Arsya di paksa pulang ke rumah untuk mengasuh sang kakak,dan setelah sang kakak tiada Arsya di paksa menjadi pengganti,karena memiliki wajah yang hampir sama persis.
yang pada awalnya Arsya terpaksa pada akhirnya Arsya terbiasa hingga tanpa sadar Arsya menjadikan sang kakak setengah dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aslan menggila
Malam harinya di apartemen Aslan terlihat Arsya sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri,sudah jam 8 dan dia yakin kalau Aslan akan lembur lagi malam ini.
setelah menyelesaikan makannya Arsya duduk di sofa dan menyalakan televisi, dia berniat menunggu Aslan, meski Arsya tidak yakin kalau Aslan akan pulang ke apartemen.
Hingga sudah jam 10 lewat, Arsya sudah terlelap di sofa dengan tv yang masih menyala, sedangkan Aslan belum juga kembali.
padahal Aslan sudah tiba di kediaman keluarga nya,dia memang tidak berniat pulang ke apartemen malam ini, karena tidak ingin perasaan nya semakin aneh saat bersama Arsya, Aslan akui dia sudah jatuh cinta pada Arsya tapi dia masih menolak perasaan itu,karena dia belum yakin yang dia cintai itu Arsya atau karena mirip Senja.
.
.
.
langit malam sudah berganti, Arsya terbangun dari tidurnya dengan badan yang pegel-pegel disebabkan tidur di tempat sempit dan dengan postur yang tidak nyaman.
"sudah pagi!"
"apa Aslan tidak pulang kesini?"
Arsya bangun, berjalan dengan gontai ke ruang kerja Aslan,benar saja Aslan tidak pulang tadi malam.
Arsya pun beralih masuk ke kamar nya untuk bersiap-siap berkerja,karena ini hari pertamanya dia tidak ingin terlambat.
.
.
.
"selamat pagi Arsya!"
"pagi juga Bimo!,apa hanya kita berdua?"tanya Arsya karena hanya mereka berdua disana.
"ada satu orang lagi,tapi di belum sampai!"
"berarti hanya kita bertiga yang kerja disini!"
"karena cafe baru,jadi hanya kita bertiga dulu kalau pelanggan nya banyak baru nambah lagi!" jelas Bimo sambil mengepel lantai.
dan Arsya kembali berjalan ke ruang ganti untuk mengganti setelan nya agar bisa langsung membantu Bimo.
15 menit berlalu seseorang muncul dali balik pintu"maaf aku terlambat!"ucap nya ngos-ngosan.
dia adalah seorang gadis dengan penampilan apa adanya,tidak begitu menarik tapi juga tidak terlalu biasa.
"ngak papa,sana ganti baju!"perintah Bimo dan gadis itu langsung berlari ke ruang ganti.
Mereka bekerja dengan begitu serius dan satu persatu pelanggan masuk hingga membuat mereka kerepotan.
"Vera!"panggil Arsya.
Vera yang sedang mengantar kan pesanan orang menghampiri Arsya.
"ada apa?"
"yang meja 15 pesanannya dimana?"tanya Arsya yang sudah sangat kerepotan hingga menghilangkan pesanan orang.
"kamu menghilang kan nya?"tanya Vera dan mendapatkan anggukan dari Arsya.
"aku akan menanyakannya lagi!"
"baiklah! Maafkan aku!"ucap Arsya merasa bersalah.
.
.
.
"anda akan lembur lagi?"tanya sekretaris Aslan.
"iya! Kamu bisa pulang lebih awal tidak usah menunggu ku!"
"tidak papa,saya bisa menemani anda disini,takut nanti anda butuh sesuatu!"bantah sekretaris Aslan yang berjenis kelamin perempuan.
Sekretaris Aslan bernama Gia dan 2 tahun lebih tua dari Aslan.
Saat melihat nya kita bisa langsung tau kalau dia mengincar Aslan, Aslan sudah menyadari nya saat pertama kali memasuki kantor.
"tidak usah! Kau bisa pergi sekarang!"
"baiklah! Apa anda membutuhkan sesuatu sebelum saya pulang?".
"bikinin saya kopi!"perintah Aslan,dan dengan begitu senang Gia menuju ke pantry.
"ini tuan kopinya"ucap Gia sambil menaruh kopi di meja kerja Aslan.
karena masih sibuk dengan komputer nya Aslan tidak langsung meminum kopi dari Gia, sedangkan Gia masih menunggu disana.
