NovelToon NovelToon
Satu Biduk Dua Cinta

Satu Biduk Dua Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yeni Eka

Ini bukan kisah istri yang terus-terusan disakiti, tetapi kisah tentang cinta terlambat seorang suami kepada istrinya.

Ini bukan kisah suami yang kejam dan pelakor penuh intrik di luar nalar kemanusiaan, tetapi kisah dilema tiga anak manusia.

Hangga telah memiliki Nata, kekasih pujaan hati yang sangat dicintainya. Namun, keadaan membuat Hangga harus menerima Harum sebagai istri pilihan ibundanya.

Hati, cinta dan dunia Hangga hanyalah untuk Nata, meskipun telah ada Harum di sisinya. Hingga kemudian, di usia 3 minggu pernikahannya, atas izin Harum, Hangga juga menikahi Nata.

Perlakuan tidak adil Hangga pada Harum membuat Harum berpikir untuk mundur sebagai istri pertama yang tidak dicintai. Saat itulah, Hangga baru menyadari bahwa ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh kepada Harum.

Bagaimana jadinya jika Hangga justru mencintai Harum saat ia telah memutuskan untuk mendua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Eka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Hangga meremas kepalanya yang terasa berdenyut-denyut usai makan siang bersama kedua rekan kerjanya, Tono dan Andi.

Gara-gara Andi, si kurus berkacamata yang begitu percaya diri mau meminta nomor ponsel Harum, ia jadi banyak berbohong hari ini.

Bukan, sesungguhnya ia memang jadi sering berbohong setelah menikahi Harum.

Hangga yang tidak peduli pada Harum, namun entah mengapa hatinya ketar-ketir saat mengetahui ada pria yang hendak meminta nomor ponsel atau bahkan menyukai perempuan yang berstatus istrinya itu.

Ini bukan karena cemburu, tetapi demi menjunjung marwah sebuah pernikahan. Ya, pasti begitu alasannya. Hangga berdalih kepada hatinya.

Di kedai tadi, terpaksa Hangga berbohong dengan mengatakan Harum adalah istri dari sepupunya. Dan bisa ditebak, lalu bergulir kebohongan-kebohongan lainnya.

Belum reda rasa bersalahnya karena telah berbohong, ditambah lagi Nata yang tiba-tiba merajuk karena mengetahui ia makan siang di kedai sop duren bersama kedua temannya.

“Kalau aku yang ajak makan ke sana aja enggak mau, giliran sama teman malah mau,” sindir Nata lewat obrolan telepon saat masih jam istirahat.

“Pokoknya nanti pulang kerja, aku mau ke sana. TITIK!” tegas Nata.

Sore sepulang kerja, Nata meneguhkan kemauannya untuk berkunjung ke KSD Mantul, begitu jargon kedai sop duren milik orangtua kekasihnya.

Seorang diri Nata duduk di meja paling pojok dekat jendela kaca. Sesekali melempar pandang ke luar melalui kaca putih transparan di sisinya. Memandang petugas parkir yang sibuk mengatur lalu lalang kendaraan pengunjung kedai yang datang silih berganti. Berharap salah satu kendaraan yang datang adalah SUV warna putih milik sosok yang sangat diharapkan kedatangannya.

[Sayang, maaf aku enggak bisa menemanimu ke sana. Masih banyak kerjaan yang belum selesai]

Nata mendengkus sebal saat membaca ulang pesan dari Hangga yang diterimanya saat pulang kantor tadi. Pria itu benar-benar paling anti jika diajak ke tempat makan ini.

Dahulu, saat awal-awal hubungan asmara mereka terjalin, Hangga pernah sekali mengajak Nata berkunjung ke rumah orangtuanya di Cilegon, lalu pulangnya mampir ke Kedai Sop Duren cabang Serang.

Nata yang memang sangat menyukai buah durian mengakui bahwa sop durian di kedai tersebut adalah yang paling enak.

Beberapa hari setelah itu, Nata mengajak Hangga untuk kembali mengunjungi kedai tersebut, tetapi Hangga menolak.

