NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:977
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 Waktu Bersama

Ceira keluar dari kamar mandi dengan wajah masih memerah. Ia masih tidak percaya dengan obrolannya tadi dengan Daniel. Astaga, pria itu benar-benar tidak ada akhlak! Mandi berdua? Oh hell no!

Tapi, kalau dipikir-pikir lagi … Apakah semua suami seperti ini? Suka menggoda istrinya sampai wajahnya memanas setiap waktu?

Ceira menggeleng kuat-kuat. Jangan sampai dia terbawa suasana lagi!

Saat ia keluar, Daniel sudah bersiap dengan handuk di bahunya, berjalan santai ke arah kamar mandi dengan wajah tenangnya seperti biasa. “Aku mandi dulu. Jangan lari-lari lagi ya, tunggu aku di sini,” ucapnya santai, menyindir Ceira yang tadi kabur ke kamar mandi karena malu.

Ceira hanya mendengus sambil duduk di tepi tempat tidur.

Beberapa menit kemudian, Daniel keluar dari kamar mandi, sudah berpakaian rapi dengan kemeja putih dan celana bahan hitam. Rambutnya masih sedikit basah, membuatnya terlihat semakin…

Ceira buru-buru mengalihkan pandangannya.

"Sudah siap turun?" tanya Daniel, menyeringai melihat ekspresi Ceira yang seperti menyembunyikan sesuatu.

Ceira mengangguk cepat dan segera berjalan keluar kamar lebih dulu. Ia tidak mau terlalu lama di ruangan yang sama dengan Daniel, karena kalau tidak, dia bisa kelewat sadar bahwa suaminya itu terlalu tampan untuk kesehatan mentalnya sendiri.

...----------------...

Di Ruang Makan.

Saat mereka sampai di meja makan, Gina sudah duduk dengan tenang sambil menyeruput teh hangatnya.

“Wah, akhirnya kalian turun juga,” komentar Gina dengan tatapan penuh arti. “Mama pikir kalian bakal lebih lama di kamar dan mama akan sarapan sendiri di sini.”

Ceira nyaris tersedak air putih yang baru saja diminumnya.

"Pelan-pelan Ceira kalo minum, nanti tersedak," tegur Gina.

Daniel, seperti biasa, hanya terkekeh ringan.

 “Ya sudah, ayo sarapan.”

Saat makan, Gina mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan ringan tentang rencana Ceira untuk hari ini.

“Apa kamu ingin pergi ke luar atau tetap di rumah?” tanya Gina.

Ceira berpikir sejenak sebelum tersenyum. “Aku mau di rumah saja, Ma! Aku mau bantu-bantu di taman. Boleh kan Ma?"

Gina tampak senang. “Wah, itu ide bagus sayang. Mama jadi punya teman untuk berkebun, kebetulan hari ini Mama dapat Bunga baru lagi untuk ditanam. Nanti kamu bantuin Mama ya."

Ceira mengangguk semangat.

...----------------...

Ceira berlari kecil ke taman belakang rumah, tempat di mana berbagai jenis tanaman tumbuh subur. Ia melihat Gina yang sudah sibuk merawat bunga-bunga di sana.

“Ceira, kamu bisa mulai dari menyiram tanaman dulu ya,” ujar Gina sambil menyerahkan selang air.

Ceira mengangguk penuh semangat. “Serahkan padaku, Ma!”

Ia mulai menyiram dengan riang. Tapi…

“Tunggu, kenapa ini nggak bisa berhenti?” Ceira panik saat aliran air dari selang tiba-tiba makin deras dan menyemprot ke segala arah.

Para tukang kebun yang berada di sekitar taman hanya bisa menggeleng melihat tingkahnya.

“Non, itu pencetannya harus ditahan pelan-pelan!” seru Pak Dadang salah satu tukang kebun di rumah ini.

Tapi terlambat.

Ceira sudah kehilangan kendali, dan selang itu mulai menyemprot ke mana-mana. Bahkan, tanpa sengaja, ia menyemprot anjing besar yang sedang tidur di dekat kolam.

Anjing itu langsung terbangun dan menatap Ceira dengan tatapan mematikan.

Ceira menelan ludah. “E-eh… he-he… itu nggak sengaja kok…”

Guk! Guk!

Ceira langsung menjerit dan lari keliling taman dikejar anjing itu lagi. Sepertinya mereka sangat bermusuhan karena Ceira sering mengganggu tidur nyenyak nya.

Gina hanya tertawa sambil menggelengkan kepala.

“Pak Dadang, tolong lah anakku satu ini sebelum taman kita hancur,” ujar Gina sambil terkekeh.

"Taro, cukup," ucap Pak Dadang sekaligus pawang Taro.

Akhirnya, setelah beberapa menit penuh kekacauan, Ceira berhasil diamankan dan anjing itu kembali tenang.

Ceira duduk di rumput sambil mengatur napas. “Aku cuma mau menyiram tanaman … Tapi malah kaya gini hufftt. Kenapa hidupku begini amat sih? Dasar Taro ngeselin."

...----------------...

Saat sore hari tiba, Daniel akhirnya pulang. Seperti biasa, pria itu tampak segar dan rapi dengan kemejanya.

Melihat Ceira yang masih sibuk mengelap peluh di dahinya, Daniel mengangkat alis. “Kamu kenapa?”

