Leana seorang aktris yang baru saja terjun ke dunia hiburan tiba-tiba didorong ke dalam laut. Bukannya mati, Leana justru masuk ke dalam sebuah novel yang di mana ia menjadi tokoh pendukung yang lemah. Tokoh itu juga memiliki nama yang sama dengannya
Leana menjadi salah satu simpanan tokoh utama yang telah beristri. Namun tokoh utama pria hanya menganggap ia sebagai alat pemuas hasrat saja. Dan terlebih lagi, di akhir cerita ia akan mati dengan mengenaskan.
Merasa hidup sudah di ujung tanduk, Leana berusaha mengubah nasib tokohnya agar tidak menjadi wanita simpanan yang bodoh dan tidak mati mengenaskan. Di sisi lain Leana juga harus mencari cara agar keluar dari dunia novel ini.
Akankah Leana mampu melepaskan diri dari tuannya yang terkenal kejam itu? Dan bagaimana caranya agar Leana mampu kembali ke dunia asalnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masuk Ke Dalam Novel
"Aku mencintaimu Leana," ucap seorang pria dengan sungguh-sungguh.
Wanita yang diajak pria itu berbicara menghela nafas. Ia mundur selangkah dan menghadap ke laut yang tenang.
"Aku tidak mau menerimamu Leon. Sudah berkali-kali aku katakan ini, tidakkah kamu akan menyerah?"
"Aku sudah menyiapkan lamaran semewah ini Leana. Tidakkah kamu luluh?" tanyanya mencoba memegang jemari indah dari wanita itu.
"Aku sangat berterima kasih Leon karenamu membuatku menggapai impianku menjadi aktris. Aku pun sangat bersyukur karena kita sudah berteman baik. Tapi aku tidak bisa, kumohon mengertilah!" pinta wanita yang bernama Leana.
"Ah begitu yah, lalu Kyle, siapa dia? Apakah dia hanya sekedar rekan aktingmu?" Leon mulai bersikap posesif.
"Leon, dia hanya lawan mainku!" tegas Leana dengan tatapan marah.
"Lawan main katamu? Setelah selesai syuting kalian berciuman di sudut rumah Theana!" bentak pria itu.
"Aku mabuk! Dalam ingatanku aku berusaha menolak minuman itu, entah mengapa aku mabuk. Sudahlah, berhenti membahas ini! Aku lelah Leon, aku ingin pulang saja."
Sebelum Leana berhasil melangkah maju, pria bernama Leon itu mendekapnya dengan erat dari belakang. Dengan sekuat tenaga Leana berusaha melepaskan diri, namun tenaga Leon lebih kuat.
"Lepas Leon!" teriak Leana.
Bukannya melepas, pria itu menciumi leher Leana dengan ganas.
"Aaaa!! Lepas Leon!" Leana terus memberontak.
Setengah gaun Leana berhasil turun hingga menampilkan bahu mulusnya. Leana menangis saat merasakan ada bara panas yang mengalir dalam dirinya. Dalam kesempatan itu, ia menggigit tangan Leon dengan kuat.
"Argh!"Leon berteriak kesakitan.
Secepat mungkin Leana menarik gaunnya hingga menutupi dadanya yang tadi sempat terbuka. Terlihat amarah dari kedua mata wanita itu. Mata indah itu menjadi merah dan berair.
"Karena kau temanku, aku akan melupakan kejadian barusan," ujar Leana.
"Leana jika kau tidak bisa jadi milikku maka orang lain juga tidak bisa jadi memilikimu," ucap Leon yang tiba-tiba mendorong Leana ke laut.
Leana yang tidak sempat berpegangan di pinggir batasan akhirnya jatuh.
Byurrr
Ia terhempas dan masuk ke dalam dinginnya laut. Tubuhnya berusaha bergerak agar naik ke atas. Namun dinginnya laut dan gaunnya cukup sulit untuk membuatnya bergerak.
"Tolong!" Leana memohon dan terus bergerak di atas permukaan air.
Lama kelamaan ia mulai kelelahan. Sekujur tubuhnya kedinginan dan kaku. Perlahan tubuhnya kembali tenggelam ke dasar laut. Merasa sudah tidak mampu untuk naik, Leana pasrah. Air sudah masuk memenuhi paru-parunya. Dan akhirnya ia kehilangan kesadaran sepenuhnya.
...****************...
"Leana," panggil seseorang.
Suara itu terdengar sayup-sayup di telinga Leana. Dalam ketidaksadarannya, ia berpikir bahwa ini berada di alam tidak sadarnya. Entah apapun tempatnya, ia sudah yakin bahwa ia sudah mati.
"Leana, kumohon sadarlah!" terdengar sayup bahwa orang tersebut menangis.
Perlahan, mata Leana terbuka. Ia berada di ruangan yang tidak ia kenali. Seluruh matanya menelusuri ruangan ini.
"Leana! Akhirnya kau sadar juga."
Leana termangun. Ia menatap wajah wanita di sebelahnya dengan heran. Bagaimana bisa ia bisa di sini sedangkan baru saja ia tenggelam. Dalam pikirannya, mungkin seseorang berhasil menyelamatkannya dari insiden semalam. Dan wanita yang tidak ia kenali ini mungkin adalah salah satu crew dalam film mereka.
