NovelToon NovelToon
Simpanan Tuan Reyhan

Simpanan Tuan Reyhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Nikah Kontrak
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nova Diana

Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada apa dengan Tania?

Setiap hari adalah hari yang sibuk bagi para pekerja korporat, duduk berjam- jam di depan komputer meneliti dengan detail hasil kerja yang akan di laporkan ke atasan.

Reyhan sedang memeriksa lembar per lembar dokumen yang akan di tanda tangannya. Reyhan sendiri orangnya perfeksionis, detail dan cerdas. Ia bisa melihat peluang bisnis yang bahkan tidak terpikirkan orang.

Hingga perusahaannya berkembang sangat pesat, bahkan sudah melampaui perusahaan besar milik Ayahnya.

Saat bekerja, Reyhan tidak mau ada kesalahan apapun, makannya ia memilih Kim sebagai sekretarisnya. Kim tau cara kerja Reyhan, dan tentunya Kim setia pada Reyhan. Bukan mudah membangun bisnis dari perusahaan kecil.

Kim sudah ada saat perusahaan Reyhan baru didirikan. Kim juga satu- satunya orang kepercayaan Reyhan di perusahaan.

Jam makan sudah menunjukan waktu makan siang. Reyhan mengambil ponsel pribadi, mengecek tapi tidak ada satupun pesan dari Tania.

“Harusnya ‘kan dia sudah pergi kuliah.” Reyhan sudah berfikir Tania sengaja tidak memberinya kabar.

Apa dia mau balas dendam karena kemarin aku tidak membuka pesannya.

Tanpa pikir panjang, Reyhan langsung mengecek Tania melalui CCTV yang dipasang tanpa sepengetahuan Tania beberapa waktu lalu.

“Masih tidur?” Reyhan heran, tidak biasanya Tania begitu, Tania sangat bersemangat jika kuliah. Ia hanya akan bolos jika di suruh Reyhan.

“Tapi, kenapa kamar Tania berantakan, itukan susu dan sandwich yang aku buat, kenapa semua terhambur di lantai.”

Reyhan mulai panik, memikirkan hal buruk apa yang baru saja terjadi pada Tania.

“Tidak, tidak. Tania mungkin terluka atau..” Reyhan berdiri, mengendurkan dasi dan melihat tayangan ulang beberapa waktu setelah ia pergi.

“Kenapa Tania Marah?” Terlihat jika Tania berteriak marah, lalu membuang apapun di sekelilingnya lalu terduduk diatas tempat tidur sambil terus terisak, tidak lama ia menjatuhkan dirinya.

Terlihat tubuh Tania masih bergetar karena tangisnya.

Reyhan melihat mundur kebelakang lagi rekaman CCTV di kamar Tania.

Ia sedang tidur, sampai dering ponsel membangunkannya. Tania masih tersenyum saat pertama bicara.

“Ibu?” Ibu tania menelpon? Apa yang mereka bicarakan.

Reyhan mencari earless, memasangnya dan mendengarkan dengan tenang pembicaraan antara ibu dan anak yang membuat Tania marah sampai seperti itu.

Alis Reyhan yang tebal mengkerut menjadi satu, mendengarkan percakapan ibu dan Tania. Tangan Tania sudah terlihat bergetar, ia menloudspeaker ponselnya dan menjatuhkan di tempat tidur.

Reyhan membuka satu earless nya saat Tania berteriak.

Panjang lebar, Ibu Tania menjelaskan duduk perkara yang terjadi. Suaranya bergetar saat kalimat demi kalimat terucap, pelan tapi pasti Ibunya menjelaskan.

Reyhan masih mendengarkan dalam diam.

Tania terlihat menutup wajahnya saat kalimat Ibunya terasa menampar wajah Tania, kebanggaan Ibunya terhadap Tania membuat Tania merasa jijik dengan dirinya sendiri.

Tanpa terasa, Mata Reyhan mengembun seakan mengerti maksud Tania saat ibunya berkata banga padanya.

Sambungan Telepon terputus, Reyhan menghentikan tontonan CCTV nya, ada rasa sesak yang menjalar di tubuh Reyhan.

Jari Reyhan mengetuk- ketuk meja, ia sedang berpikir, apa yang harus dilakukan untuk Tania.

“Ibunya ingin menjual rumah mereka untuk menebus Ayahnya?”

“Bukan kah itu rumah masa kecil Tania?”

Bagaimana Tania bisa menyimpan masalah keluarganya sendiri. Ya, selama ini ia melihat Tania sebagai sosok yang periang dan ceria tidak disangka jika kehidupan Tania sungguh sangat menderita.

“Huh! Aku bahkan tidak mau membayangkan sakit hati Tania. Kenapa dia tangguh sekali.”

Dia yang tidak mau bicara atau aku yang tidak pernah bertanya.

Mungkin saja Tania merasa urusan keluarganya bukan tanggung jawab Reyhan, jadi dia tidak mau bercerita banyak pada Reyhan tentang keluarganya.

Reyhan melipat tangan ke kursi, menyandarkan kepala ke tangannya dan menutup mata.

Apa yang harus dilakukan untuk membantu Tania.

Sial! Reyhan bahkan tidak bisa berpikir sedikitpun. Pikirannya buntu.

Ketukan di pintu terdengar beberapa kali, disusul suara Kim.

