NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Kembali Memilih

Ketika Takdir Kembali Memilih

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Single Mom / Wanita Karir
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosee_

Novel Ketiga

Berdasarkan survei, sedia tisu sebelum membaca😌

--------
Mencintai, lalu melepaskan. Terkadang cinta itu menyakiti, namun membawa kebahagiaan lain di satu sisi. Takdir membawa Diandra Selena melalui semuanya. Merelakan, kemudian meninggalkan.

Namun, senyum menyakitkan selalu berusaha disembunyikan ketika gadis kecil yang menjadi kekuatannya bertahan bertanya," Mama ... apa papa mencintaiku?"

"Tentu saja, tapi papa sudah bahagia."

Diandra terpaksa membawa kedua anaknya demi kebahagiaan lainnya, memisahkan mereka dari sosok papa yang bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Ketika keegoisan dan ego ikut andil di dalamnya, melibatkan kedua makhluk kecil tak berdosa. Mampukah takdir memilih kembali dan menyatukan apa yang telah terpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehangatan yang Begitu Nyata

Suara dentingan sendok terdengar di ruang makan yang kini digunakan oleh beberapa orang. Jika dilihat ada sekitar sembilan orang di dalamnya. Semua orang makan dengan hikmat. Di ujung meja terdapat pria yang sudah termakan usia. Wajahnya sudah keriput, tapi tubuhnya masih terlihat bugar.

Tuan besar keluarga Hanasta yang kondisi kesehatannya telah menurun, tapi masih terlihat wibawanya sebagai seorang bangsawan. Pria itu makan dengan sesekali memperhatikan cucu serta cicit-cicitnya.

Hari ini semua keluarganya berkumpul. Berkat bujukan Serena, Dian akhirnya bersedia datang bersama ketiga anaknya. Tapi bukan berarti Dian menunjukkan kepuasan. Ia hanya datang untuk memenuhi undangan!

Serena juga hadir bersama putra dan suaminya. Wanita itu masih bisa bersikap sopan dan menjaga sikapnya. Berbeda dengan Dian yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan nya. Anak-anak pun tidak banyak bicara kecuali ditanya. Mereka tahu jika hubungan orang tuanya tidak begitu baik. Konflik keluarga bukan lagi rahasia bagi mereka.

Sama halnya dengan Reana. Wanita itu juga tidak banyak bicara. Hari ini sangat langka. Ia tak ingin merusak momen apapun. Matanya selalu mengamati Dian yang tidak mau menatapnya sejak datang. Anak keduanya itulah yang paling sulit ia lunakkan.

"Bagaimana sekolah kalian hari ini?" tanya tuan besar pada anak-anak setelah semuanya selesai. Para pelayan sudah mengambil piring kosong di depan mereka.

"Baik."

"Biasa saja."

Jawaban berbeda itu membuat yang lain mengkerut. Dian menarik kecil sudut bibirnya mendengar jawaban Emi.

"Tidak ada yang menarik. Hanya belajar dan melihat orang bermain, kemudian pulang. Begitu seterusnya," ucap Emi lagi. Bocah itu berucap tanpa beban.

"Kakak saja yang tidak mau bergabung dan berbaur. Jika mau berteman pasti menyenangkan," sergah Lily kurang puas.

"Pertemanan sesaat. Mereka akan pergi jika kita tidak memiliki apa-apa lagi," kata Emi kembali. Dian menopang dagunya dengan kedua tangan. Ia menatap Emi dengan senyuman puas.

"Kenapa berkata begitu?" Tuan besar mencoba santai. Emi duplikat ibunya. Anak ini tidak sederhana meski masih kecil.

"Sekolah yang kami singgahi adalah sekolah elit. Murid-muridnya berasal dari keluarga menengah hingga atas. Ada juga dari kalangan rendah jika beruntung. Sejak awal masuk Emi sudah melihat perbatasan status yang mereka buat ...."

".... Mama bilang jangan berteman dengan orang-orang seperti itu. Karena ketika kita jatuh, kita akan berdiri sendiri pada akhirnya. Dan aku belum menemukan seseorang yang bisa membantuku berdiri tanpa imbalan."

