NovelToon NovelToon
Ku Yakin Bahagia Datang

Ku Yakin Bahagia Datang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Gendhis Az-Zahra Bimantoro harus menerima takdir kematian ayahnya, Haris Bimantoro dalam sebuah kecelakaan tragis namun ternyata itu adalah awal penderitaan dalam hidupnya karena neraka yang diciptakan oleh Khalisa Azilia dan Marina Markova. Sampai satu hari ada pria Brazil yang datang untuk melamarnya menjadi istri namun tentu jalan terjal harus Gendhis lalui untuk meraih bahagianya kembali. Bagaimana akhir kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Akan Tinggal Diam

Di ruang makan mewah keluarga Bimantoro, Prasojo, Stefanny, Khalisa, dan Marina duduk dengan santai sambil menikmati hidangan lezat. Mereka tertawa dan bercanda, seolah-olah rumah itu adalah milik mereka sendiri. Mereka sama sekali tidak mempedulikan Gendhis, yang sedang beristirahat di sebuah kamar sempit dan pengap di belakang rumah.

"Rumah ini memang sangat nyaman. Aku tidak menyangka kita bisa tinggal di sini secara gratis," kata Prasojo, sambil tersenyum puas.

"Iya, Mas. Aku juga sangat senang. Kita bisa menikmati semua fasilitas yang ada di rumah ini," timpal Stefanny, dengan nada yang penuh semangat.

Khalisa dan Marina hanya tersenyum sinis. Mereka berdua merasa bangga karena telah berhasil menguasai rumah keluarga Bimantoro.

"Kalian berdua memang sangat pintar. Aku bangga pada kalian," kata Marina, sambil mengangkat gelas anggurnya.

"Terima kasih, Tante. Ini semua berkat bantuan Tante juga," jawab Khalisa, dengan nada yang penuh hormat.

Mereka berempat kemudian melanjutkan acara makan malam mereka dengan gembira. Mereka sama sekali tidak merasa bersalah atau kasihan kepada Gendhis, yang sedang tidur sendirian di kamar sempitnya.

Sementara itu, di kamar sempitnya, Gendhis hanya bisa berdoa dan berharap. Ia berharap Tuhan akan segera memberikan keadilan kepadanya.

"Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi semua ini," doa Gendhis, dengan suara yang lirih.

Gendhis kemudian mencoba untuk tidur. Ia ingin melupakan semua masalah yang sedang dihadapinya. Namun, ia tidak bisa tidur nyenyak. Ia terus saja memikirkan perlakuan kejam Khalisa dan Marina kepadanya.

Keesokan harinya, Gendhis bangun dengan perasaan yang sedih dan lelah. Ia harus kembali bekerja sebagai pembantu di rumah itu. Ia harus menghadapi tatapan sinis dan perlakuan kasar dari Khalisa, Marina, Prasojo, dan Stefanny.

"Gendhis, cepat siapkan sarapan untuk kami!" bentak Khalisa, dari ruang makan.

Gendhis segera bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Ia memasak dengan terburu-buru karena takut Khalisa akan marah jika ia terlambat.

Setelah menyiapkan sarapan, Gendhis harus membersihkan seluruh rumah. Ia harus mencuci piring, menyapu lantai, dan membersihkan kamar mandi. Ia bekerja tanpa henti dari pagi hingga sore hari.

"Gendhis, kamu ini memang pembantu yang malas! Cepat selesaikan pekerjaanmu!" teriak Marina, dari ruang tamu.

Gendhis hanya bisa menunduk dan melanjutkan pekerjaannya. Ia sudah tidak berani melawan lagi.

Setiap hari, Gendhis harus menjalani hidup yang berat dan penuh penderitaan. Ia tidak tahu sampai kapan ia harus bertahan dalam situasi ini.

****

Beberapa hari kemudian, Renan kembali datang ke rumah keluarga Bimantoro. Ia tidak menyerah untuk membantu Gendhis keluar dari masalah yang dihadapinya. Ia yakin bahwa Gendhis adalah wanita yang baik dan tidak pantas diperlakukan seperti itu.

Namun, sesampainya di rumah itu, Renan dihadang oleh satpam yang berjaga di depan pintu. Satpam itu terlihat gugup dan tidak berani menatap Renan.

"Maaf, Tuan. Anda tidak bisa masuk," kata satpam itu, dengan nada yang takut.

Renan bingung. "Kenapa? Saya hanya ingin bertemu dengan Gendhis," kata Renan, dengan nada yang heran.

Satpam itu menggelengkan kepalanya. "Saya tidak berani, Tuan. Nyonya Khalisa dan Nyonya Marina sudah memberi saya peringatan. Jika saya membiarkan Anda masuk, saya akan dipecat," kata satpam itu, dengan nada yang menyesal.

Renan mengerti situasi yang dihadapi satpam itu. Ia tahu, Khalisa dan Marina adalah orang yang sangat berkuasa di rumah itu. Mereka tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan siapa saja yang berani melawan mereka.

