Judul Novel SEKAR
Sekar sangat penasaran, siapakah orang tua kandungnya, kenapa dia dibesarkan oleh keluarga Wawan. Dikeluarga Wawan Sekar sudah terbiasa menerima cacian, makian bahkan pukulan, segala hinaan dan KDRT sudah menjadi makanannya setiap hari, namun Sekar tetap bertahan, dia ingin tahu siapa orang tua kandungnya, kenapa dia dibuang
Sekar dijemput Cyndi untuk diajak bekerja di Jakarta, dia curiga bahwa kedua orang tua angkatnya menjualnya untuk dijadikan wanita panggilan. Sekar tidak berdaya menolaknya, disamping dia berhutang budi kepada keluarga Wawan dia juga diancam. Tapi Sekar agak merasa tenang, semalam dia bermimpi bertemu Kakek Buyutnya yang bernama Arya, Kakek Arya memberi sebuah Cincin dan Kalung ajaib, benda-benda tersebutlah yang akan membantu Sekar dikemudian hari
Bagaimana kisah Sekar selanjutnya, nasib apakah yang akan menimpanya, Adakah orang yang akan menolong Sekar keluar dari sindikat penculiknya. ikuti kisah Sekar yang mengharukan dan menegangkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nek Antin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kontrak Kerja Sama Yang Gagal
Jam tujuh tepat Sekar turun ke lantai dasar untuk menemui Thomas.
Meskipun tampangnya jutek tapi tidak mengurangi kecantikannya.
Thomas terkesima melihat penampilan Sekar.
“Cantik sekali." Sekar tidak terpengaruh dengan pujian Thomas.
“Kau tidak tersanjung dengan pujianku?”
“Biasa saja."
“Hah….ha ha ha ha belum ada seorangpun wanita yang tidak suka dengan pujianku, kau satu-satunya wanita yang biasa saja mendengarnya, menarik."
“Ayo berangkat."
Sekar tidak menyahut, tapi mengikuti langkah Thomas menuju ke mobil mewahnya.
“Sekar, saya suka sama wajah dan penampilanmu, maukah kamu jadi wanitaku?"
“Maksudnya wanita pemuas nafsumu?” jawab Sekar dengan nada sinis.
“Kasar sekali kata-katamu." Jawab Thomas kesal.
“Jadi kalau bukan sebagai pemuas nafsumu sebagai apa?”
“Kau seharusnya merasa beruntung aku pilih jadi wanitaku, daripada saya jual dan melayani banyak laki-laki."
“Terus apa bedanya melayani satu laki-laki dengan banyak laki-laki?, tetap saja statusku pelacur."
“Tapi kau lebih terhormat, dan sebagai imbalannya kau akan saya beri kartu debit dan kredit kau bisa membelanjakan sesuka hatimu."
'Selama ini belum ada wanita yang saya perlakukan seperti dirimu."
“Kenapa kau memperlakukanku berbeda?”
“Karena saya suka dan tertarik padamu."
"Saya ganteng, kaya dan tidak perhitungan dengan uang, apakah kau tidak tertarik padaku?”
“Tidak."
“Kau benar-benar perempuan tidak tahu diuntung, meskipun kamu tidak suka tapi kamu tidak bisa menolak, suka tidak suka kau sudah jadi milikku, aku membeli mu dari ibu angkat mu sangat mahal, jadi kau tidak punya pilihan."
“Terserah Anda, saya tidak peduli."
“Saya rasanya pengin menampar pipimu yang mulus ini, tapi Saya lebih suka jika pipi ini selalu menempel di dadaku dan menemani tidurku."
“Saya tidak sudi."
“Kau wanita luar biasa, Saya semakin suka."
Sekar hanya mendengus mendengar rayuan Thomas.
Thomas sangat heran dengan sikap Sekar yang sama sekali tidak takut ataupun sungkan terhadap dirinya.
Apakah ini bentuk rasa putus asanya karena tidak ada pilihan untuk tetap mengikuti kemauannya.
Tak terasa mobil Thomas sudah sampai tujuan.
Sebuah resto terkenal yang biasa didatangi para konglomerat dan para pengusaha kaya, juga para pejabat.
Thomas turun bersama Sekar, dengan terpaksa Sekar menggandeng tangan Thomas, karena ancaman Thomas, kalau tidak mau menggandeng tangannya dia akan disuruh menari telanjang di depan klien.
Di dalam resto sudah menunggu laki-laki setengah baya yang sedang ditemani sekretarisnya yang cantik nona Marina.
Mereka tampak sedang membicarakan hal yang serius sambil menikmati hidangan yang sudah dipesannya.
“Selamat malam Tuan Martin."
“Eh hallo selamat malam Tuan Thomas."
“Ayo ayo silahkan duduk, silahkan langsung pesan makanan yang Tuan suka, maaf kami mendahului makan."
“Tidak apa-apa Tuan, silahkan lanjutkan."
“Oh ya Tuan Thomas kenalkan ini sekretaris saya namanya Marina, Marina ini Tuan Thomas yang akan jadi mitra perusahaan kita."