Awalnya Hangga beralasan karena tempatnya yang jauh, lintas kota. Namun, karena Nata terus menerus mendesak, akhirnya Hangga mengungkapkan sebuah kejujuran bahwa kedai tersebut adalah milik orangtuanya.

Saat itu pula Hangga membuat pengakuan bahwa ayah dan ibunya tidak merestui jalinan cintanya bersama Nata dan meminta Hangga untuk memutuskan hubungan tersebut.

Duren strawberry crush, pempek kapal selam dan sebotol air mineral sudah tersaji di hadapan Nata sejak beberapa menit yang lalu. Gadis berkulit putih bersih itu masih menikmati menu yang dipesannya saat hasrat ingin buang air kecil mendadak datang.

Nata menghentikan kegiatan makannya sementara, lalu beranjak menuju toilet. Karena terburu-buru, ia meninggalkan tasnya di kursi.

Tidak berlama-lama, setelah melepas hadas kecil, ia kembali ke mejanya.

“Permisi, Kak.” Suara lembut seorang perempuan menyapanya yang baru saja kembali duduk.

“Ya,” sahut Nata sembari menolehkan wajah ke arah suara sang perempuan yang sudah berdiri di dekatnya.

Perempuan itu mendekatkan bibirnya dekat telinga Nata. “Kak, mohon maaf sebelumnya. Mohon di cek isi tas Kakak, apakah ada barang yang hilang?” tanyanya dengan suara sangat pelan.

“Memangnya kenapa gitu?” sahut Nata dengan kening mengerut. Ia menatap perempuan cantik yang mengenakan kerudung warna ungu.

“Sekali lagi mohon maaf, Kak. Mohon di periksa dulu tasnya, khawatir ada barang yang hilang. Tadi saya perhatikan, Kakak meninggalkan tempat duduk Kakak dengan tidak membawa tas,” tutur perempuan itu dengan sesopan mungkin.

Tanpa membalas ucapan perempuan yang diyakininya adalah salah seorang karyawan kedai, Nata meraih tas yang diletakkan di kursi sebelah dan mengecek isinya.

“Saya kehilangan ponsel saya,” ucap Nata setelah tiga kali mengecek tasnya.

Perempuan berkerudung ungu itu mengangguk lalu menghampiri seorang pria yang duduk tidak jauh dari meja Nata.

“Maaf, Pak. Kakak ini kehilangan ponsel,” ujar perempuan berkerudung ungu.

“Loh, maksudnya?” Pria bertubuh gemuk dengan perut gendut itu tampak terkejut.

“Maaf, Pak. Saya tadi melihat Bapak mengambil sesuatu dari tas Kakak ini,” tukas perempuan berkerudung ungu.

“Hey, jangan sembarangan kamu bicara! Kamu menuduh saya, hah?!” sentak Pria bertubuh gemuk sembari menggebrak meja.

Sontak aksinya menjadi pusat perhatian pengunjung kedai. Dua orang karyawan kedai pria tampak turut datang menghampiri.

“Saya tidak menuduh, tetapi saya melihat sendiri.”

“Sembarangan kamu memfitnah saya. Saya bisa laporkan kamu karena telah memfitnah saya.” Pria gemuk berusia sekitar empat puluh tahun itu menunjuk-nunjuk wajah perempuan berkerudung ungu.

“Kalau Bapak tidak merasa mengambil tidak usah marah, Pak,” sela Nata yang kini telah berdiri di samping perempuan berkerudung ungu.

“Tapi karena memang saya benar kehilangan barang saya yang ada di tas, saya mohon maaf dan mohon kerja samanya agar saya bisa memeriksa para pengunjung di kedai ini. Dan berhubung Bapak adalah yang duduk paling dekat dengan meja saya, maka Bapak yang pertama saya periksa,” ujar Nata lagi.

“Enak saja. Saya tidak mau diperiksa,” kilah pria bertubuh gemuk.

“Kedai ini dipasang kamera pengawas. Lebih baik kita cek saja melalui cctv,” usul seorang karyawan kedai pria.

