NovelToon NovelToon
Diamnya Seorang Istri

Diamnya Seorang Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:985.4k
Nilai: 4
Nama Author: gustikhafida

Cahaya, wanita berusia 21 tahun. Sikapnya yang ceria dan periang, kini seketika menjadi diam pada suaminya yang bernama Rian Pamungkas.

Pernikahan yang selama 3 tahun mereka hiasi dengan kebahagiaan, seketika sinar di mata Cahaya.

Air mata terus mengalir saat tak sengaja melihat suaminya bermesraan dengan sahabatnya yang bernama Vina.

Sahabat yang tidak pernah dia sangka akan menjadi duri di dalam rumah tangganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

"Mas, perutku mual! Aku tidak jadi, deh. Lebih baik, kita pakai taksi aja. Aku masih punya uang untuk membayar taksi!" titah Vina mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan uang pecahan seratus ribu 5 lembar. "Ini cukup untuk kita pulang naik taksi, kan? Aku tidak kuat kalau naik angkutan umum sampai rumah, Mas. Bisa-bisa di tengah jalan aku mual dan lihat ... banyak orang yang tidak kita kenal. Bagaimana, kalau orang itu berniat jahat ingin mencelakai kita? Atau ingin merampas uang kita? Ih, serem, Mas! Naik taksi aja, yuk!" bujuk Vina memohon.

"Tapi, Vin. Kita perlu menghemat uang. Ingat, keadaan kita lagi ada di titik terendah!"

"Mas, hemat sama pelit itu beda tipis. Menurutku sekarang kamu jadi pelit! Aku mau naik taksi! Ingat, aku sedang hamil, Mas. Mau, anakmu tidak nyaman, Hem?" ujar Vina membuat Rian berpikir sejenak.

"Pak, jadi naik kagak!" teriak supir angkutan umum.

"Ja--"

"Tidak, Pak! Silahkan, bapak pergi aja! Kita memutuskan untuk naik taksi!" potong Vina menarik tangan suaminya, "Ayo, Mas. Kita naik taksi! Aku tidak mau naik angkutan umum! Ini bukan kemauanku tapi kemauan anak kita. Tolong mengertilah! Lagi pula, uangmu hanya berkurang nol koma sekian persen, kan? Atau ... pakai saja uangku ini!" titah Vina.

"Dasar! Lain kali, kalau iseng-iseng, jangan begini dong! Kalau tidak jadi, bilang! Jangan bertengkar! Tau gitu, saya bisa pergi! Siapa tau di depan ada penumpang yang lebih pasti! Penampilan elit ekonomi sulit. Pakai angkutan umum berpikirnya dua puluh kali. Huh!" ketus supir angkutan umum lalu pergi.

"Mas, jangan dengarkan supir gadungan itu. Sekarang, kita cari taksi aja, ya! Kita ke butik Aya!" titah Vina.

Mendengar nama Aya, Rian seketika menatap wajah istri siri nya. "Untuk apa kita ke sana? Jangan pernah membuat keributan yang membuat Aya malu! Aku tidak mau, istriku malu di tempat umum! Kita pulang saja!" titah Rian.

"Tunggu dulu, Mas! Siapa yang mau buat Aya malu. Aku hanya ingin melihat keadaannya saja. Apakah dia masih sakit hati dan menangis, atau dia sudah tertawa bahagia bersama Fajar! Kita ke butik Aya, yuk!" ajak Vina yang mendapat gelengan kecil dari suaminya.

"Aku tidak setuju. Mau Aya bersedih atau tertawa, itu bukan urusanmu, Vin. Urusanmu sekarang adalah pulang ke rumah!" ketus Rian melambaikan tangannya saat melihat taksi lewat.

"Masuklah. Sekarang, aku menuruti keinginanmu. Kita pulang menggunakan taksi! Cepat masuk, Vin!" titah Rian setelah membukakan pintu taksi untuk Vina.

"Tapi, janji! Kita pergi ke butik Aya, Mas!" pinta Vina.

"Cukup sudah kesabaranku, Vin. Jika kamu tidak mau masuk ke dalam taksi. Maka dengan terpaksa, aku akan talak kamu dan sebagai saksinya, aku bisa minta supir taksi itu untuk merekam lalu aku akan kembali dengan Aya. Pilih mana! Masuk ke taksi, atau aku talak kamu dan kembali ke Aya!" ancam Rian membuat Vina tak bisa berkutik.

Vina segera masuk ke dalam taksi di ikuti oleh Rian yang duduk di sampingnya. "Kita ke alamat ini, Pak!" titah Rian.

"Baik, Pak!" jawab supir taksi.

"Mas, kamu jahat, ya! Kenapa kamu tidak bisa bersikap baik dan manis kepadaku, sih! Tapi, kenapa kamu bisa bersikap lembut, perhatian juga baik di ke Aya. Apa kurangnya aku, Mas! Aku juga istrimu! Aku sedang mengandung anakmu. Berbeda dengan Aya. Dia wanita yang tidak berguna, wanita yang tidak bisa memberi keturunan untukmu, tapi kenapa! Kenapa kamu masih sangat mencintainya! Bahkan, kamu korbankan beberapa hartamu untuk Aya, sampai-sampai kita jatuh miskin, Mas! Calon anakku butuh nutrisi, vitamin dan lain-lainnya. Bagaimana cara kita beli semua itu, Mas!"

