Istri Pilihan Ibu season 1
Davin Rendra Wicaksono, terpaksa menikah dengan Riana Zulaika. Seorang gadis yang terkenal janda di usia mudanya, karena harus mengurus anak dari kakak perempuannya.
Dan sampai pernikahan itu terjadi, Rendra belum mengetahui bahwa wanita yang dia nikahi itu masih seorang gadis.
Akankah Rendra bisa mencintai Riana? Dan mungkin kah rumah tangga mereka berjalan dengan baik?Penasaran kelanjutannya kan??? yuuu cuuuz ikutin terus cerita nya yaaaa.....
Istri pilihan Ibu season 2
Kegagalan cinta membuat Alaric menjadi semakin tertutup untuk membuka hati pada wanita. Sampai Riana, bundanya turun tangan memilihkan seorang wanita untuk anak sulungnya itu.
Akankah Alaric melupakan cinta lamanya dan menerima wanita yang dipilihkan oleh bundanya?
Ikuti terus ceritanya ya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon septriani wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
“Bu, apa kamu ga terlalu kelewatan sama Mas Rendra? Biarkanlah dia mencari pasangannya sendiri,” ucap Prabu pada istrinya setelah kedua anaknya pergi.
“Yah, Indri pacarnya Mas Rendra bukan wanita baik-baik, Ibu bisa menilai dari caranya berpakaian dan juga itu loh, Yah. Saat pertama bertemu dengan Ibu, dia sama sekali tidak menunjukan sikap sopan santunnya di depan Ibu, dan Ibu juga sudah bisa menilai dia dengan caranya memperlakukan orang tua yang baru pertama kali ditemuinya,” Jelas Ratih panjang lebar dan Prabu hanya mengangguk mendengarkannya.
“… Ayah dengerin Ibu bicara ga sih?” lanjutnya sedikit emosi, karena tidak ada respon sedikit pun dari sang suami.
“Dengerin, Sayang! Ayah selalu setuju apapun keputusanmu. Dan Ayah akan mendukung karena, Ayah yakin pilihan Ibu pasti yang terbaik buat Mas Rendra,” Ratih tersenyum dan langsung memeluk tubuh suaminya yang duduk di sebelahnya.
“Ya udah, Ayah berangkat kerja dulu ya, Ibu hari ini mau ada acara kemana?” Tanyanya sambil mereka berjalan keluar
“Ibu nanti siang ada arisan sama ibu-ibu komplek yah, Ayah hati-hati dijalan ya kabari Ibu kalau Ayah sudah sampai kantor.” Prabu pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Rendra baru saja sampai dikantornya dan langsung menuju ke lantai tiga ruangannya. Sapaan selamat pagi dari setiap kariawannya saat Rendra melangkah masuk ke dalam dan dia hanya membalas dengan senyuman dan angukan.
“Pagi, Pak,” Sapa Mila sekertarisnya.
“Pagi.”
“Pak, maaf ada ibu Indri di dalam, tadi Saya sudah berusaha menyuruhnya agar tunggu di ruang tamu tapi ibu Indri ingin menunggu Bapak di dalam,” Jelas sekertarisnya sedikit takut karena, memang Rendra terbilang atasan yang lumayan tegas dan galak.
“Ya sudah tidak apa-apa, kamu lanjutan pekerjaanmu!” Ucapnya dan langsung memasuki ruangannya.
Indri yang melihat kedatangan kekasihnya langsung tersenyum dan memeluk tubuh kekasihnya. Tapi, itu membuat Rendra sangat tidak nyaman dan dengan cepat dia melepas pelukannya.
“Sayang, kamu ga kangen sama aku?”
“Ini kantor sayang. Oia, bagaimana dengan liburanmu?” Tanya Rendra. Memang Indri baru saja pulang dari liburannya ke Korea. Jangan di Tanya dari siapa biayanya, jelas dari kekasihnya. Indri pacaran dengan Rendra selain karena cinta, dia pun ingin mendapatkan uang yang lebih untuk dirinya shoping dan juga liburan.
“Sangat menyenangkan sayang, di sana aku bertemu dengan artis-artis Korea idola aku, dan aku juga banyak belanja barang-barang bagus disana. Oia ... sayang aku membelikanmu ini.” Indri mengambil paper bag kecil yang berisikan parfum yang kata dia parfum itu sangat mahal harganya.
“Terimakasih sayang. Sayang, hari ini aku sangat sibuk dan aku tidak bisa menemanimu lebih lama, nanti setelah pulang kerja aku akan ke apartemen kamu ya!” Indri memajukan bibirnya mengangguk.
“Ya udah, awas aja kalau kamu ga datang!” Katanya pamit sambil mengecup bibir Rendra.
