NovelToon NovelToon
Tutorku Tunanganku

Tutorku Tunanganku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:983
Nilai: 5
Nama Author: Mashimeow

"Mulai sekarang gue yang jadi tutor lo sampai ujian kenaikan kelas."

Awalnya Jiwangga hanya butuh Keisha sebagai tutornya, itupun dia tidak sudi berdekatan dengan anak ambis seperti Keisha.

Sayang seribu sayang, bukannya menjauh, Jiwangga malah dijodohkan dengan Keisha.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mashimeow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kelas Gabungan

Jiwangga memutuskan untuk menengok bagaimana keadaan motor kesayangannya di parkiran. Sesampainya di sana, pemuda itu disambut oleh beberapa anggota Chaos Brotherhood. Ia berlutut agar sejajar dengan tinggi ban motor besar itu. Helaan napas panjang keluar begitu saja dari bibirnya saat melihat lubang besar juga sayatan pada ban ninjanya. Baru saja dia membawa si merah dari bengkel dan sekarang harus kembali lagi ke sana?

Biaya reparasi motor ini juga tidak bisa dibilang murah. Jiwangga tidak tahu harus menambal pengeluaran motornya dari mana. Kalau meminta tambahan dana dari orang tuanya, bukannya mendapat uang saku malah omelan yang dia terima. Pemuda itu lantas mengedarkan pandangan pada para sahabatnya. 

“Gila sampai begini tuh dicolok pake apaan anjrit!” seru River sambil menutup mulut dengan tangan karena tidak percaya.

“Bisa diamuk bokap kalau gue minta duit lagi buat servis motor.” Jiwangga menyisir rambut hitamnya ke belakang dengan jemari frustasi.

“Gue tadi tahu si Keisha sama Luna cabut dari kelas juga izinnya mau ke toilet. Masih agak nggak nyangka aja kalau dia bisa berbuat senekat ini. Keisha yang lakuin sih gue percaya tapi kalau Luna? Tingkahnya princess banget nggak mungkin kayak gitu,” ucap Tristan menimpali.

“Lo bisa pakai duit gue dulu kalau bokap lo nggak ngasih, Jiw,” kata Julian lalu mengeluarkan dompet dan memberikan beberapa lembar uang berwarna merah muda pada Jiwangga.

Pemuda yang diberi uang ini menggelengkan kepala enggan. “Nggak usah. Lo simpan aja tuh duit. Gue mau cari kompa dulu siapa tahu masih bisa dibenerin nih motor,” balas Jiwangga.

Jiwangga berlari kembali menuju sekolah dan langkah kakinya berbelok menuju kantin utama. Seingatnya ibu kantin memiliki alat kompa yang biasa dipakai untuk tugas prakarya murid lain. Ketika melewati ruangan itu, netra Jiwangga tidak sengaja beradu pandang dengan Keisha. 

Keisha tengah asik menikmati cireng dan jus mangga di hadapannya. Setiap tingkah yang si cantik lakukan terlalu santai sampai membuat Jiwangga semakin jengah. Bahkan gadis itu memberikan senyuman manis yang sialnya di mata pemuda itu terlihat sangat menyebalkan. Seolah tatapan matanya sedang mengejek pada kondisi dirinya. 

Jiwangga tidak ambil pusing dan memilih untuk mencari ibu kantin selagi waktu istirahat masih sempat. Kalaupun bel masuk berbunyi, pemuda itu tidak peduli walau harus mengorbankan satu jam mata pelajaran lalu berujung mendapat hukuman setelahnya. Jiwangga lebih menyayangi motornya dari pada semua buku di dunia ini.

*** 

Keisha kembali ke kelas dan langsung disambut heboh oleh Luna. Baru saja menginjakkan kaki di depan papan tulis, tangan si puan sudah ditarik sahabatnya menuju salah satu kursi. Raut wajah Luna tampak panik berbanding terbalik dengan Keisha yang masih santai mengemut permen tusuk.

Luna sampai memegang kedua pundak Keisha untuk melihat apakah keadaan sang sahabat baik-baik saja. Keisha hanya memandang semua yang dilakukan teman satu bangkunya itu dalam diam. Dia masih terlalu asik mencecap rasa asam dan manis dari permen di tangan. 

“Lo baik-baik aja kan?” tanya Luna.

“Ya gue baik, ke koperasi doang ini beli surabi sama mampir jajan cireng. Emangnya lo pikir gue kenapa?” balas tanya Keisha.

