NovelToon NovelToon
Istri Pilihan CEO

Istri Pilihan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Icha mawik

Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11.

"Siapa tuh? Gila, dandanannya gitu amat," celetuk salah satu karyawan kantor, ditempat Zakira bekerja.

Zakira yang saat itu akan menghampiri Risma dan Sinta, sedikit terusik. Ia segera menghampiri kerumunan karyawan yang sedang berkasak-kusuk.

"Ada apa, sih?" tanya Zakira.

"Itu, ada cewek nyariin bos Fathan katanya," jawab Stella, dari bagian divisi.

Zakira sedikit mengernyitkan dahi, mata Zakira pun mencari sosok yang dimaksud. Seketika matanya membulat, saat ia tahu siapa yang menjadi perbincangan sejak tadi?

"Nabila," gumam Zakira.

Dengan tergopoh-gopoh, Zakira menghampiri Nabila yang tidak lain adalah sepupunya.

"Bila!" panggil Zakira.

"Ah ... Ra, kamu tau dimana Fathan?" tanya Nabila.

"Pak Fathan? Kamu kesini, cari Pak fathan?" sahut Zakira heran.

"Iya, aku pengen ngajak dia keluar untuk makan siang," jelas Nabila.

"Tapi, dia lagi keluar untuk makan siang bersama klien," ucap Zakira.

"Ya, aku terlambat," rungut Nabila.

Zakira memperhatikan penampilan Nabila dari ujung rambut hingga kaki. Ia juga teringat dengan kasak-kusuk karyawan dikantor tadi.

"Bila, kamu ikut aku ke ruang aku, yu!" ajak Zakira.

"Ke ruangan kamu? Ngapain?" tanya Nabila.

"Kita ngobrol," jawab Zakira.

"Gak ah!" tolak Nabila. "Aku mau langsung pulang aja, lagian Fathan nya juga gak ada."

Nabila berlalu dan meninggalkan Zakira yang masih dengan pikirannya.

"Astaghfirullah, kenapa dia jadi seperti itu?Zakira membatin.

****

Selang beberapa hari setelah bertemu Zaki dan mendengar penjelasan dari pemuda itu. Pikiran Fathan kembali dipenuhi oleh sosok Zakira. Apa lagi, hampir setiap hari ia bertatapan langsung dengan gadis yang menjadi buah pikirannya selama ini.

Fathan memang telah jatuh hati pada gadis berjilbab dan berwajah teduh itu. Sikapnya yang ceria, mampu membangkitkan semangat Fathan untuk memulai hari.

"Gio!" panggil Aditya, Papanya.

Pemuda itu tidak menyahut, ia masih hanyut dalam pikirannya tentang Zakira.

"Shakala Fathan Elgio Genofa!" seru Aditya lantang.

Fathan terjaga, ia segera menoleh ke sumber suara.

"Papa!" ucap Fathan.

"Ada apa?" tanya Aditya.

Fathan hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Aditya menarik napas kesar.

"Siapa dia?" tanya Aditya lagi.

"Siapa? Siapa, Pa?" Fathan balik bertanya.

"Siapa, orangnya?" lanjut Aditya bertanya.

"Orang yang mana?" Fathan semakin tidak mengerti.

Aditya terkekeh.

"Orang yang mampu membuat seorang Shakala Fathan Elgio Genofa hampir hilang kesadarannya," terang Aditya.

Fathan tersenyum tipis. Kembali, Aditya terkejut dan membulatkan matanya. Tersenyum, adalah hal yang hampir langkah untuk seorang Fathan. Akan tetapi kali ini, ia melakukannya.

"Siapa dia, Gio?" tanya Aditya lagi.

"Namanya Zakira," jawab Fathan.

"Nama yang bagus," puji Aditya.

Kembali Fathan menyunggingkan senyum di wajah tampannya.

"Katakan, siapa dia?" tanya Aditya kembali.

"Dia seorang karyawan di kantor kita," jawab Fathan.

"Karyawan?" Aditya menautkan kedua alisnya.

"Sebelumnya, dia seorang karyawan di bagian resepsionis," tambah Fathan.

Aditya masih mendengarkan cerita putranya, tentang seseorang yang telah berhasil membuat seorang Elgio berubah.

"Baru-barui ni, aku mengangkatnya menjadi sekretaris. Mengganti sekretaris sebelumnya yang telah dipecat," ucap Fathan lagi.

"Apa? Kamu memecatnya?" tanya Aditya.

Fathan mengangguk pelan. "Dia tidak lebih pintar, dari kelihatannya."

Aditya diam, ia yakin apapun yang dilakukan putranya kali ini, pasti semua ada alasannya.

"Lalu, apa gadis itu tau, kalau kamu menyukainya?" tanya Aditya to the poin.

Fathan menggeleng. "Dia tidak mudah dijangkau."

Kembali Aditya mengernyitkan dahinya.

"Mendengar dari ceritamu, Papa jadi penasaran dengan dengan gadis itu," ucap Aditya.

"Papa bisa bertemu dengannya nanti, saat ke kantor nanti," kata Fathan.

Aditya mengangguk pelan.

****

Suasana makan malam dikediaman Kiano. Semakin semarak, dengan kedatangan Fatih. Putra tunggal Fachri dan Kirana. Sepulang dari menjenguk Opa dan Omanya di Colorado. Ia memutuskan untuk menginap di rumah Kiano, untuk bertemu Zaki dan Zakira.

Selepas makan malam, seluruh anggota keluarga berkumpul diruang keluarga.

"Sayang, besok jadwal Zakira terapi, kan?" cetus Kiano pada Zavira.

