NovelToon NovelToon
CUKUP SEKEDAR MENGAGUMIMU

CUKUP SEKEDAR MENGAGUMIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: NRmala

Wanita introvert itu akhirnya berani jatuh cinta, namun takut terlalu jauh dan memilih untuk berdiam, berdamai bahwa pada akhirnya semuanya bukan berakhir harus memiliki. cukup sekedar menganggumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NRmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

penguntit yang ketahuan

Laura melirik Arya dan Emil yang menatap kearah dirinya. Ia tahu bahwa sedari tadi dua pria itu mengikuti dan memperhatikannya. Ia juga tahu Emil berbohong padanya tadi.

**********

~ Flashback ~ sejam sebelumnya

Laura terduduk melamun di atas sajadah. Ia merasa bosan dan sepi. Biasanya sehabis sholat asar, ia akan dikunjungi Dinda. Namun, hari ini sahabatnya tidak menampakkan wajah dan suara cemprengnya.

Ia pun berinisiatif mengirimkan pesan whatsapp kepada Dinda. Tidak butuh waktu lama, Dinda sudah membalas pesan miliknya.

Dinda

Maaf, Ra...

Aku hari ini mau nemenin ibu aku belanja

Mau acara arisan perkumpulan teman2nya soalnya.

Laura menghela nafas panjang membaca pesan Dinda. Ia benar-benar merasa kesepian sore ini. Ia lalu berdiri memperbaiki peralatan sholatnya dan menuju dapur.

Laura melihat ke kanan dan kiri seperti mencari seseorang. Matanya menangkap mba Ayem yang sibuk memasak dan mba Ika yang sedang mencuci di dekat dapur.

Laura pun berjalan kembali ke kamarnya. Menaruh dirinya di atas kasur dengan posisi duduk. Wajahnya lesu menatap jendela kamarnya. "Sepi sekali hari ini."

Ia beranjak dari kasur dan mulai melihat sebuah novel masih terbungkus plastik dengan rapi. Ia menatap novel itu sembari mengingat-ingat kapan ia membelinya. Setelah beberapa menit ia berfikir, Laura tersenyum pertanda bahwa ia telah mengingatnya.

"Baca di taman aja deh. Siapa tau rasa bosan dan kesepianku hilang." Fikir Laura.

Ia pun mengambil ransel mini dan mengisi novel ke dalam ransel. Tidak lupa, ia juga menutup jendela kamarnya lalu beranjak keluar kamar.

Tidak lupa ia menghampiri ke dua mbanya untuk berpamitan. Ia tidak mau mbanya khawatir dan mencari dirinya.

Setelah keluar pagar rumah, ekor mata Laura menangkap sebuah motor dengan dua laki-laki di bawah pohon depan rumah Dinda. Dua laki-laki itu sedang menatap dirinya.

"Arya dan Emil ya?" Batinnya mencoba untuk tidak melihat ke arah mereka.

Laura pun melanjutkan perjalanan menuju taman yang berlawanan arah dengan jalan menuju rumah Dinda. Taman itu dekat dengan rumahnya, jadi ia memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Selama perjalanan, ia merasa di ikuti. Tapi tidak ingin bersuudzon, Laura tetap melanjutkan langkahnya dengan santai. Sepuluh menit ia berjalan akhirnya ia sampai ditujuannya.

Laura menengok ke kiri dan ke kanan mencari kursi untuk ia duduk. Setelah menemukan kursi kosong Laura pun berjalan ke arah keberadaan kursi itu. Lagi-lagi ekor matanya menangkap Emil dan Arya. Ia pun tersenyum tipis.

**********

Cahaya mentari mulai memudar. Langit mulai gelap. Memberi tanda sore ingin berpamitan untuk beristirahat hingga besok datang lagi.

Laura melirik jam dihandphonenya, waktu menunjukkan jam 6 kurang 25 menit. Menutup novel itu lalu menyimpan kembali ke dalam ransel kecilnya. Melirik sebentar ke arah Arya dan Emil lalu beranjak meninggalkan taman.

**********

"Assalamu'alaikum..." teriakkan Dinda membuat mba Ayem yang sedang sibuk di dapur segera menghampirinya di depan pintu rumah.

"Wa'alaikumsalam... Neng Dinda bikin ih suaranya ngalahin toa masjid." Kata mba Ayem tertawa kecil.

"Mba Ayemku makin cantik aja deh. Ini ada sedikit makanan titipan Ibu buat mba Ayem,mba Ika dan Laura." Dinda memberikan rantang kepada mba Ayem.