Jawaban panjang Emi membuat semua orang bungkam, termasuk tuan besar dan nyonya Reana yang merasa tertohok. Dian mengajarkan sebuah perbandingan status begitu dalam pada anaknya. Sendiri lebih baik daripada bersama orang-orang munafik.

Belati orang terdekat justru menusuk paling dalam, bukan? Sebuah hubungan pertemanan bisa menjadi jalur tercepat untuk itu. Jadi berhati-hatilah dalam bergaul. Dian tak ingin anak-anaknya kelak akan seperti dirinya dulu yang pasrah dengan keadaan.

"Ya, Kakak memang benar. Aku saja memilih berteman dengan pemulung. Sederhana tapi menyenangkan," celetuk Lily.

"Ibuku suka memukul dan memarahiku demi uang. Sederhanaku membawa masalah." Rico ikut bicara.

"Sederhana yang membahagiakan orang berbeda-beda. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Carilah definisi kebahagiaanmu sendiri." Rehan, putra Serena ikut menimpali.

Semua orang tersenyum mendengar penuturan dewasa para anak-anak ini. Jangan lihat tubuh kecil mereka, lihat betapa dewasa dan pintarnya diri mereka. Yang terpenting adalah peran orang tua. Hari ini Dian dan Serena berhasil membuktikan bahwa kebahagiaan tak terletak pada materi saja.

"Haha ... anak pintar, pintar sekali. Teruslah dengan pendirian kalian. Kakek sangat bangga!" Tuan besar tertawa puas.

Kejadian masa lalu sudah memberi pelajaran pada Tuan besar dan juga Rea. Keduanya tak ingin lagi ikut campur dalam kehidupan mereka. Meski begitu, warisan tetap harus diteruskan oleh anak-anaknya.

"Kami ingin bicara dengan orang tua kalian. Pergilah bermain di atas. Kakek sudah siapkan banyak mainan."

"Peralatan lukis juga tersedia," sambung Rea.

"Baiklah. Kami pergi dulu."

Suasana seketika hening setelah keempatnya pergi. Dian menghela nafas kasar hingga terdengar.

"Dian, bisakah kau tidak terlalu terang-terangan menunjukkan sikapmu?" Rea berbicara sehalus mungkin. Wanita paruh baya ini masih tidak mengerti mengapa Dian tidak takut memperlihatkan sifat buruknya di depan anak-anak.

"Hm? Aku hanya bersikap seperti biasa," jawabnya santai.

"Kau tidak takut anak-anak meniru sikap burukmu?" Rea tak dapat menahan diri.

Dian terkekeh. "Menurut mu darimana sikap burukku muncul?" Tersenyum.

"Dian ..." tegur Sera pelan. Dian berdecak, tapi tetap menurut.

"Anak-anak harus tahu memilah mana yang baik dan buruk. Tidak semua yang mereka lihat patut untuk di contoh. Aku tidak takut karena aku percaya pada mereka."

Tidak peduli orang lain beranggapan apa. Pantas atau tidaknya ia menjadi ibu hanya dirinya yang tahu. Pengorbanan, kerja keras, kasih sayang hanya dirinya yang mengetahui jelas. Pantaskah orang lain mengomentari sedang mereka tidak tahu apa yang kita lakukan?

Sikapnya mungkin bisa membuat orang lain salah paham. Bagi yang menilai dari luar saja sudah jelas menganggap Dian buruk. Itu sebabnya, baik dan buruknya kita hanya diri sendiri yang tahu.

**

Dian menatap beberapa kertas bermaterai di depannya dengan tatapan tajam. Seperti dugaannya, sang kakek melepas seluruh saham miliknya pada dirinya. Serena sudah jelas menolak. Ia benar-benar tak ingin ikut campur lagi dalam urusan bisnis keluarga.

Dian juga menolak tegas tanggung jawab itu. Awalnya ia hanya menuruti keinginan Reana yang memohon. Hanya membantu bukan menjadi pewaris! Meski tanpa perusahaan Hanasta, ia masih mampu menafkahi keluarganya sendiri.