"Iya, Mas! Rencananya, besok aku sama Zaki yang akan mengantar," sahut Zavira.

"Zakira masih terapi, Mi?" ranya Fatih.

"Iya, masih rutin dua Minggu sekali," jawab Zavira.

"Sayang, kamu gak lupa besok, kan?" ycap Kiano.

"Iya, Dad," sahut Zakira.

"Gimana keadaan tangan kamu, apa sudah bisa digerakkan?" tanya Kendra pada Zakira.

"Belum, Opa!" Jawab Zakira sambil nyengir. "Tapi, jari-jarinya udah mulai bisa digerakkan, Pa!"

Zakira perlahan mengangkat tangannya, dibantu dengan tangan satunya. Ia pun menunjukkan jemarinya yang mulai bisa digerakkan. Semua tampak senang, melihat kemajuan pada tangan Zakira.

"Kalau gitu, kamu harus makin rajin untuk terapi, ya Sayang!" ucap Zavira. Ia kembali membujuk putrinya. Pasalnya selama ini, anak gadisnya itu enggan untuk terapi.

Zakira hanya menjawab dengan anggukan kepala. Setelahnya, semua pun membubarkan diri dan kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Zaki masuk ke kamarnya, diikuti Fakih. Zaki sedari tadi sibuk dengan ponsel ditangannya.

"Kak, Zaki udah punya pacar?" cetus Fatih.

"Apa?" Zaki terkejut mendengar pertanyaan dari mulut Fatih.

"Aku perhatikan, Kak Zaki dari tadi sibuk dengan ponselnya," lanjut Fatih.

"Sok tau!" kilah Zaki sembari tersenyum.

Fatih hanya mengangkat kedua bahunya.

"Gue lagi balas chat dari temen," kata Zaki lagi.

"Pacar juga gak masalah," ujar Fatih lagi.

"Eh... pacar gak boleh, lu lupa apa pesan Ummi?" sahut Zaki mengingatkan.

"Iya, gue tau. Tapi, kan sayang Kak! Kalau yang cantik, yang manis lewat depan kita, kita anggurin," celetuk Fatih lagi.

Tak ayal, hal itu bikin Zaki tergelak. Keduanya pun kembali bercerita perihal kesibukan dan kegiatan mereka masing-masing.

Keesokan harinya, Zavira membawa Zakira untuk terapi diantar oleh Zaki. Kiano berhalangan, disebabkan oleh ia kedatangan klien dari luar negeri. Zakira juga sudah meminta izin pada atasannya untuk datang sedikit terlambat hari ini.

Sebenarnya, baik Kiano maupun Zavira, meminta putrinya untuknya tidak masuk bekerja hari ini. Akan tetapi, Zakira bersikeras untuk tetap masuk bekerja.

Fathan merenung, saat mendengar laporan tentang Zakira dari asistennya. Ia menatap lurus ke arah meja kerja, tempat yang sudah hampir hari ini ditempati oleh Zakira.

"Tuan, meeting kita sebentar lagi," ucap Soni mengingatkan.

Fathan menoleh. "Tunda hingga selesai makan siang."

Fathan meraih jasnya dan melangkah meninggalkan ruangannya. Ia merasa tidak bersemangat, untuk memulai meeting pagi ini, dikarenakan ketidak hadiran Zakira.

Soni hanya bisa menatap kepergian bos besarnya, sembari menggeleng pelan.

****

Kendra berada di rumah Kirana, saat ini. Anak ke dua Kendra dan Hummairah, itu langsung menjemput Daddy-nya saat ia tiba di tanah air. Kirana dan Fachri juga mengadakan makan malam bersama dikediamannya.

Bahkan, anak-anak mereka berencana akan mengadakan barbeque, setelah makan malam. Fakih dan Nabil sedang menyiapkan tempat untuk mereka memanggang aneka makanan.

"Apa kalian sudah memberitahu Kanayah dan Nathan?" celetuk Kendra.

"Udah, Dad! Mereka akan ke sini sore nanti," jawab Kirana.

Kendra mengangguk.

"Semoga aja, kali ini Nabila gak bikin ulah lagi," celetuk Nabil.

Seketika semua matah tertuju padanya.

"Maksudnya apa, Nak?" tanya Kirana lembut.

"Ummi gak tau, ya? Akhir-akhir ini, mama dan Nabila sering berantem. Ada aja hal yang bikin mereka bersitegang," ungkap Nabil.

"Apa ini, ada sangkut pautnya dengan seseorang?" tebak Kendra.

Nabil mengangkat kedua bahunya.

Kirana menatap ke arah Daddy-nya, mencari tahu. Kendra hanya tersenyum tipis.

"Semoga aja, kali ini gak terjadi lagi," tutup Kirana. Ia tidak mau melanjutkan percakapannya, sebab ia bisa melihat ekspresi sedih dari Nabil.

"Kiano mungkin akan terlambat datang, Dad," sela Fachri, memag kesunyian.

"Kenapa?" tanya Kendra.

"Kak Kiano, ada pertemuan diluar kota. Jadi, sepulang dari sana. Mungkin, langsung ke sini," sambung Kirana.

"Lalu, bagaimana triple Z? Zavira, Zaki dan Zakira?" Tanya kendra lagi.

"Zaki, akan membawa Ummi nya langsung ke sini. Setelah pulang dari mengantarkan Zakira kembali ke kantor, usai terapi," jelas Kirana.

Kendra kembali mengangguk mengerti. Semuanya kembali sibuk dengan kegiatan masingmasing, Kendra hanya memperhatikan dari kejauhan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!