"Merepotkan ibunya neng aja sih!"

"Gaklah mba. Luara ada gak mba?"

"Ada di kamar. Kamu langsung ke sana aja. Mba ke dapur dulu ya. Sampein makasih ke Ibu kamu ya nanti."

Mba Ayem pun berlalu pergi kembali ke dapur. Sedangkan Dinda menuju kamar Laura.

Ide jahil Dinda kembali muncul. Pelan-pelan ia membuka pintu kamar Laura, lalu mengintip sang penghuni kamar. Laura sedang duduk di depan meja belajar dengan menopang dagu, melamun menatap jendela yang terbuka.

Dinda masuk pelan-pelan ke arah Laura agar Laura tidak mendengar suara langkahnya. Setelah Dinda tepat di belakang Laura, ia menepuk pundak Laura untuk mengagetkannya. Wajah Laura tidak menampakkan kekagetan sama sekali. Laura hanya tertawa menanggapi kejahilan Dinda itu.

"Kamu kok gak kaget sih." Kata Dinda cemberut.

"Aku udah dengar kamu dari kamu buka pintu kamar kok." Laura masih tertawa.

"Kok bisa sih? Aku ngeliatnya kamu ngelamun. Aku yang kena zonk dong." Dinda pun berjalan menuju tempat tidur Laura dan duduk di sana.

"Hahaha jahil sih kamu jadi ku jahilin balik." Laura memutar kursinya ke arah kiri dan menghadap Dinda.

"Eh ngomong-ngomong, kamu ngapain? Arisan di rumah kamu udah selesai?" Laura menengok jam yang ada di atas meja belajar. Jam itu menunjukkan angka 20:05.

"Baru dimulai tuh makanya aku kabur ke sini sekalian bawain titipa Ibu buat kamu makan malam tuh."

"Kok kabur sih? Gak bantuin ibu aja sana."

"Ah malas. Yang ada aku bakal ditanyain aneh-aneh. Nanti kalau udah kelar, pasti Ibu chat kok!" Dinda mulai berbaring dan memainkan handphonenya.

Laura mengubah kembali posisi kursinya. Secara tidak sengaja, matanya melihat novel yang tadi sore ia baca. Bibirnya pun mulai membuat lengkungan manis ketika memori kejadian sore tadi muncul di kepalanya.

Dinda yang tidak lagi mendengar suara Laura, membuatnya melirik ke arah Laura. Raut wajah Dinda berubah keheranan melihat Laura yang menatap novel sembari tersenyum.

"Laura, kamu gak apa-apa kan?" Tanya Dinda membuat Laura melihat ke arahnya.

"Ha? Emang kenapa?" Tanya Laura kembali.

"Kamu kok senyum-senyum sih. Hayooo ada apa nih?" Goda Dinda tertawa renyah.

"Gak ih. Emang gak boleh aku senyum?"

"Gak apa-apa sih. Tapi aneh aja kamu tuh gak pernah kayak gitu. Hayooo ngaku lah."

"Kamu tuh ke sini cuma mau godain aku aja ya."

Laura mendekat ke arah Dinda dan mulaim menggelitik pinggang Dinda. Mereka pun tertawa bersama-sama.

Malam yang indah dan menenangkan. Cahaya rembulan yang menerobos masuk jendela ikut merasakan canda gurau Laura dan Dinda.

**********

"Dinda, Mama dan Ayah nitip sedikit rejeki lagi untuk dibawa ke panti. Kamu sibuk gak sebentar sore?" Tanya Laura menghentikkan Dinda dari aktivitasnya membaca buku.

"Gak ada kegiatan sih. Bentar ku temenin." Jawab Dinda. Mata Dinda tertuju pada seseorang yang berjalan di belakang Laura bersama temannya.

"Aryaaaa..." teriak Dinda kepada orang itu sontak membuat Laura melihat ke arah tujuan teriakkan Dinda. Dinda memberi tanda agar Arya da Emil mendekat ke arahnya.

"Kamu sibuk gak sebentar sore?" Tanya Dinda kepada Arya yang sudah berdiri di hadapannya.

"Enggak sih. Kenapa emang?"

"Rencananya aku dan Laura mau ke panti kamu. Ada titipan lagi dari Mama dan Ayahnya Laura. Kalau ada kamu, biar sekalian kita main bareng sama adik-adik di panti. Iya kan, Ra?" Tanya Dinda memastikan persetujuan Laura.