"Dian, kakek menghargai penolakan Sera karena ia memiliki suami, tapi kau? Siapa yang akan membantumu jika kakek dan ibumu sudah tidak ada lagi?"

"Kakek tahu kau mampu walau tanpa kami. Biarkan kakek dan Rea menebus kesalahan kami. Lihat kondisiku. Mungkin usiaku tidak lama lagi. Kakek tidak bisa tenang jika kau hanya mengandalkan dirimu sendiri terus-menerus." Tuan besar tak memberi kesempatan Dian bicara.

"Mungkin sudah terlambat untuk kami membayarnya. Mama ingin kau mengurangi bebanmu, Dian. Jangan memaksakan dirimu untuk terlihat kuat."

Sudah banyak yang mereka renggut dari kehidupan kecil Dian dan Serena. Serena mungkin masih bisa dibujuk, tapi Dian hampir tak tertolong. Wanita itu menanam kebencian begitu dalam.

"Setidaknya pikirkan anak-anakmu. Kau bisa memberikan pada mereka suatu hari nanti dan sebagai permintaan terakhir kami."

Melihat mata tulus sang ibu hati Dian sedikit tergerak. Baru kali ini ia melihat tatapan hangat ibunya setelah dua puluh lima tahun dirinya hidup. Rea bahkan memeluk dirinya dengan air mata tertahan. Sangat singkat, tapi Dian merasakan kehangatan.

Beginikah rasanya mendapat kasih sayang ibumu sendiri?

"Mama!" Dian tersadar dari lamunannya. Rupanya sudah ada Emi, Rico dan Lily di sebelahnya.

"Mama baik-baik saja, kan?" Lily mendekatkan kepalanya pada wajah Dian.

Dengan gemas Dian merengkuh wajah kecil itu dan mengecupnya bertubi-tubi. Muah, muah, muah. Lily tertawa geli saat Dian sudah mengecup lehernya juga. Emi dan Rico juga ikut tertawa melihatnya.

"Mama, noo ... haha, Lily geli."

"Oh iya? Mama ingin makan Lily kalau begitu." Dian menjatuhkan Lily di sofa dan mendusel-dusel perutnya gadis itu.

"Haha ... geli ... kakak tolong Lily!!" Lily menggeliat tak karuan.

"Penyelamat datangg ..." Emi berlari naik ke atas punggung Dian, lalu memeluk leher sang ibu.

"Mama terkena virus zombi. Selamatkan Lilyy!!" teriak Rico memeluk kaki Dian.

Dian tertawa lepas. Ia mulai menyerang Emi dan Rico juga. Malam itu rumah Dian kembali di isi tawa ceria dari orang di dalamnya. Wanita muda yang sudah menyandang gelar ibu itu tidak akan ragu menunjukkan kehangatannya bersama ketiga cahaya hidupnya. Jadilah versi terbaik dari dirimu sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Rossa Miati
😁 betul memang novel banyak berkhayal, tapi ada serunya juga 👍
Mihra Fitri
👍👍
Angustia Tia
Luar biasa
Nana
ank yg pintar.....bagus lili buat Oma mu tambah menyesal
Nana
cara mendidik ank yg bagus....kita bahagia dengan cara kita sendiri....ceritanya bagus...aku suka
Nana
baru baca sudah mewek 😭😭
Andini Hana Fakhirah
Luar biasa
3sna
6 ato 7
3sna
tuts
Fajar Ayu Kurniawati
.
Mar Yanah: sama aku juga langsung mewek😥
total 1 replies
Asyahra Rosiana
keren
Tri Tunggal
novel yg q baca berkali kali ttp g bosen bacanya malah pengen ngulang terus bacanya
Dewi Dama
semangat thoorrr...sy suka cerita nya....
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
bagus cerita nya thoorrr
Sri Lie
Luar biasa
Fitri Ani
Lumayan
Liz Ayu
memang benar jika dari kecil diajarkan berfikiran terbuka dan menerima apa adanya nantinya akan jadi orang yang bijaksana
Roka Ayah
semoga sukses
Firma
keren.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!