Reyhan tidak menjawab, Kim langsung masuk ke dalam ruangan Reyhan.

“Anda tidak makan siang, Pak?”

“Bawakan saja kemari, aku akan makan disini.” Reyhan menjawab tapi tidak membuka matanya masih dalam posisi yang sama.

“Baik, Pak.” Kim melangkah keluar, saat sudah sudah memegang handle pintu Reyhan memanggil.

“Kim, kembalilah kalau sudah. Ada yang ingin aku bicarakan.”

“Baik, Pak.”

Sekretaris Kim, keluar menyuruh staf untuk membawakan makanan ke ruangan Reyhan setelahnya Kim kembali ke ruang kerja Reyhan.

“Pak Reyhan. Apa yang anda ingin bicarakan?”

Kim sudah berdiri di hadapan Reyhan yang masih sama posisinya.

Reyhan membuka mata, berjalan ke sofa yang ada tidak jauh dari meja kerja Reyhan. Kim mengikuti dan menjatuhkan diri saat Reyhan sudah terlebih dulu duduk.

“Apa yang sedang mengganggu pikiran anda, Pak.” Kim mulai membaca situasi yang tidak menyenangkan pada Reyhan.

“Kau tahu Tania ‘kan?” Kim mengangguk, jelas ia sangat tau siapa Tania, gadis simpanan Tuannya yang sudah beberapa tahun ini bersamanya.

“Ada yang terjadi padanya, aku ingin mendengar pendapatmu.” Kim masih diam mendengarkan.

Reyhan menceritakan hal yang terjadi pada Tania. Kim mendengarkan Reyhan, mencoba mengurai benang kusut yang Reyhan sampaikan.

“Jadi, apa yang harus aku lakukan.” Reyhan menyandarkan tubuhnya ke sofa.

“Bagaimana kalau, Pak Reyhan saja yang membeli rumah Tania, jadi Tania tidak akan kehilangan rumah masa kecil nya.”

Memberi saran, karena menurutnya ibunya masih proses menjual, dan lagi jika di kampung seperti itu rasanya tidak akan mahal harga tanahnya. Apalagi uang hasil menjual rumahnya mau di gunakan untuk menebus Ayahnya juga membuat rumah ibu Tania di desanya.

Reyhan seperti mendapatkan lampu yang menyala di atas kepalanya, dan langsung menyetujui ide sekretaris Kim.

“Ah, benar! Kenapa aku tidak kepikiran.”

Aku tahu, Tania ingin sekali membantu Ibunya. Tapi dengan dia mengaku dengan pekerjaanya yang sekarang, tidak mungkin ‘kan ibunya percaya dengan uang di berikan Tania.

Reyhan tahu apa yang dipikirkan Tania, karena jika hanya karena itu saja, Rasanya Tania akan langsung memberikan uangnya, tanpa harus merelakan ibunya menjual rumah.

Dengan uang yang diberikan Reyhan tiap bulannya, Reyhan tahu berapa tabungan Tania.

“Baiklah, suruh orang kesana untuk membelinya.”

“Baik, Pak. Anda ingin membelinya dengan harga berapa?” Kim ingin memastikan, berapa harga yang akan diberi untuk membeli rumah orang tua Tania.

“Satu milyar.”

Kim terkejut dengan harga yang diberikan Reyhan, menurutnya untuk ukuran Tanah di desa harga segitu seharusnya sudah bisa membeli beberapa hektar tanah.

Tapi Kim tidak membantah, ia hanya menuruti semua perkataan Bosnya.

“Baik, Pak. Secepatnya saya akan kirim orang kesana.”

Reyhan mengangguk.

“Ada yang lain, pak?” Kim bertanya untuk terakhir kali sebelum keluar dari ruangan Reyhan.

“Tidak ada, kembalilah bekerja.”

“Baik, saya permisi.”

Kim keluar ruangan, kembali ke ruangan nya sendiri sambil berpikir siapa kira-kira orang yang akan diutusnya.

___

Sepanjang jalan menuju apartemen Tania, Reyhan terus berfikir apa yang akan dia lakukan pada Tania, apa yang bisa ia buat untuk menghiburnya.

Apa aku pura-pura tidak tahu saja?

Apa aku harus apa? Apa yang harus aku lakukan untuk membuat tenang Tania.

Pikirannya terus bergelut, menimbang- nimbang langkah terbaik apa yang akan ia lakukan. Tania pasti akan curiga jika Reyhan tahu masalah yang dihadapi.

Sedangkan, Tania saja tidak tahu jika Reyhan memasang CCTV di apartemennya.

Reyhan sudah ada di dalam lift menuju kamar Tania, di jalan pun ia masih berpikir apa yang akan ia katakan pada Tania, sulit sekali menyembunyikan wajah khawatirnya sekarang saat di depan Tania.

Hingga sudah sampai di depan kamar Tania dan meskipun Reyhan masih sibuk dengan pikiranya sendiri, sampai ia tidak menyadari ada pemuda yang berdiri tidak jauh darinya, sedang memperhatikannya.

BERSAMBUNG…

1
Nova Diana
Hallo Readers. Mohon dukukangan untuk pemula seperti aku, ya. Tinggalkan Like dan komentar kalian. Jika ada yang kurang mohon di sampaikan untuk aku perbaiki, ya. Terima kasih. 🫶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!