Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
di ajak
*****
Vanda yang baru saja bangun dari tidurnya karena kecapean setelah perjalanan dari Mandar ke Palapa.
Dia meraba ponselnya yang ada diatas nakas, kemudian dia melihat notifikasi pesan di ponselnya.
Ketika membaca pesannya dia membalas berapa kata disana, dia lalu turun dari tempat tidur untuk membersihkan dirinya.
Setelah membersihkan dirinya dia menggenakan pakaian santai lalu keluar dari kamarnya, di ruang tamu ayahnga Sebastian sedang duduk sambil membaca koran.
Melihat kedatangan putrinya itu Sebastian meletakan koran diatas meja lalu berdiri dan memeluk putrinya yang sudah lama tidak bertemu.
"Kelihatannya kamu betah sekali di Mandar?, kamu juga tambah gendut sekarang....hahahaha" sambil melepas pelukkan putrinya.
"Ayah kapan kamu pensiun?, pekerjaan itu sudah tidak cocok dengan kesehatanmu sekarang" rengek Vanda.
"Nak...ayah janji dua tahun lagi ayah akan pensiun dan menetap di Mandar" balas Sabastian sambil mengusap kepala anaknya itu.
"Jam berapa Ayah pulang semalam?" Tanya Vanda.
"Sekitar jam tiga subuh, ada upaya penyerangan yang dilakukan teroris di kota Palapa, tapi Ayah bingung semua teroris itu tewas dan ada yang tertangkap, sampai saat ini pihak militer hanya mengeluarkan pernyataan pimpinan organisasi teroris itu telah mereka tangkap tapi tidak tahu ada dimana sekarang. Pihak kepolisian masih mencari informasi terkait masalah ini" tutup Sebastia.
"Ayah jangan terlalu banyak memikirkan hal itu kalau sudah di atasi oleh pihak militer, lebih baik ayah istirahat saja dirumah" kata Vanda sambil memeluk lengan Ayahnya.
Mendengar peristiwa yang dianggap misterius itu entah kenapa Vanda memikirkan seseorang.
Disaat dia sedang memikirkan hal itu tiba-tiba ponselnya berdering dia melihat Id penelepon lalu segera berdiri menjauh dari ayahnya.
"Hey....kamu masih di Palapa? tanya Vanda setelah menempelkan benda pipih itu ditelinganya.
"Ya saya masih di Palapa, mungkin besok pagi akan kembali ke Mandara" balas Dewa dari seberang. Lalu dia melanjutkan "Kamu sudah pindah ke Palapa lagi sekarang?" sambungnya.
"Tidak...saya hanya datang berkunjung menemui ayah saya saja" balas Vanda.
"Kamu dimana sekarang?" tanya Vanda.
"Saya ada di hotel Fresa, kapan kamu kembali ke Mandar?" tanya Dewa.
"Oh begitu, kamu sudah makan?" Kebetulan saya belum makan malam, didekat hotel Freza ada restauran yang khas Palapa, ayo ketemu disana".
Setelah mengatakan itu Vanda langsung mematikan sambungan telepon tanpa menunggu Dewa merespon. Vanda yang menyadari ajakannya tadi muka langsung merona, menambah mukanya lebih Cantik karena malu.
"Apakah dia berpikir saya wanita yang aneh?" Gumannya yang meski suaranya pelan tapi masih didengar ayahnya yang kebetulan ada didekat putrinya itu.
"Ayah yakin tidak seperti itu, yang ada sekarang laki-laki itu sedang jingkrak-jingkrak kegirangan....hahahahaa....." sahut ayahnya sambil tertawa.
"Ayah...kenapa kamu menguping?" teriak Vanda sambil menepuk lengan ayahnya itu.
*****
Sementara itu di hotel Freza, Dewa yang baru saja menerima telepon yang diputuskan secara sepihak oleh si penelepon melihat ponselnya dengan tatapan bingung.
Dewa yang awalnya berniat untuk istrirahat lebih awal akhirnya mengetik pesan di ponselnya lalu mengirimnya kepada Vanda.
Setelah itu dia bersiap-siap, Dewa memakai celana jeans warna hitam dan Kaos Putih, lalu dia segera keluar dari kamar hotel menuju restauran yang ada di seberang hotel Freza.
Direstauran setelah memesan minuman Dewa diarahkan oleh pelayan untuk menempati meja yang ada didekat jendela.
