu harus bagaimana, saat ada seorang saksi yang melihat
perbuatannya.
'Apa aku harus menyingkirkan nya?" batin Arjuna.
Namun hati kecil Arjuna menolak, karena Vanessa bukan
targetnya.
Selama ini ia hanya membunuh orang-orang yang pantas
dihukum, dan ia merasa Vanessa tidak termasuk kategori itu.
"lkut aku, tapi jangan berani untuk kabur," perintah
Arjuna.
Vanessa tak punya pilihan lain selain mengikuti Arjuna.
Keduanya berjalan menuju ke luar.
Arjuna memegang pinggang Vanessa dan langsung
mengaktifkan skill stealth nya.
'Stealth
Tubuh keduanya menghilang lalu Arjuna dengan cepat
pergi dari sana dengan membawa Vanessa.
**********k*******
Arjuna membawa Vanessa ke kontrakannya.
la langsung menginterogasi gadis itu bagaimana bisa
berada disana.
Arjuna penasaran karena sebelumnya saat menyelidiki
target, tak ada nama Vanessa dalam anggota keluarga.
"Kenapa kamu bisa ada disana? Siapa kamu sebenarnya?"
tanya Arjuna.
Vanessa yang ketakutan berusaha tenang, la menarik
napas kuat-kuat, mencoba untuk menatap Arjuna.
Siapa yang tak takut jika berada dalam satu ruangan
dengan pembunuh berdarah dingin.
"A-aku.. aku adalah putri rahasia dari Trevor Reyes,' ucap
Vanessa.
"Apa?" Arjuna terkejut.
"18 tahun lalu, ibuku bekerja di kediaman Reyes sebagai
ART. Reyes waktu itu tertarik pada ibuku hingga memaksanya
berhubungan, hingga lahirlah aku," lirih Vanessa.
Lalu Vanessa menceritakan mengenai Reyes yang
sebelumnya sudah menikah 10 tahun namun tak dikaruniai
anak. Reyes begitu marah saat ibu Vanessa melahirkan anak
perempuan, karena Reyes sendiri menginginkan anak laki-laki.
Reyes dan istrinya memperlakukan Vanessa dan ibunya
begitu kejam. Dia mengurung keduanya di mansion selama 3
tahun, tanpa boleh keluar sekalipun.
Suatu hari istri Reyes meninggal karena suatu penyakit.
Dan saat pemakaman, ibu Vanessa yang melihat ada celah pun
kabur dari kediaman Reyes dengan membawa Vanessa yang
masih berumur 3 tahun. Namun semua itu rupanya tak ada
gunanya, karena 2 hari kemudian Vanessa dan ibunya
ditemukan oleh anak buah Reyes.
Vanessa dan ibunya dibawa ke kediaman Reyes dan
disiksa habis-habisan oleh Reyes yang murka.
Reyes kelepasan terlalu keras menyiksa ibu Vanessa
hingga alkhirnya tevwas.
"Sejak saat itu aku hidup bagai di neraka bersama Reyes.
Meski Reyes tak pernah menyentuhku, ia selalu
memperlakukanku dengan kejam. Termasuk istri barunya dan
anak-anak tirinya," lirih Vanessa.
"Meski ia menyekolahkanku, Reyes sama sekali tak
pernah menganggapku anak, bahkan namaku tak pernah
masuk ke daftar anggota kelu arganya. Itulah sebabnya aku
menggunakan nama keluarga ibuku," imbuh Vanessa yang
memakai nama Westfall milik ibunya.
"Beberapa waktu lalu perusahaan Reyes kolaps, dan ia
butuh investor untuk mempertahankan perusahaan. Dengan
kejam dia berencana menjualku pada rekan bisnisnya agar
mau menggelontorkan dana investasi untuk Reyes," lirih
Vanessa.
Arjuna terdiam. la tak menyangka Vanessa memiliki cerita
seperti itu.
la beberapa kali mendengar informasi dari
teman-temannya bahwa Vanessa yang merupakan primadona
sekolah berasal dari keluarga kaya dan terpandang.
la tak menyangka di balik kesempurnaan Vanessa saat di
sekolah, tersimpan kisah menyedihkan seperti itu.
