Seorang gadis tampak kaget melihat kedua orang tuanya bersimbah darah dihadapan seorang pria yang dengan santainya menatap kearah sang mayat kedua orang tua sang gadis tersebut. Sang pria mengatakan pada gadis tersebut kedua orang tuanya memiliki hutang dan jaminannya adalah si gadis tersebut. Sang Pria tau kondisi sang gadis susah menawarkan sang Gadis untuk menikah dengan pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Keesokan harinya, setelah tidur yang gelisah dan penuh kecemasan, Young Ji dan Lee Young memulai hari mereka dengan hati-hati. Mereka tahu bahwa meskipun Singapura adalah tempat yang jauh dari rumah mereka, mereka tidak bisa terlalu santai. Setiap gerakan, setiap keputusan, bisa jadi menentukan apakah mereka akan aman atau kembali terjebak dalam jaring S.Coups.
Pagi itu, setelah sarapan, Young Ji memutuskan untuk pergi keluar mencari informasi lebih lanjut mengenai tempat-tempat aman dan jalur pelarian yang bisa mereka ambil selanjutnya. Lee Young, meskipun masih merasa takut, setuju untuk tinggal di hotel sementara Young Ji mengurus segala sesuatunya.
Namun, sebelum Young Ji pergi Lee Young menghentikannya sejenak.
"Ji, apa yang akan kita lakukan kalau S.Coups benar-benar menemukan kita di sini? Aku tidak bisa terus hidup seperti ini, bersembunyi dan takut setiap saat." cemas Lee Young
Young Ji menatap sahabatnya dengan penuh empati, tetapi juga dengan tekad.
"Kita tidak akan bersembunyi selamanya, Young ah. Kita akan cari cara untuk memulai hidup baru di sini, jauh dari S.Coups dan semua masalah itu. Aku janji, kita akan menemukan cara untuk menghapus masa lalu." ucal Young Ji meyakinkan Lee Young
Lee Young mengangguk, meskipun rasa takutnya belum sepenuhnya hilang. Setelah Young Ji pergi, ia duduk termenung di kamar hotel, menatap pemandangan kota Singapura yang sibuk. Hatinya terombang-ambing antara rasa syukur karena bisa melarikan diri, dan ketakutan yang tak terucapkan tentang masa depan.
Sementara itu, Young Ji berkeliling di sekitar pusat kota, berusaha mendapatkan informasi tentang tempat-tempat aman atau pihak-pihak yang bisa membantu mereka menyusun rencana lebih lanjut. Selama pencariannya, ia bertemu dengan seorang teman lama yang bekerja di sebuah agen perjalanan internasional.
"Ji, kamu pasti tahu bagaimana caranya tetap aman, kan?" tanya temannya yang bernama Mina dengan cemas.
"Ya, tapi kami membutuhkan lebih dari sekadar tempat berlindung," jawab Young Ji.
"Kami perlu pergi jauh, memulai hidup baru, tanpa bisa dilacak oleh siapapun." sambung Young Ji
Mina mengangguk dan kemudian memberi beberapa informasi penting.
"Aku punya kontak yang bisa membantu kamu mendapatkan identitas baru, dan jalur pelarian ke negara lain tanpa jejak. Tapi, kamu harus berhati-hati. Jika S.Coups tahu, dia bisa melacakmu dengan mudah." ucap Mina
Young Ji menghela napas. "Aku tahu. Tapi ini satu-satunya cara, Mina."
Setelah mendengar saran Mina, Young Ji kembali ke hotel dan menyampaikan semua informasi yang didapatnya pada Lee Young. Mereka berdua sepakat bahwa ini adalah kesempatan terbaik mereka untuk benar-benar melarikan diri dan memulai hidup baru.
Namun, tepat saat mereka bersiap untuk melaksanakan rencana, ponsel Lee Young berdering. Nomor yang muncul adalah nomor yang tidak dikenal, tetapi Lee Young tahu persis siapa yang menelepon yaitu S.Coups.
Lee Young menatap ponselnya dengan ngeri.
"Dia tahu kita ada di sini, Ji. Apa yang harus kita lakukan?" takut Young Ji
Young Ji menatap Lee Young dengan mata penuh tekad. "Jangan jawab. Kita akan bertahan sedikit lebih lama, mencari jalan keluar yang lebih pasti."
Namun, ponsel itu terus berdering, hampir memaksa Lee Young untuk mengangkatnya. Akhirnya, Young Ji mengambil keputusan cepat.
"Kita tidak bisa lagi bersembunyi, Lee. Kita harus bertindak sekarang." ucap Young Ji
Dengan cepat, mereka mengumpulkan barang-barang mereka dan menuju ke bandara, berusaha untuk keluar dari Singapura sebelum terlambat. Namun, saat mereka hampir mencapai pintu keluar hotel, mereka melihat seorang pria yang tampaknya mengenali mereka.
"Lee Young! Young Ji!" teriak pria itu dengan keras.
Mereka berdua terkejut dan segera berbalik. Itu adalah salah satu pengawal S.Coups, dan pria itu terlihat tidak sendirian. Ada lebih banyak pengawal yang muncul di sudut jalan, membuat jalan keluar mereka semakin sempit.
Tanpa banyak pilihan, Young Ji dan Lee Young berlari, berusaha menghindari pengawalan yang semakin mendekat.
"Cepat,Young! Kita harus menuju pintu darurat!" teriak Young Ji, menarik Lee Young ke arah pintu belakang hotel yang jarang digunakan.
Mereka berlari melalui lorong-lorong sempit, mendengarkan langkah-langkah para pengawal yang semakin dekat. Lee Young merasa kelelahan, napasnya berat, tetapi Young Ji tidak melepaskannya. "Kita hampir sampai! Terus lari!"
Akhirnya, mereka berhasil keluar dari pintu darurat dan berlari menuju tempat parkir yang terletak cukup jauh dari keramaian. Di sana, sebuah mobil sudah menunggu, siap untuk membawa mereka ke tempat yang lebih aman.
Namun, saat mereka masuk ke dalam mobil dan mulai melaju, Young Ji merasa ada sesuatu yang berbeda. Mereka mungkin telah berhasil menghindari pengawal S.Coups untuk sementara waktu, tetapi ketegangan yang membayangi mereka semakin besar. Setiap detik semakin berharga, dan mereka tahu bahwa S.Coups tidak akan berhenti mencari.
"Ini belum berakhir Ji. S.Coups tidak akan membiarkan kita pergi begitu saja," kata Lee Young dengan suara penuh kecemasan.
Young Ji menatapnya meskipun mereka masih dalam bahaya ia berusaha tetap tenang.
"Kita akan bertahan, Young ah. Kita akan terus berjuang sampai kita bebas." ucap Young Ji