"Baiklah, kalau begitu. Saya mengerti," kata Renan, dengan nada yang kecewa.

Ia kemudian pergi dari rumah itu dengan hati yang sedih dan marah. Ia tidak menyangka bahwa Khalisa dan Marina akan berbuat sekejam itu. Mereka tidak hanya menyiksa Gendhis, tetapi juga mengancam orang-orang yang ingin membantunya.

"Aku tidak akan menyerah. Aku akan mencari cara lain untuk membantu Gendhis," kata Renan, dalam hatinya.

Ia kemudian pergi mencari bantuan dari teman-temannya. Ia menceritakan semua yang telah terjadi kepada mereka. Teman-temannya sangat terkejut dan marah mendengar cerita Renan. Mereka berjanji akan membantunya untuk menyelamatkan Gendhis.

"Kita tidak bisa membiarkan mereka berbuat seperti ini. Kita harus bertindak!" kata salah satu teman Renan, dengan nada yang marah.

"Kita harus melaporkan mereka ke polisi," kata teman Renan yang lain.

Renan setuju dengan pendapat teman-temannya. Ia kemudian membuat laporan ke polisi tentang perlakuan kejam Khalisa dan Marina terhadap Gendhis.

Polisi berjanji akan segera menyelidiki kasus ini. Mereka akan mencari bukti-bukti yang kuat untuk menjerat Khalisa dan Marina.

Sementara itu, di rumah keluarga Bimantoro, Gendhis masih saja menderita. Ia harus menjalani hidup yang berat dan penuh penderitaan. Ia tidak tahu sampai kapan ia harus bertahan dalam situasi ini.

"Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi semua ini," doa Gendhis, dengan suara yang lirih.

Ia berharap, suatu hari nanti, keadilan akan datang kepadanya. Ia percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah tidur.

****

Renan yang sudah melaporkan perlakuan Khalisa dan Marina ke polisi, harus menelan kekecewaan yang pahit. Bagaimana tidak, kedua wanita itu dengan liciknya menyuap para petugas kepolisian hingga mereka bebas dari segala dakwaan. Renan geram bukan main. Ia tidak menyangka bahwa keadilan di negara ini bisa dibeli dengan uang.

"Bagaimana bisa mereka lolos dari jeratan hukum? Ini tidak adil!" gerutu Renan, dengan nada yang marah.

Teman-temannya yang ikut membantu Renan dalam melaporkan kasus ini, juga merasa sangat kecewa. Mereka tidak menyangka bahwa Khalisa dan Marina akan melakukan tindakan yang sebodoh itu.

"Kita tidak boleh menyerah. Kita harus terus berjuang untuk keadilan," kata salah satu teman Renan, dengan nada yang penuh semangat.

"Iya, kita harus mencari cara lain untuk membantu Gendhis," timpal teman Renan yang lain.

Renan mengangguk setuju. Ia tidak akan pernah berhenti untuk membantu Gendhis keluar dari rumah yang penuh dengan kekejaman itu. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi Gendhis, seperti yang pernah ia janjikan kepada mendiang Haris.

"Aku akan terus mencari cara untuk membantu Gendhis. Aku tidak akan pernah menyerah," kata Renan, dengan nada yang penuh tekad.

Renan kemudian mencari informasi tentang Khalisa dan Marina. Ia ingin mengetahui lebih banyak tentang latar belakang kedua wanita itu. Ia berharap, dengan mengetahui lebih banyak tentang mereka, ia bisa menemukan cara untuk mengalahkan mereka.

Dari informasi yang ia dapatkan, Renan mengetahui bahwa Khalisa dan Marina adalah orang yang sangat licik dan kejam. Mereka tidak segan-segan untuk melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka juga memiliki banyak koneksi dengan orang-orang penting, termasuk beberapa pejabat kepolisian.

"Mereka memang orang yang sangat berbahaya. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan mencari cara untuk mengalahkan mereka," kata Renan, dalam hatinya.

Renan kemudian merencanakan sesuatu. Ia akan menggunakan semua informasi yang ia miliki untuk melawan Khalisa dan Marina. Ia akan membongkar semua kejahatan mereka dan membawa mereka ke pengadilan.

"Aku akan membuat mereka menyesal telah berbuat jahat kepada Gendhis," kata Renan, dengan nada yang penuh dendam.

Renan kemudian mulai menjalankan rencananya. Ia bekerja keras untuk mengumpulkan bukti-bukti yang kuat tentang kejahatan Khalisa dan Marina. Ia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli dengan keadilan.

1
Mika Su
sangat relate sskali
Serena Muna: terima kasih kakka
total 1 replies
Mika Su
sangat menarik sekali
Mika Su
aku kok gedeg ya liat tokohnya
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak Reader, kalau berkenan mampir juga di novel aku 'Kesayangan Tuan Sempurna' yaa..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!