Ceira mendesah lemas. “Jangan tanya. Aku habis dikejar anjing gara-gara menyiramnya pakai selang…”

Daniel tertawa kecil. “Kamu benar-benar bisa menciptakan kekacauan di mana saja, ya?”

Ceira cemberut. “Bukan salahku, ini salah Taro ngapain tidur jam segini."

Ceira memang selalu punya alasan untuk membela dirinya.

Daniel mengacak rambutnya pelan, lalu berkata, “Ayo ikut aku ke mall.”

Ceira menatapnya bingung. “Hah? Mau ngapain?”

“Kita belanja baju. Aku ingin kamu memilih sendiri bajumu, bukan hanya menerima baju pilih dari Mama.”

Ceira membulatkan mata. “Serius? Aku boleh pilih sesukaku?”

Daniel mengangguk santai.

Dalam hitungan detik, Ceira sudah berdiri dengan penuh semangat. “Ya ampun! Ini pertama kalinya aku pergi belanja ke Mall! Aku siap-siap dulu ya, Tuan Dartanto!”

Daniel tersenyum kecil. “Bagus. Jangan lama-lama.”

Singkat cerita setelah selesai berbelanja dan Ceira sudah memilih beberapa baju yang disukainya, Daniel mengajak Ceira ke restoran mewah yang ada di dalam mall.

Ceira membelalakkan mata saat melihat interiornya yang elegan dengan lampu-lampu gantung berkilauan. “Wow … Ini mewah banget…”

Daniel menarik kursi untuknya sebelum duduk di seberangnya. “Kamu suka?”

Ceira mengangguk antusias. “Aku belum pernah makan di tempat semewah ini sebelumnya.”

Daniel hanya tersenyum, lalu memesan makanan untuk mereka.

Saat makanan datang, Ceira langsung menikmati setiap suapannya. “Astaga, ini enak banget. Sangat amat enak!”

Daniel hanya mengamati ekspresi senangnya dengan tatapan lembut.

Namun, tiba-tiba mata Ceira menangkap sesuatu.

Bioskop.

Ceira langsung memegang tangan Daniel dengan mata berbinar. “Daniel! Kita nonton bioskop, yuk!”

Daniel mengernyit. “Bioskop?”

“Iya! Aku belum pernah nonton bioskop seumur hidupku!”

Daniel terdiam sesaat sebelum akhirnya menghela napas. “Baiklah, tapi habis kan dulu makanan mu. Setelah itu kita nonton."

Ceira mengangguk patuh, dengan lahapnya dia Lang menghabiskan sisa makanannya.

Daniel sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menuruti setiap keinginan Ceira.

Setelah selesai makan dan membayar, Ceira langsung menarik tangan Daniel menuju bioskop.

"Baiklah, sekarang kamu mau nonton film apa?" tanya Daniel.

Ceira nampak memperhatikan beberapa poster film yang sedang tayang di sana hingga.....

Ceira menunjuk poster film horor yang terpampang besar di sana.

Daniel menatapnya tak percaya. “Kamu yakin?”

Ceira mengangguk sangat yakin

Akhirnya, Daniel pun menyetujui nya tanpa sedikitpun perdebatan. Mereka memesan tiket kemudian masuk ke salah satu studio yang tertulis di tiket tersebut kemudian menontonnya.

Ketika film berakhir dan lampu bioskop menyala kembali, Ceira langsung keluar dengan wajah cemberut.

Daniel menahan tawa. “Kenapa? Kamu takut?”

Ceira mendengus kesal. “Bukan takut. Tapi, semua setannya jelek! Kenapa harus sekotor itu? Kenapa nggak bisa bersih kayak di drama Korea kan enak liatnya?”

Daniel tidak bisa menahan tawanya lagi. “Kamu serius membahas kebersihan setan?”

Ceira mengangguk yakin. “Iya dong! Kalau setannya bersih, aku nggak bakal segitu takutnya.”

Daniel menggelengkan kepala sambil terkekeh. “Kamu memang unik, Ceira.”

Ceira mendengus pelan. “Pokoknya aku nggak mau nonton film horor lagi. Kapok.”

Daniel hanya tersenyum sambil merangkulnya. “Baiklah, lain kali kita nonton film romantis saja. Bagaimana?”

Ceira menggeleng. "Nggak mau, film romantis nanti ada adegan kissing nya. Mata suci aku bisa ternodai."

Daniel tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dilontarkan Ceira, sungguh diluar dugaan. "Tapi kita sudah pernah melakukannya langsung, jadi tidak apa-apa. Bibir dan matamu kan sudah aku nodai," jawab Daniel dengan nada menggoda.

"Ih Daniel kenapa jadi bahas itu sih." Ceira merenggut kesal.

"Atau mau kita ulangi adegan tadi pagi di sini?" Daniel menatap sekeliling, mereka sudah berada di parkiran sekarang."Di mobil bagaimana?" tanyanya lagi yang sudah pasti membuat Ceira kesal. Dia malu membahas hal-hal seperti itu. Bagaimana pun kan dia masih 18 tahun, masih sangat muda untuk membahas hal-hal dewasa, ya walaupun sebenarnya tidak apa-apa jika membahasnya bersama suami. Tapi tetap saja Ceira malu.

"Aaaa Daniellll."

BERSAMBUNG.....

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!