"Kamu tidak perlu khawatir. Lebih baik, kamu diam dan istirahatlah! Aku tidak suka wanita banyak bicara!" jawab Rian dengan nada dinginnya.

"Kamu memang jahat, mas!" ucap Vina tak kalah dingin.

"Kalau aku jahat, kenapa kamu mau sama aku, Hem? Kenapa kamu mau menjadi istriku yang ke dua. Dengan kenyataan, kamu tahu aku punya Aya, aku punya istri yang berstatus sebagai sahabatmu sendiri, Vin? Bisa di jelaskan! Oh, aku tahu. Aku tahu! Pasti kamu mengincar hartaku saja, kan! Punya mobil mewah, rumah mewah dan semua fasilitas serba mewah. Bahkan, semua fasilitas yang aku berikan di bawah Aya. Dan sekarang, di saat aku sedang hancur! Aku sedang ditinggalkan istri Sah ku, aku sedang mengalami kerugian besar di perusahaan sampai-sampai perusahaan bisa di katakan gulung tikar. Dan kamu ... kamu apa, Vin! Hobimu hanya marah-marah tidak jelas!" kesal Rian.

"Marah-marah tidak jelas! Dari mana aku marah-marah tidak jelas, Mas! Jangan aneh!"

"Yang aneh itu kamu, Vin! Sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Lebih baik, kita selesaikan semuanya di rumah." jawab Rian membuat Vina diam.

Setelah beberapa menit taksi yang di tumpangi Rian dan Vina membelah jalanan ibu kota. Akhirnya, kini taksi mereka telah sampai di depan halaman rumahnya.

"Masuklah! Aku ada urusan!" titah Rian.

"Urusan apalagi, Mas! Bagaimana, kalau ibu curiga dan tahu! Bagaimana, Mas!" kesal Vina setelah mereka sampai di depan pintu utamanya.

Mendengar keributan dari luar pintu. Iris seketika berjalan menghampiri keributan tersebut.

"Ada apa ini! Kenapa ribut-ribut di depan pintu. Malu, di lihat sama tetangga! Masuklah, dan bahas masal kalian di dalam rumah!" titah Iris.

"Aku tidak bisa. Aku haru pergi!" ketus Rian.

"Mas, kamu mau pergi kemana, Hem? Kamu mau mencari keberadaan Aya, iya?" tuduh Vina.

"Jika kau terus menerus menuduhku seperti itu. Aku akan melakukan tuduhanmu itu." ancam Rian berjalan dan masuk ke dalam taksi yang tadi di tumpanginya bersama Vina.

Melihat putranya pergi, Iris pun segera bertanya. "Kalian bertengkar?" tanya Iris.

"Tidak, Bu. Aku cuma capek menghadapi sikap Mas Rian yang semakin hari semakin dingin padaku karena kepergian Aya. Apa di mata mas Rian, aku hanya wanita murahaaan yang di butuhkan untuk melampiaskan napssu nya saja?" lirih Vina.

"Kamu jangan bicara seperti itu, Vin. Rian cuma butuh waktu untuk menerima keadaannya yang sekarang. Dia sangat terpukul kehilangan wanita yang sangat amat di cintainya. Sebenarnya, ibu juga merasakan kehilangan Aya. Tapi, demi cucu ibu, ibu akan melupakan semua itu. Sekarang, menantu ibu itu kamu bukan Aya!" ucap Iris mengusap pundak menantunya sambil membawa masuk menantu kesayangan. "Duduklah!"

Vina mengangguk, dia duduk di sofa ruang tamu. "Kalian bertengkar lagi?" tanya Iris

"Iya, kita bertengkar!"

"Masalah Aya? Sudahlah, Vin. Kamu harus sadar diri dengan posisimu yang hanya istri ke dua. Jangan membuat Rian semakin pusing karena tingkahmu!" ucap Iris.

1
Wisteria
huek cinta dia bilang, tapi bagi" 🐦
kagome
dasar uler
Ds Phone
macam mana
Ds Phone
cepat dia bertindak
Ds Phone
kau pun melebih
Ds Phone
bohong sunat
Ds Phone
cakap tak pandang
Ds Phone
dia ragu ragu
Ds Phone
semua nya meyusah dia
Ds Phone
susah kan orang aja
Ds Phone
ada aja masalah
Ds Phone
suka suka hati rumah orang
Ds Phone
dia salah faham
Ds Phone
kenapa kau cakap pada dia
Ds Phone
nak alak dari orang
Ds Phone
dah duduk rumah lain
Ds Phone
kau nak buat macam mana
Ds Phone
dia dah gila
Ds Phone
dia memang keras kepala
Ds Phone
laku kan lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!