“Oia sayang, lain kali kamu jangan langsung masuk ke ruangan, kamu bisa tunggu aku di ruang tamu, aku tidak mau karyawanku berpikiran macam-macam tentang kita.”
“Iya bawel banget sih, ya udah aku mau ke mall dulu aku ada janji sama Nara,” Ucapnya sambil melangkah keluar ruangan.
Rendra menyenderkan tubuhnya di bangku sambil mencubit keningnya. Dia mengingat omongan sang ibu tadi saat sarapan. Dalam satu bulan ini dia harus mencari calon istri, sedangkan ibunya tidak menyukai kekasih yang sudah tiga tahun ini menjalin kasih dengannya.
“Apa yang harus aku katakan pada Indri?” ucapnya sambil menarik nafas dalam.
Sebenarnya Rendra tidak mencintai Indri sama sekali, dia hanya teranjur menyayanginya sebagai teman. Karena takut mengecewakan Indri yang tiga tahun yang lalu menyatakan perasaannya padanya. Rendra memang tipikal orang yang sangat pantang untuk menyakiti hati perempuan terlebih Indri temannya sejak semasa SMA.
“Cepat atau lambat Aku harus membicarakan ini pada Indri,” Ucapnya lagi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Sayang, kamu duduk manis disini sama bear --boneka beruang kesayangan Salsa-- ya! Bunda mau beres-beres barang dulu,” kata Riana pada Salsa. Walaupun dia masih berusia dua setengah tahun, Salsa sangat penurut dan mengukuti semua perintah dari tante sekaligus ibu angkatnya itu.
Riana menyusun mie instan dari berbagai macam merk di rak, sambil sesekali dia melirik pada anaknya. Dia bangga pada Salsa yang selalu menuruti apapun perintahnya.
Sayang, izinkan Bunda merawatmu hingga kamu dewasa nak, ucapnya dalam hati tersenyum sambil melihat kearah Salsa. Dia pun melanjutkan pekerjaanya menata barang-barang yang kosong di tiap Rak.
Tring …. 'Suara Bel pintu terbuka yang menandakan ada pelangan masuk ke dalam toko'
“Selamat Siang, Selamat Datang,” teriak Riana yang masih berada di balik rak. Dia pun segera berjalan ke arah meja kasir.
“Siang Riana dan cucu oma,” Sapa Ratih.
“Ibu Ratih! ada yang bisa saya bantu?” Ratih menyodorkan paper bag yang berisikan beberapa kotak makanan. Memang Ratih selalu memberikan kotak makanan untuk makan siang dirinya dan Salsa.
“Bu Ratih, Saya jadi tidak enak anda selalu memberikan kami makanan,” Ucap Riana malu.
“Ibu tidak keberatan kok, lagi pula memang ibu sengaja masak lebih untuk cucu cantik oma,” Ucapnya sambil mencubit kecil pipi tembem Salsa.
“Terimakasih Bu, nanti tempatnya saya akan kembalikan, Salsa bilang terimakasih sama oma,” titah Riana pada anaknya.
“Acih oma,” Ucapnya yang memang belum lancar berbicara.
“Sama-sama sayang, ya udah kalau gitu ibu pamit ya, mau arisan di komplek, jangan lupa di makan ya!”
“Sekali lagi terimakasih, Bu Ratih.” Ratih tersenyum dan keluar meninggalkan mereka.
Riana benar-benar sangat bersyukur karena banyak orang yang menyayangi Salsa seperti dia menyayangi gadis kecil malang ini. Walaupun Salsa tidak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya Salsa tetap merasa bahagia karena banyak orang yang sangat menyayanginya.
“Salsa, kita makan yuk!” Dia tersenyum mengangguk karena mereka memang sudah sangat lapar. Riana membuka empat kotak makan yang diberikan oleh Ratih. Dia sangat terharu dengan semua makanan yang diberikan padanya.
“Masih aja ada orang baik seperti bu Ratih,” Ucapnya. Matanya berkaca-kaca mengingat kebaikan Ratih yang sudah dia anggap seperti ibunya sendiri. Bagaimana tidak? Ratih memberikan makanan yang kalau dipikir-pikir tidak sanggup untuk dibelinya.
Keduanya pun menikmati makanan tersebut. Tidak lupa Riana menyisihkan makanannya untuk ayahnya di rumah, karena dia tidak ingin merasakan kenikmatan sendiri, dia ingin ayahnya juga merasakan makanan yang menurutnya sangat mewah. Walaupun ayahnya seorang pemabuk, tapi Riana sangat menyayangi ayahnya dan selalu menuruti keinginan orang tua satu-satunya itu.
.
.
.
.
~Bersambung~
Masih lanjuuuuuuut????
Tunggu yaaaa update novel ini....😘😘😘😘
Terimakasih atas dukungannya kalian membaca novel ini
jangan lupa like dan komen ya......