"A-aku sudah menceritakan semuanya. Tolong ampuni
aku, Arjuna,' pinta Vanessa sambil berlutut dan menangis.
Arjuna merasa iba melihat Vanessa memohon seperti itu.
'Erebos, bagaimana menurutmu?' tanya Arjuna.
"Sepertinya dia sungguh-sungguh, bocah. Aku tak
merasakan kebohongan darinya," ucap Erebos.
Arjuna juga merasakan hal yang sama, namun ia tak tahu
harus bagaimana.
"Sikat dia, bocah. Mumpung dia ketakutan, pasti gak
bakalan nolak. Mana berani dia," Erebos terbahak.
Dasar iblis mesum,
Arjuna khawatir mendapatkan misi untuk memperawani
gadis di depannya ini.
"Huh... baiklah, sementara ini kau harus tinggal disini,"
ucap Arjuna.
Vanessa terkejut dan mendongak.
"A-apa kamu serius? Kamu takkan membunuhku?" tanya
Vanessa hati-hati.
Arjuna mengangguk.
"Dengan syarat kau tak boleh keluar tempat ini dengan
alasan apapun sebelum aku mengijinkanmu. Kau juga harus
merahasiakan apa yang kau lihat," perintah Arjuna.
"Aku takkan segan-segan membunuhmu jika kau
membocorkan identitasku atau kabur dari tempat ini," ancam
Arjuna sambil menatap Vanessa tajam.
Vanessa begitu ketakutan saat Arjuna menatapnya seperti
itu.
Selama ini, setahunya Arjuna sehari-hari memang
bersikap dingin pada semua orang termasuk dirinya, namun
Arjuna tak pernah mengusik orang lain.
Tak pernah ia bayangkan ada sosok yangjauh lebih
menakutkan di balik sifat Arjuna yang ia ketahui selama ini.
"Ba-baiklah. Aku berjanji akan menuruti semua
perintahmu," lirih Vanessa.
"Bagus. Sekarang kau tidurlah, kamarmu disana,"
perintah Arjuna sambil memberitahu Vanessa dimana
kamarnya.
Vanessa langsung masuk kamar, sementara Arjuna ke
kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Di dalam kamar, Vanessa masih kepikiran dengan
kejadian ini.
la lega Reyes terbunuh sehingga ia bebas. Namun entah ia
harus bersyu kur atau tidak, karena ia kini justru masuk ke
kandang singa.
la tak ingin memikirkan apapun dan memutuskan untuk
tidur.
Arjuna yang sudah membersihkan diri pun merebahkan
dirinya di sofa. la memilih tidur di sofa, karena kamar di
kontrakannya hanya ada 1.
la tak ingin tidur sekamar dengan Vanessa.
'Sepertinya aku harus mencari tempat tinggal baru yang
jauh lebih besar, batin Arjuna.
la kini mempunyai banyak uang, dan sayang jika tak
menggunakannya.
***
Keesokan harinya Vanessa terbangun dari tidurnya.
la masih tak menyangka bahwa ia akan tidur di kamar
Shadow, sosok yang dibicarakan seantero negeri Starhaven ini.
Vanessa keluar kamar dan melihat Arjuna yang tidur di
sofa.
la mendekat dan memandangi wajah Arjuna.
Tampan sekali. la juga begitu kuat, batin Vanessa.
la akui telah jatuh cinta pada pandangan pertama saat
melihat Arjuna yang waktu itu mengalahkan Erik.
Namun kini ia tak tahu harus tetap mencintai Arjuna atau
tidak, karena ternyata sosok Arjuna berbeda dengan yang ia
tahu beberapa waktu ini.
Vanessa hendak menyelimuti Arjuna, namun Arjuna
tiba-tiba terbangun dan langsung mencekik gadis itu.
Grepp...
"Apa yang kau lakukan?" tanya Arjuna dengan tatapan
dingin.
"A-aku... hanya ingin... me-menyelimutimu," jawab
Vanessa dengan terbata karena lehernya dicekik.
Arjuna terdiam sejenak dan akhirnya ia melepaskan
tangannya.
la merutuki kebiasaannya yang selalu waspada meskipun
sedang tidur. Sejak menjadi Shadow, Arjuna merasa tak bisa
tidur dengan tenang dan selalu memasang mode siaga.