"kau tidak akan pergi?"tanya Aslan tidak mengalihkan pandangan nya dari komputer.
"ah ya,saya akan pergi sekarang!"jawab Gia gagap,dan melangkah keluar.
"sombong banget sih jadi cowok! Mentang-mentang punya kuasa,liat aja nanti loe biasa apa tanpa gue!"ucap Gia kesal saat sudah berada di luar pintu.
Waktu sudah berlalu, Aslan yang sudah meminum kopi buatan Gia merasakan sesuatu yang aneh dari tubuhnya.
"wanita si@l@n!"umpat Aslan sambil memijit pelipis dan mengendurkan dasinya.
Aslan mencoba menelpon assisten nya tapi tidak di angkat,begitu pun dengan Brian.
Aslan sudah terlihat sangat geram sekarang,dia tidak tau harus apa dia butuh sesuatu yang bisa menenangkan nya,tapi apa?.
Dengan gontai Aslan menuju ke toilet mencoba menenangkan sesuatu dari dirinya.
"sial!!"umpat Aslan lagi karena tidak berhasil.
sesuatu terlintas di otak Aslan, wajah yang sudah sangat tidak asing dan Aslan mencoba membayangkan sesuatu yang bisa membuat gairahnya memuncak.
"maafkan aku!"ucap Aslan meracau karena membayangkan sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan pada gadis itu sambil memainkan sesuatu dari dirinya.
"ahh Arsya!"
.
.
.
"sangat melelahkan!"ucap Arsya mendudukkan punggungnya di salah satu kursi.
"iya,hari ini sibuk banget ngak seperti kemarin!"ucap Bimo juga ikut bergabung di samping Arsya.
Sedangkan Vera masih mengelap meja,karena mereka akan menutup cafe sebentar lagi.
"istirahat dulu Ver!"ajak Arsya.
"nanggung udah hampir selesai!"
"ya sudah! Ngak papa kita tutup awal masih jam 9 loh?"tanya Arsya pada Bimo.
"iya,buat hari ini ngak papa,besok akan dibuka lowongan kerja lagi disini biar bisa bagi Sif!"
"emang bos udah ngasih tau?"tanya Arsya heran.
"u dah lah! Kan bos nya mantau cctv,aku juga udah kasih tau!"jawab Bimo gelagapan.
"kalau bisa bagi Sif,aku pengen Sif hari ngak mau malam,kalau loe Ver?"
"sama juga Sya! Biar bisa istirahat!"jawab Vera.
"loe gimana?"
"gue,, hari juga deh!, kalau ngak ada mata kuliah tapi".
"loe masih kuliah Bim?"tanya Arsya.
"masih,sudah semester akhir tapi!"
"kalau loe Ver kuliah juga?"tanya Arsya lagi.
"ngak bisa kuliah gue ngak punya biaya cuman lulus SMA doang!"jawab Vera ikut bergabung karena sudah selesai.
"sama dong kita!"
.
.
.
Tiba di apartemen Arsya langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah sangat lengket.
Selesai dengan ritual mandi nya Arsya beralih ke dapur untuk memasak"masak apa ya?".
"nasi goreng aja deh!"
Saat sedang berkutat dengan alat dapurnya Arsya tidak sadar kalau seseorang sudah masuk ke dalam apartemen dan itu Aslan.
Aslan yang melihat penampilan Arsya yang masih menggulung rambut nya dengan handuk hanya bisa menelan ludah nya kasar,padahal Arsya memakai pakaian yang sangat tertutup tapi mampu membuat sesuatu dalam diri Aslan beraksi apalagi bayangan tadi yang berputar di otaknya.
"kenapa gue pulang kesini?"tanya Aslan terlihat menyesal.
"Aslan!"panggil Arsya,sontak Aslan menormalkan ekspresi nya.
"gue pikir loe ngak pulang lagi seperti semalem"lanjut Arsya.
"Hem,iya, semalem gue pulang ke rumah, rencananya juga gitu malam ini,tapi entah kenapa gue ada disini!"jelas Aslan gelagapan.
"udah makan?"
"belum"
"ya udah ganti baju sana,biar makan bareng gue udah masak"
Dengan secepat kilat Aslan masuk ke ruang kerjanya, karena sudah seperti kamarnya sekarang, semenjak ada Arsya.
"eum Arsya!"panggil Aslan saat mereka sedang menikmati makanan yang dibuat Arsya tadi.
"ada apa?"