Dia kemudian mengirim pesan untuk memberitahu Vanda kalu dia sudah ada direstauran dan letak meja yang ditempati sekarang.
Setela itu Dewa menelepon Martin menanyakan keadaan Dude, dari informasi Martin sekarang Dude sudah siuman dan sudah bisa mengobrol, Dewa kemudian mengobrol sebentar dengan Dude lewat telepon.
Setelah itu dia melihat seorang Gadis yang sangag cantik dengan balutan dres berwana putih, ditangannya ada tas warna hitam.
Melihat penampilan Gadis itu terpaksa membuat pandangan Dewa tidak bisa berkedip karena terpana oleh pesona gadis cantik itu.
Ya itu Vanda yang datang dari pintu masuk, dia melihat ke arah Dewa lalu berjalan mendekatinya dengan senyum khasnya yang sangat manis mengalahkan madu yang menetes dari sarangnya langsung.
"Sudah lama yah...maaf tadi terjebak macet dijalan" kata Vanda.
Dewa yang mendengar itu dia lalu berdiri dan menarik sebuah kursi kemudian mempersilahkan Vanda untuk duduk.
"Baru saja kok, kamu mau pesan apa?" Tanya Dewa setelah memastikan Vanda sudah duduk.
"Ehh....seharusnya saya yang tanya begitu, kamu tenang saja saya tuan rumahnya disini kalau kamu lupa" kata Vanda dan lagi-lagi dengan senyum sejuta manis itu.
"Baiklah....saya ikut saja kalau begitu" kata Dewa.
Yang Vanda tidak tahu adalah Dewa telah puluhan kali datang ke Palapa, semua jenis makanan khas dia sudah tau.
Selama menjalankan misi bersama pasukan Iblis Neraka, bukan hanya dikota Palapa saja bahkan sampai keluar negeri mereka harus pandai untuk mengatasi segalanya termasuk jenis makanan ditiap negara operasi mereka.
Setelah Vanda memesan berbagai jenis makanan dia melihat Dewa yang sedang memperhatikannya dengan ekspresi bengong.
"Dewa.....? "Panggilnya seolah menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya.
"Apa ada yang salah dengan muka saya?" sambung Vanda.
"Eh itu....bukan...bukan begitu" jawab Dewa dengan suara gelagapan seperti seorang pencuri yang ketahuan.
"Hehehe....jadi apa yang membawamu ke Palapa?" tanya Vanda santai.
"Hanya datang untuk menjenguk teman yang sedang sakit" balas Dewa sambil mencuri pandang ke arah Vanda.
"Oh begitu....apa kamu dengar peristiwa yang heboh hari ini, Dewa? kejar Vanda lagi.
Vanda hanya mau memastikan apakah mereka terlibat dengan penangkapan teroris itu.
"Oh ya tentu saya melihatnya diberita hari ini tentang Artis yang bunuh diri itu, semua orang membicarakan itu hari ini..." jawab Dewa seperti tahu kemana arah pertanyaan Vanda.
"Hmmm...." Vanda yang mendengar jawaban Dewa yang tak terduga itu akhirnya hanya mengguman saja.
Tepat saat itu pesanan meraka diantar oleh dua orang pelayan.
Mereka menikmati santapan khas Palapa itu sambil berbincang santai.
Mereka terlihat seperti pasangan yang telah lama bersama, beberapa tamu disana sempat melihat dan iri dengan keakraban mereka berdua.
Tidak lama kemudian mereka telah menyelesaikan acara makan malam itu.
Sesaat sebelum pulang tiba-tiba Vanda menyampaikan sesuatu yang membuat dia sendiri menahan malu.
"Saya ingin kembali ke Mandar besok dengan kamu".
Dewa yang sedang membalas pesan di ponselnya langsung menoleh menatap Vanda, dia memastikan kebenaran dari kalimat barusan.
"Kamu yakin bisa naik motor sampai di Mandar?" tanya Dewa.
Vanda hanya membalas dengan anggukan kepalanya sambil menunduk berpura-pura memeriksa sesuatu dalam tasnya.
"Oke.....saya akan menjemputmu besok..., kamu kirim alamatnya sebentar" kata Dewa sambil tersenyum.
Setelah itu Dewa memanggil pelayan untuk membayar billnya, sebelum membayar terjadi drama antara Dewa dan Vanda tentang siapa yang membayarnya.