“Tadi si Jiwangga ke sini nyariin lo. Kayaknya dia udah tahu deh kalau yang rusakin ban motornya dia tuh lo. Gue tadi panik banget terus nggak sengaja keceplosan bilang lo lagi ke koperasi,” tutur Luna dengan suara bergetar siap untuk menangis.

“Nggak usah nangis gitu, Lun. Gue baik-baik aja. Jelek lo kalau mewek gitu,” ucap Keisha lalu mengusap kepala Luna.

“Gue khawatir tahu lo bakal diapa-apain sama anak Chaos Brotherhood,” rengek Luna lalu menghambur dalam pelukan Keisha.

 “I’m okay with that. Harusnya lo lebih khawatir sama Jiwangga dari pada gue setelah tahu bakal segila apa gue nanti. Jujur gue belum ketemu hal apa yang bikin anak-anak sampai takut sama cowok bentukan kayak dia.” Keisha membuka bungkus surabi yang tadi sempat dibeli di koperasi. Ia menuangkan kuah santan pada permukaan makanan itu sampai menyelimuti segala sisinya. “Selain tampang songong dan nyebelinnya itu yang ngeselin parah,” sambung gadis itu.

Luna mencebilkan bibirnya kesal usai mendengar ucapan dari Keisha. “Duh gue tuh suka nervous kalau berhadapan sama Jiwangga yang mode marah-marah kayak tadi. Dia serem banget tahu. Padahal lo yang cari gara-gara tapi malah gue yang lemas begini,” kata Luna. 

“Selama ada gue, lo pasti baik-baik aja. Bilang langsung kalau mereka berani gangguin lo. Nggak takut gue sama anak-anak Chaos Brotherhood doang mah,” sahut Keisha.

“Ya tap—“

“Guys! Gue baru dapat info dari Pak Herman kalau nanti kita bakal olahraga bareng kelas XI IPA 2 kali ini. Katanya mau ada penilaian dodgeball makanya kelas digabung biar sekalian aja kata beliau,” seru Jihan dari depan kelas. Gadis berambut hitam panjang lurus itu lalu menaruh tumpukan buku LKS di atas meja guru.

“HAH? JIHAN LO NGGAK SERIUS KAN?” pekik Luna kencang.

Teriakan kencang itu sontak membuat seluruh manusia yang ada di dalam kelas menoleh ke arahnya. Keisha sampai menutup kedua telinganya saking pengang mendengar nyaring suara menggelegar dari sahabatnya. Luna tersenyum kecil setelah sadar tingkahnya sudah sedikit berlebihan. 

Luna menutup wajahnya dengan jaket milik Keisha saat itu juga. Rona kemerahan di sekitar pipi hingga telinga lebih mendominasi. Malu dan canggung seketika menyelimuti gadis itu. 

“Pak Herman sendiri yang bilang sama gue. Mending sih anak cewek pada langsung ganti seragam aja biar langsung ke lapangan,” usul Jihan selaku ketua kelas mengingatkan.

“Kok tumben banget sih pakai kelas gabungan segala?” tanya Anna sambil membuka tas untuk mengambil baju seragam olahraganya.

“Kalau nggak salah sih besok tuh jadwalnya anak kelas sebelah dogdeball jadi disatuin aja biar Pak Herman nggak dua kali ngajar,” celetuk asal Juna.

“Lo pada buruan keluar dah atau gue copot baju sekarang nih,” usir Tristan. Pemuda bertubuh tinggi besar itu baru saja masuk ke dalam kelas sambil membawa bola karet untuk pelajaran nanti.

Mau tidak mau seluruh anak perempuan yang ada di kelas ini perlahan-lahan mulai keluar dari ruangan tersebut. Tangan-tangan mereka dipenuhi oleh berbagai alat kecantikan seperti parfum dan sisir bersama dengan seragam olahraga untuk dibawa ke kamar mandi. Keisha langsung pergi begitu saja tanpa menunggu lebih lama. Ia malas mendengar celotehan berisik yang dilontarkan oleh teman laki-lakinya. 

Gerombolan besar berisi siswi perempuan itu berbondong-bondong menuju toilet terdekat. Seketika ruangan yang semula senyap kini menjadi ramai oleh banyak suara. Berbagai pembahasan dilakukan sembari tangan mereka sibuka membuka pakaian. Keisha dan Luna mengambil satu bilik untuk digunakan bersama. Hitung-hitung menghemat tempat toh keduanya sudah terbiasa.

1
bayusetyawan
aku pengen gabung ke chaos brotherhood thor
Cheng Lin2194
Terhibur banget!
Mashimeow: terima kasih udah suka sama ceritaku^^
total 1 replies
Juárez Márquez Odette Margarita
Ngakak dosa!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!