"Lain kali jangan mendekatiku sembarangan. Aku bisa
saja membunuhmu tanpa sadar," ucap Arjuna sambil
melangkah pergi.
“Hah... hah... Baik," lirih Vanessa ngos-ngosan.
la begitu kaget dan takut dengan sikap Arjuna itu.
Arjuna membuatkan sarapan untuk mereka makan.
'Enak sekali,' batin Vanessa saat memakan masakan yang
Arjuna buat.
Sungguh cowok yang sempurna, tapi sayang hobinya
cabut nyawa orang,' batin Vanessa sambil menatap Arjuna.
"Apa yang kau lihat?" tanya Arjuna sambil makan.
"Ti-tidak, aku hanya..." ucap Vanessa yang takut
sekaligus malu karena ketahuan menatap Arjuna lama-lama.
"Selesai sarapan, ikut aku pergi," perintah Arjuna.
"Pergi kemana?" tanya Vanessa.
"Nanti kau juga akan tahu," ucap Arjuna malas menjawab.
'Huh, kumat lagi deh sifat kulkasnya,' batin Vanessa kesal
dengan sifat dingin Arjuna.
********k***
Saat menjelang siang, Arjuna membawa Vanessa pergi
keluar. Untungnya hari ini libur sekolah.
Keduanya menuju ke agen perumahan.
Arjuna ingin mencari rumah yang lebih besar, karena sejak
dulu cita-citanya membeli rumah besar dengan uangnya
sendiri.
Setelah melihat-lihat katalog rumah, Arjuna tertarik
dengan sebuah rumah mewah bergaya modern.
Mereka pun pergi untuk melihat-lihat rumah yang Arjuna
inginkan.
Arjuna begitu kagum dengan desain rumah itu.
Rumah itu berdiri di atas tanah berluas 6 hektar dengan
luas bangunan 8.000 meter persegi, dilengkapi dengan 7
kamar tidur mewah, ruangan bioskop, sports bar,
perpustakaan, ruang olahraga outdoor dan fasilitas lainnya.
"Baiklah, aku akan mengambil ini," ucap Arjuna tanpa
ragu.
Arjuna kemudian membayar rumah itu yang seharga 12
juta dollar. Vanessa begitu syok mendengarnya. Bukan syok
karena harganya, namun syok melihat Arjuna yang dengan
entengnya membeli rumah mewah itu.
(Jangan harap ada adegan klasik dimana MC diremehkan
dan disangka gak bisa beli. Hohoho.)
'Sekaya apa dia, bisa beli rumah dengan entengnya?"
batin Vanessa.
Sejauh ini Vanessa merasa Arjuna itu tidak berasal dari
keluarga kaya, apalagi melihat Arjuna yang hanya tinggal di
kontrakan murah.
Kini ia tak tahu dengan sosok Arjuna yang begitu
misterius.
Setelah mengurus surat-surat kepemilikan, si pegawai
memberikan selamat pada Arjuna yang telah membeli rumah
itu.
"Selamat rumah itu kini resmi milik anda, tuan Evans.
Saya yakin anda dan istri anda akan betah tinggal disana,"
ucap pegawai itu.
Vanessa terkejut karena disangka sebagai istri Arjuna.
Blushh...
Mukanya menjadi merah membayangkan hal itu.
Arjuna takmenyangkal karena malas menjelaskannya,
lalu keduanya pergi ke mall untuk belanja.
"Kita mau kemana?" tanya Vanessa.
"Ke mallX," ucap Arjuna.
Vanessa hanya diam dan menuruti Arjuna.
Arjuna dan Vanessa membeli banyak keperluan, seperti
pakaian untuk keduanya, ponsel untuk Vanessa, dan
keperluan lainnya.
Arjuna hampir menghabiskan 500 ribu dollar selama
disana.
Vanessa sempat menolak saat Arjuna membelikannya
barang keperluan yang begitu banyak, namun Arjuna
beralasan malas jika nanti bolak-balik membeli.
Keduanya menenteng banyak belanjaan. Saat hendak
pergi dari mall itu, Arjuna dan Vanessa bertemu dengan
seseorang yang Arjuna kenal.
"Arjuna?" panggil wanita itu.
"Kamu..."