Dewa yang tidak mau berdebat akhirnya membiarkan Vanda membayar makanan mereka berdua.
Mereka berdua meninggalkan restauran, Dewa mengantar Vanda sampai di parkiran mobil Vanda. Dewa kembali kehotel setelah memastikan Vanda keluar dari parkiran.
*****
Sesampainya di Lobi hotel Dewa merasakan ada yang sedang mengawasinya. Dewa tidak langsung menuju lift, dia berjalan menuju bar yang ada di lantai satu hotel Freza.
Dia masuk kedalam bar itu lalu duduk didepan bartender kemudian dia memesan minuman.
Tidak lama kemudian seorang Pria asing datang lalu memesan minuman yang sama seperti minuman Dewa.
"Lama tidak bertemu Peter" kata Dewa sambil mengangkat gelas minumannya.
"Apakah merasa lebih tenang setelah pensiunmu bro?" Balas laki-laki yang bernama Peter itu.
"Seperti yang kamu lihat sekarang, angin apa yang membawamu sampai kenegara ini?" tanya Dewa.
"Datang untuk memastikan sesuatu saja bro" jawab Peter.
Tiga tahun yang lalu dalam sebuah misi yang dilakukan Dewa di Timur Tengah mereka di sewa untuk melindungi seorang konglomerat.
Saat mereka dalam misi itu ternyata ada salah satu mitra dari klien mereka yang berafiliasi dengan kelompok teroris yang sedang di awasi oleh Agen Rahasia Inggris yaitu SAS yang dipimpin oleh Peter.
Dari pertemuan para konglemerat itu ternyata Peter dan anggotanya mau menangkap salah satu bos itu. Terjadi adegan tembak menembak yang menyebabk situasinya menjadi arena pertempuran. Ditengah aksi heroik yang dilakukan Peter mereka terdesak.
Namun melihat hal itu Dewa yang berada didekat Peter akhirnya membantu mereka mengatasi perlawanan anak buah bos penyokong teroris itu.
Dari sanalah Dewa dan Peter mulai berkenalan.
"Kenapa kamu mau terlibat lagi setelah memutuskan pensiun?" tanya Peter setelah mereka berada dalam sebuah ruangan VIP yang dia pesan.
"Itu tidak sengaja...." jawab Dewa lalu meneguk minuman dalam botol.
"Apakah Dokter itu masih hidup?" tanya Peter.
"Saya tidak tahu kondisinya" jawab Dewa.
"Apakah kamu tidak punya akses lain dinegara ini Peter?, kalian yang lebih paham aturan politik. Saya hanya seorang warga sipil sekarang" sambung Dewa, dia lalu bangkit berdiri menuju pintu keluar. Sebelum dia memutar handle pintu dia berbalik lalu memberikan sebuah nama.
"Harimau kuning"
Dewa lalu meninggalkan bar itu untuk kembali kekamarnya.
Setelah kepergian Dewa anak buah Peter yang dari tadi berada diluar ruangan segera masuk.
"Apa kita akan membuntuti dia?" tanya anak buahnya.
"Sebelum kamu melakukannya dia akan melubangi kepalamu, camkan ini 'JANGAN MENCARI MASALAH DENGANYA', kita pergi dari sini, ada tugas yang harus kita selesaikan" kata Peter.
Mereka lalu meninggalkan hotel itu, sementara Dewa sudah berada dikamarnya dia melepaskan sepatunya tanpa melepas semua pakaiannya dia langsung jatuh tertidur di tempat tidur.
*****
Vanda yang sudah sampai dirumahnya, dia hanya melihat si Bibi yang sedang membersihkan dapur, dia tidak melihat keberadaan sang Ayah.
Dia ingin memberitahu sang Ayah kalau besok dia akan kembali ke Mandar.
Kata si Bibi, Tuan Sebastian tadi berangkat kekantornta setelah menerima panggilan telepon, mendengar itu Vanda lalu memberitahukan si bibi kalau besok dia akan kembali ke Mandar.
Setelah itu dia kembali ke kamar untuk istirahat.
Dikamarnya Vanda masuk lalu membersihkan dirinya. Lalu dia menuju tempat tidur, sebelum tidur dia ingat kalau belum mengirim alamat rumannya ke Dewa.
Dia mengambil ponselnya lalu mengirim sebuah pesan. Setalah itu dia berbaring dan tidak lama kemudian dia masuk kedalam alam mimpinya....
*****
(BERSAMBUNG)