“Salam kenal," kata Marina dengan nada manja dan menggoda sambil mengulurkan tangannya.
Thomas hanya melihat Marina sepintas tanpa menyambut tangannya.
Dengan malu Marina menarik tangannya dan duduk kembali.
“Oh ya siapa ini yang menemani Tuan Thomas."
Thomas tidak menjawab pertanyaan Martin, dia langsung membahas rencana kerja sama yang akan dijalin.
“Tuan Martin, maksud anda mengundang saya untuk makan malam ini apakah karena sudah setuju dengan proposal yang saya ajukan?”
“Saya setuju dengan pembagian keuntungan yang Tuan buat, yang penting saya segera mendapatkan kucuran dana dari Tuan."
Sebenarnya Martin akan mengoreksi pembagian keuntungan, tapi melihat kecantikan Sekar dia urungkan, dia ingin salah satu syarat penanda tangan kontrak, Thomas harus menyerahkan Sekar.
“Ok, kalau begitu mari segera kita tanda tangani kontrak kerja sama kita."
Thomas langsung meminta tanda tangan kontrak, dia risih dan tidak senang karena Martin terus melihat Sekar dengan nafsu, begitupun Sekar, dia sangat jijik lama-lama duduk di depan Martin.
“Tuan Thomas, apa tidak sebaiknya Tuan dan sekretaris cantik Tuan makan malam dulu?”
“Saya pesankan ya, apa makanan yang Tuan dan sekretaris Tuan suka?”
“Tidak perlu, saya harus segera pergi, masih ada urusan yang harus saya selesaikan."
“Tuan Thomas saya tadi memang setuju dengan proposal yang Tuan buat, tapi ada syaratnya."
“Tadi Tuan sama sekali tidak membicarakan syarat, Tuan langsung setuju, kenapa sekarang ada syarat, apa syaratnya."
“Saya setuju dengan proposal Tuan meskipun disitu tertulis pihak Tuan yang lebih diuntungkan, saya rela mendapat keuntungan sedikit asal sekretaris Tuan diberikan kepada saya, saya akan langsung tanda tangani kontrak kerja sama kita, pastinya akan saya berikan harga yang lebih dari biasanya untuk nona cantik ini.'
Dengan percaya dirinya Martin meminta Sekar menjadi barter untuk memuluskan perjanjian kontrak kerja samanya.
Karena selama ini setiap ada kontrak kerja sama, Thomas selalu memberikan wanita penghibur.
Dengan sangat marah Thomas langsung berdiri dan membentak Martin.
“Wanita sebelah saya ini bukan sekretaris saya!, dia wanita saya, tidak ada seorangpun yang boleh menyentuhnya."
“Tapi saya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama Tuan, berapa saya harus membayarnya?, atau kerja sama kita batal."
“Ok, kalau itu pilihan Tuan Martin, kerja sama kita dibatalkan, mulai sekarang dan seterusnya tidak akan ada lagi kerja sama antara PT. Trias Patrika dan PT. Buana Maju."
Thomas sangat emosi mendengar ancaman Martin, tanpa menoleh lagi Thomas dan Sekar langsung meninggalkan Martin dan Marina.
“Eh Tuan tunggu dulu, saya bener-bener tertarik dengan teman wanita Tuan, silahkan sebut berapa harga yang harus saya bayar."
Martin langsung mengejar Thomas dan mencekal tangan Sekar. Martin seperti orang yang tidak waras.
“Cantik tunggu dulu ya, kamu mau uang kan?, saya bisa memberimu banyak, ikutlah denganku."
Sekar sangat kaget diperlakukan seperti itu, dia merasa terhina dan tidak terima dilecehkan.
Spontanitas tangannya bergerak dengan cepat untuk melepaskan dari cengkraman tangan Martin,
Dengan gerakan yang sangat cepat juga dia keluarkan jarum perak dan menusuknya didaerah sensitive Martin.
“Rasain kau tua bangka, selamanya yunior mu tak akan bisa berdiri."
Kemudian Sekar mendorong Martin hingga jatuh terduduk dan mengambil gelas yang berisi minuman di meja langsung menyiramkannya di muka Martin.
“Rasakan ini tua-tua keladi."
Martin gelagapan dan emosinya langsung meledak, dia tidak sadar bahwa ada jarum yang sudah menusuk di tubuhnya, jarum itu nantinya akan membuat dunianya kiamat, dia tidak akan bisa lagi merasakan nikmatnya surga dunia.
“Kurang ajar kau perempuan jalang."
Martin bangun dan hendak menyerang Sekar, namun dengan sigap kaki Sekar langsung melayang ke dada Martin, akibatnya Martin jatuh tersungkur kembali.
“Jika kau menyerang ku lagi, akan ku patahkan kaki tuamu, biar kamu lumpuh dan bertobat."
“Sialan, tunggu pembalasanku jalang, jangan kau merasa menang dulu, kau akan saya buat menangis darah."
“Cis siapa takut."
Thomas hanya tersenyum melihat keganasan Sekar, dia tidak berkomentar apapun, kemudian menggandeng tangan Sekar untuk segera berlalu menuju mobilnya.