Pria bertubuh gemuk dan memakai kaus hitam itu tampak terkejut dengan raut ketakutan setelah mendengar penuturan salah seorang karyawan kedai pria. Tidak menyangka jika kedai kecil seperti ini dilengkapi kamera pengawas.

“Ya sudah, kalau begitu saya lapor polisi saja. Mohon pihak kedai mau bekerja sama untuk memberikan bukti rekaman cctv kepada pihak kepolisian jika diminta,” ujar Nata.

“Ja-jangan.” kata pria bertubuh gemuk itu gugup.

“Tolong jangan lapor polisi,” ucapnya memohon. Lalu mengambil sesuatu dari dalam topi yang tertelungkup di mejanya.

“Ini saya kembalikan ponselnya.” Pria itu mengembalikan ponsel Nata yang memang telah dicurinya. Aksinya itu tak pelak membuat geram seluruh pengunjung kedai.

“Bawa saja ke kantor polisi, biar kapok.” Beberapa pengunjung kedai memprovokasi untuk membawa si pencuri itu ke kantor polisi.

Dan bisa ditebak, terjadilah kericuhan di dalam kedai yang semula tenang dan damai, bahkan si pencuri itu sempat mendapatkan satu atau dua bogem dari pengunjung yang merasa geram dengan tingkahnya.

“Sudah, sudah. Karena di sini saya yang berstatus sebagai korban, maka saya memutuskan untuk memaafkan dia. Biar saja masalah ini tidak usah diperpanjang. Kasihan, dia pasti punya keluarga di rumah yang sedang menunggunya,” pungkas Nata setelah beberapa saat terjadi keributan.

“Huuu!” Beberapa pengunjung bersorak kecewa dengan keputusan Nata.

Kekacauan di dalam kedai itu pun berangsur kondusif. Para pengunjung telah kembali ke mejanya masing-masing. Beberapa di antaranya ada juga yang pergi meninggalkan kedai karena telah selesai menikmati menu makanan mereka.

Pria bertubuh gemuk alias si pencuri juga pergi meninggalkan kedai setelah meminta maaf kepada Nata, pengunjung lain serta para karyawan kedai.

Nata berusaha untuk menghabiskan makanannya, tetapi kejadian barusan ternyata telah menggerus selera makan perempuan cantik itu sehingga ia memutuskan untuk pulang saja.

Meraih ponsel, ia menghubungi Hangga dan meminta kekasihnya itu untuk menjemput.

Tidak lama kemudian, ia bangun dari duduk lalu pergi ke meja kasir untuk membayar pesanannya.

“Hai," sapa Nata menyapa perempuan berkerudung ungu yang duduk di meja kasir.

'Iya, Kak." Perempuan di meja kasir itu berdiri dan mengangguk ramah.

"Nama kamu siapa?" tanya Nata kemudian.

"Saya Harum, Kak."

"Harum, terima kasih ya karena sudah menyelamatkan ponsel saya dari si pencuri itu."

Ya, perempuan yang tadi menyelamatkan Nata dari kehilangan ponsel adalah Harum.

“Sama-sama, Kak. Kami yang minta maaf atas ketidaknyamanannya,” sahut Harum sembari mengulas senyum ramah.

“Oh iya, saya Nata.” Nata mengulurkan tangan ramah. Harum menyambutnya tak kalah ramah.

“Hai, Kak Nata. Terima kasih telah berkunjung ke kedai kami. Semoga menyukai menu yang tersedia di kedai ini. Dan semoga kejadian tadi tidak membuat kapok untuk kembali lagi ke sini,” tutur Harum.

“Tentu tidak. Saya pasti akan kembali ke sini, karena sop durennya memang mantul.”

“Terima kasih banyak, Kak Nata.”

"Oya bill saya berapa?"

Harum menyebutkan tagihan pesanan Nata dan Nata pun membayarnya. Selesai membayar, Nata mengambil lagi dua lembar uang ratusan ribu dari dalam dompetnya.

"Ini buat kamu ya, terima kasih sudah menyelamatkan ponsel saya," katanya sembari menyodorkan uang lembaran merah tersebut kepada Harum.