"Aku tidak apa-apa," ucap Leana menenangkan wanita di sebelahnya.
"Baguslah. Tapi mengapa kamu bisa jatuh ke dalam laut?" Wanita itu bertanya kebingungan.
"Ah itu, sepertinya aku dalam keadaan mabuk dan tidak sadarkan diri." Leana berbohong. Ia takut jika Leon akan masuk penjara karena ini. Meskipun Leon bersikap seperti itu, Leana masih menganggapnya sebagai seorang teman.
"Astaga! Kau meminum minuman tuan kita? Aduh ini gawat. Jika nyonya Merry tahu kau pasti akan dimarahi."
Leana mengeryit. Ia tidak paham apa maksud perkataan wanita di sebelahnya. Semalam ia bersama dengan Leon di atas kapal pesiar dengan untuk makan malam. Dan 'tuan' apa maksud dari perkataan wanita itu. Serta nyonya Merry, Leana sama sekali tidak tahu siapa wanita itu
"Aku tidak mengerti, nyonya Merry itu siapa?" tanya Leana kebingungan.
"Aduh Leana! Apa yang terjadi padamu? Dan gaya bicaramu juga berbeda. Apa kamu mengingat aku?" Wanita itu bertanya dengan sangat hati-hati.
Leana menggeleng, ia tambah bingung dengan semua ini.
"Ya ampun! Aku Mira! Teman baikmu sejak kamu ke sini."
Leana berusaha mencerna semuanya. Ia merasa bahwa ia sedang dikerjai oleh rekan-rekannya karena insiden ini. Atau mungkin kamera tersembunyi menyorotnya dan melatih kesabarannya.
"Baik Mira, aku butuh waktu, izinkan aku keluar dan melihat ke luar. Kepalaku benar-benar sakit."
Mira mengangguk, membatu Leana keluar. Ia melihat kesekeliling, tempat ini begitu megah seperti mansion. Taman yang luas membuat mansion ini terlihat begitu menawan.
"Kita di mansion tuan Dalton. Insiden semalam membuat kita dibawa ke sini dan membuat nyonya Merry sangat khawatir."
Mendengar perkataan barusan, Leana mulai merasa janggal. Ia sepertinya mengenal kejadian ini. Kepalanya terus berputar untuk mengingat sesuatu yang mirip dengan ini. Akhirnya ia mengingat sesuatu. Nama-nama yang disebutkan dan kejadian barusan sangat mirip dengan sebuah Novel yang ia baca karya penulis kesukaannya.
Kejadian ini terjadi pada bab dua ketika tokoh utama pria Dalton bertunangan dengan tokoh utama wanita yaitu Anastasia di sebuah kapal pesiar mewah. Namun ada salah satu insiden dimana pelayan bernama Leana jatuh ke laut karena ia memang berniat bunuh diri.
Leana dalam novel itu mencintai Dalton. Ia diam-diam mengagumi Dalton semenjak ia bekerja di mansion ini. Bahkan wanita itu rela menjadi salah satu wanita simpanan Dalton untuk melepaskan hasrat Dalton yang tidak bisa disalurkan ke Anastasia. Dalton yang begitu mencintai Anastasia tetapi tidak pernah ditoleh oleh gadis itu.
Namun, salah satu wanita simpanan Dalton bernama Adaline adalah tokoh antagonis yang ingin memiliki Dalton seutuhnya. Dia terus menyerang tokoh utama Anastasia beserta simpanan Dalton yang lainnya.
Leana terkekeh, bagaimana bisa mereka melakukan adegan ini dengan bercanda.
"Semalam tuan Dalton akan bertunangan dengan Anastasia kan?" tanya Leana tersenyum.
"Kau ingat?"
Leana terkekeh kembali. Ia menaruh tangannya di kedua pundak wanita itu.
"Mira, berhenti bercanda. Mana kamera tersembunyinya?" Leana bertanya sembari mencoba mencari kamera tersembunyi yang ada di sekitar.
Namun ketika Leana berjalan, ia tidak sadar menabrak seseorang.
"Kau sudah sembuh?" tanya seorang pria dengan suara yang begitu gagah.
Leana menoleh, menelan saliva. Pria itu terlihat begitu tampan dan memesona. Tubuhnya yang tinggi dan kekar membuat siapa saja pasti tertarik untuk memperhatikannya. Leana yang hapal dengan aktor-aktor di dunia hiburan ini tidak mengenal pria ini. Mungkinkah pria ini adalah aktor yang baru saja terjun?
"Kau aktor baru?" tanya Leana tanpa takut apapun.
Mira di sebelah Leana menunduk takut. Ia bingung mengapa Leana tidak mengenal tua Dalton.
"Sepertinya sakitmu cukup parah ya sampai tidak mengenal tuanmu," gumam pria itu.
Leana terkejut, ia tidak menyangka jika mereka masih melanjutkan akting ini.
"Kalian berhentilah, aku tidak ingin bercanda," gerutu Leana.
"Bercanda katamu? Apa yang sedang pelayan kecil ini lakukan di hadapanku?" Dalton bertanya dengan sangat intimidasi.
Apa-apaan ini, mengapa akting mereka begitu bagus dan terlihat sangat nyata.
"Jika kau sembuh kau harus dihukum," ucap Dalton menyeringai.