"Eh, iya." Jawab Laura tersenyum.

"Boleh sih. Datang saja kalian. Lu ikutan aja juga, Mil. Biar seru-seruan bareng." Ajak Arya kepada Emil.

Emil menatap ke arah Laura yang juga menatap ke arahnya.

"Emang gak apa-apa nih?" Tanya Emil memastikan. Ia takut kalau kehadirannya hanya sebagai pengganggu.

"Gak apa-apa dong, Mil! Ikut aja ya bentar sore." Jawab Dinda cepat.

"Yaudah deh insyaAllah aku ikut."

"Yaudah kalau gitu, kami ke kantin ya. Belum sempat makan nih dari tadi."

"Oh iya."

Arya dan Emil pun meninggalkan mereka. Dinda masih menatap punggung Arya yang mulai menjauh.

"Kamu tuh pinter banget ya nyari alasan." Kata Laura mengalihkan pandangan Dinda.

"Kan sekalin, Ra!" Dinda tertawa kecil.

"Ingat! Belum muhrim jangan sering-sering berkomunikasi kalau gak ada kepentingan." Laura menyipitkan matanya kepada Dinda.

"Iya bu Uztadzahku...." kata Dinda kembali memalingkan wajah menatap bukunya lagi.

Laura tersenyum tipis menatap Dinda.

bersambung

1
Metana
semangat updatenya kak/Determined/
Metana
Tuh kan? naruh hati Dia nih /Smile//Hey//Hey//Hey/
Metana
Plotwist Laura jadinya sama Emil/Joyful/
erlis nia★🎀
bagus banget lanjutan ajah kak
Metana
yang suka romance slow burn islami boleh merapat disini. Ceritanya ringan tidak terlalu berat. Penggambarannya juga bagus. Disini juga bisa dapat sedikit ilmu juga
Metana: Sama-sama semangat/Determined/
Iramacinta: makasih kak udah nyempetin baca❤️❤️🙏
total 2 replies
Metana
Semangat updatenya, kalau ada waktu luang boleh kali mampir. Penggambaran author hampir sama dengan aku jadi mungkin kita satu hati/Smirk/
Iramacinta: wah senangnya aku kalau ada yang sama gini kak🥰🥰
total 1 replies
Metana
ya lah shok, ana aja shok
Metana
cowok mah suka gitu yang dibaperin siapa, yang diincernya yg laiin
Iramacinta: udah biasa dikalangan gen z yee kan🤣😔
total 1 replies
Metana
khawatir boleh aja tapi gak gitu juga/Facepalm/
Metana
aku pas baca ini kirain bukan adzan, malah bacanya datar lagi/Facepalm/ aku pikir itu ungkapan isi hati temennya yg kaget karena lihat Laura natap cowok
Iramacinta: kak? *angangang
total 1 replies
Metana
jaga pandangannya, tapi gk pp itu rezeki/Slight/
Iramacinta: hehehe makasih ya kak udah mampir❤️❤️🙏
total 1 replies
Jee Ulya
❤️❤️❤️ Lauraaa semangaaat!!!
Jee Ulya
Kak, bagus loh kalau pakai kata-kata puitis gini, tapi bagusnya kayak sebagai topping aja. Jangan kebanyakan, biar kita para pembaca mudah paham apa yang dimaksud.
Baguus yaa diksinya banyaak bangeet 😍
Iramacinta: makasih kak udah selalu mampir❤️❤️❤️❤️🥰
total 1 replies
Jee Ulya
Naah gini maksud akuu. Ending yang nggak tertutup gitu lhoo. Iih kereen. /Applaud/
Jee Ulya
Jangan bombardir aku dengan bahasa sepuitis ini dalam satu paragrafffff. Aku bisa berpikir keras dulu sebelum meleleeeh 😍😍😍
Jee Ulya
Jadi aku ada saran nih kak, lebih baik untuk akhiran episode itu dibuat agak nge gantung aja. Jadi orang akan lebih penasaran untuk membaca kisah selanjutnya. Oya, Jangan apapun diungkap dalam satu bab, itu lebih baik. Misal adegan Emil yang ingin menemui Laura itu, kayaknya lebih misterius kalau nggak dijabarin kalau itu Emil. Seperti itu kak, ini cuma saran aja yaa /Drool/
Jee Ulya
Dah macam Croco kau, Ya! /CoolGuy/
Jee Ulya
Sukaa ❤️
Jee Ulya
Bibit-bibit salah paham niih
Jee Ulya
Emil, kan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!