Nata berpikir kalau bekerja di kedai pasti gajinya kecil, jadi ia ingin memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih. Nata tidak tahu kalau perempuan di hadapannya itu adalah menantu si pemilik kedai, juga istri dari kekasihnya.

"Jangan, Kak." Harum lekas menolak uang itu.

"Enggak apa-apa. Saya makasih banget soalnya udah ditolong. Diterima ya, saya jadi enggak enak nih."

"Terima kasih, Kakak, tapi tidak usah," tolak Harum lagi. "Menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung juga menjadi tugas kami di sini. Kakak tidak perlu merasa tidak enak, karena ini memang kewajiban kami untuk memberikan pelayanan terbaik."

“Oke deh, kalau begitu." Nata memasukan kembali uangnya ke dalam dompet.

"Oke, Harum. Sekali lagi terima kasih banyak ya karena sudah menyelamatkan ponsel saya."

"Sama-sama, Kak."

Nata masih ingin berbicara banyak dengan Harum, namun karena melihat beberapa pengunjung yang antri di belakangnya untuk membayar pesanan, Nata memilih untuk meninggalkan kedai.

1
Siti Rahayu
harum lebay pisan plinplan
Siti Rahayu
hahaha liat kandangnya saja
delfastri
ehh..Thor asal elu tau ya si nata mang kagak jahat..yang jahat itu eluu..Napa bikin story kek gini banget..coba lu bikin karakter jelek si nata..mungkin gua bisa ketawa jahat sekarang..tapi gimana mau ketawa mau nangis aja rasanya gimana..jadi bingungkan gua padahal cuma tinggal baca aja..maaf ye thoorrr
delfastri
lah ya banyak cuyyy..jgnkan modelan Hangga sekaliber kiyai yg kita duga pemegang kuncinya syurga aja masih banyak yg lebih dari Hangga jangan kata pacaran bini aja bisa sampai..lebih dari 2 dengan dalih ikuti sunahnya nabi..walau itu cuma sebagai alibi..yg di ikuti cuma banyak jumlahnya aja tapi gak sanggup ngikutin hal sebenar poligaminya nabi..dimana yg dinikahin Janda banyak anak Ama umur lebih diatas 60..ada satu yg mudahan dikit lw gak salah 45 an umurnya gitu..yg dilihat status jandanya aja ma bohaynya..malah ada noh ngejandain bini demi ngebiniin janda..error gak tuh..🤣🤣🤣
Bunda Iwar
Luar biasa
Henrita Henrita
tdk layak untuk di baca
Nadia
jujur aku bacanya tak loncat loncat emang dasarnya aku gak suka cerita poligami, 🤭🤭
Nadia
ya sama Yuda saja, jgn balikan sama si hangga
Nadia
pisah aja si Hanum, rumah tangga gak sehat
Anonymous
ceritanya menarik
Alfi Yah
Lumayan
Alfi Yah
Kecewa
MFay
eng, ing, eng, seru uyy
sungguh nikmat kn mas Hangga poligami itu 😈
MFay
Lah, sabar donk Nat 🤭 Harum kn istrinya jg 😁
asya yussi
Luar biasa
dhedoy wahyudi
cerita ngacak.. mna harum yang mau di bawa ke kantor
Idah Faridah
y nggak.jahat
yg bener nggak sadar diri
perempuan yang merendahkan diri sendiri demi cinta yg akhirnya di telan waktu
Aas Khasbiyah Khalik
Hangga kan gak berkulit putih dr.yuda pasti
Asma Rani
Luar biasa
Nasriati Bakri
kenapa baca novelmu thor seakan aku menbaca kisah ka2k laki2ku menikah dg wanita di jodohkan dgnnya dan meninggalkan kekasihnya di manado pdh sangat mencintainya namun perbedaan keyakinannya yg mengharuskan menyalani perjodohan walaupun bundaku sangat menyayangi ka micke tp dlm agama kami tk bisa menikah berbeda keyakinan.tapi ka2kku setia pd istrinya walaupun tk memiliki anak smpai skrg.bersyukurnyaf dia dan ka micke mereka bershbt sampai hr ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!