Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Madu?
Waktu terus berjalan. Kini sudah satu bulan lamanya Kanaya menjadi istri dari seorang Ceo bernama Aditya. Dalam satu bulan ini, tidak ada perubahan sedikitpun yang terjadi. Aditya masih bersikap sama, padahal Kanaya selalu berusaha menjadi istri yang baik, Kanaya juga melayani Aditya dengan setulus hati, Tapi sepertinya Aditya tidak melihat semua itu. Apalagi Mayang, Ibu dari Aditya itu masih belum bisa menerima Kanaya. Alasannya tetap sama, yaitu Karena kanaya adalah seorang pelayan.
Kehamilan yang di alami Kanaya tidak mampu membuat Mayang luluh. Wanita paruh baya itu tidak mau memiliki cucu yang lahir dari rahim seorang pelayan.
Sementara Aline, Semenjak hari dimana model tersebut sempat adu mulut di kamar Aditya bersama Kanaya waktu itu. Aline memang sering ke rumah Aditya. Selain datang ingin bertemu dengan Aditya, Aline juga mendekati Mayang.
Perlahan Aline mula menghasut mayang agar Kanaya secepatnya di usir dari rumah itu. Tapi tetap terasa begitu sulit jika bukan Aditya atau Wira sendiri yang melakukannya.
Dan tepatnya hari ini, Kanaya sedang bersedih. Sang ayah mertua pamit pergi ke luar negeri selama dua minggu. Dan yang lebih menyakitkan lagi tepat hari itu juga. Kanaya harus menerima kenyataan bahwa sang suami benar-benar menjadikan Aline sebagai istrinya.
Kanaya menatap pria yang sudah menjadi suaminya itu. Apa sebegitu tidak berharganya dirinya sampai-sampai Aditya tega menikah lagi.
Ia tau dan sadar, Bahwa Aditya tidak pernah menaruh cinta untuknya.. Tapi apa salah jika ia juga butuh cinta dari suaminya. Ia sedang hamil, Wanita hamil sangat butuh perhatian kan? Dsn sekarang lihat, bukannya semakin berisi nyatanya Kanaya semakin kurus. Bagaimana tidak kurus, Selain sifat Aditya yang tidak berubah, Setiap hari Kanaya di paksa kerja ini dan itu oleh mayang. Tentu saja tanpa sepengetahuan Tuan Wira dan Aditya sendiri. Walaupun sifat Aditya tetap datar dan dingin, Tapi pria itu tidak pernah menyuruh sang istri ini dan itu. Aditya cukup mengerti jika Kanaya hamil anaknya.
Kini kanaya sedang berada di dapur, Sejak kedatangan Sang madu.
Madu?
Ya, Mulai sekarang bukan kanaya lah istri satu-satunya bagi Aditya, melainkan ada istri yang lainnya. Dan sejak kedatangan Aline di rumah ini, Wanita itu tampak di sambut begitu hangat oleh sang ibu mertua. Sangat jauh berbeda dengan dirinya yang hanya di anggap butiran debu.
Dari tadi Kanaya tidak dapat berdiam diri. Saat madunya itu memasuki rumah utama. Kanaya sudah di suruh ini dan itu dan sekarang wanita hamil itu tengah berada di dapur membuatkan Teh untuk istri muda sang suami.
Air matanya tidak dapat di bendung lagi. Ia tidak bisa terus menerus berpura-pura kuat. Ada kalanya seorang wanita berada di titik lemahnya. Setelah belajar kuat selama satu bulan ini nyatanya air mata itu jatuh juga.
Kanaya segera menghapus air matanya tatkala mendengar suara langkah kaki menuju ke arahnya.
"Udah selesai belum sih tehnya.. lama banget, Dari tadi juga.."Ucap Aline yang tiba-tiba datang ke dapur. Tangannya langsung meraih cangkir yang Berisikan teh panas itu..
"Eh..jangan dulu itu masih pan...
"Aaauuww...
Praankk....
Aline yang tidak tau jika teh itu masih panas langsung terkejut ketika merasakan panas di tangannya. Model cantik itu langsung menjatuhkan cangkir yang sempat di pegangnya tadi. Bahkan tangannya sedikit terkena percikan air teh tersebut.
Sementara cangkir yang jatuhpun pecah mengenai kaki Kanaya hingga terluka cukup parah. Karena selain terkena pecahan cangkir, Kaki Kanaya juga tersiram teh panas tersebut.
"Iihh.. kamu tuh gimana sih? Kamu sengaja ya.. Ngasih teh panas ke aku? iya?!!. "Ucap Aline lantang bahkan suaranya dapat terdengar ke depan membuat Mayang dan Aditya langsung datang ke dapur tersebut.
"Kenapa jadi aku? Kamu sendiri yang mengambil teh itu kenapa aku yang di salahin..."Sungguh kanaya tidak terima di salahkan. Bukankah ia sudah mengatakan kalau teh itu panas kenapa masih di ambil. Apa tidak melihat jika tes itu masih berasap.
"Udah deh gak usah membela diri kamu.. Lihat nih.. tangan aku kesiram air panas sampek merah gini...
"Aku juga terluka.. kamu lihat, kaki ku terkena pecahan kaca dan semua itu ulahmu..
"Heh! Pelay..
"Ada apa ini? kenapa ribut-ribut.. Aaaaaa cangkirnya peccah... oh astaga.. kenapa bisa seperti ini.."Ucap Mayang begitu terkejut melihat cangkirnya pecah menjadi berkeping-keping..
"Mah .. lihat deh gara-gara dia cangkir nya pecah dan ini tanganku sampek terkena air panas.. Mas Adi.. liat ini.. tanganku melepuh.."Ucap Aline sedikit merengek, Sembari memperlihatkan tangannya yang merah kepada Aditya dan mayang..
"Aku juga terluka.. liat kaki aku berdarah..",Ucap Kanaya, Aditya melihat kaki istri pertamanya yang memang lebih parah daripada Aline.
"Mah marahin dia.. Gara-gara dia cangkirnya pecah.."Aline lagi-lagi menunjuk Kanaya.
"Bukan saya yang mecahin.. tapi..
"Alaah.. gak usah ngeles kamu ya.. udah jelas juga.. Kamu itu sengaja kan..?"Potong Aline.
"Kanaya bisa gak sih kamu itu hati-hati. Aline jadi terluka karena kamu.."Kanaya menatap Aditya dengan mata yang berkaca-kaca. Ia tidak salah kenapa jadi dia yang di salahkan..
"Denger kamu ya..
"Udah ma..gak usah di terusin. .. kita kembali saja... Tangan Aline harus segera di obati.."Ucap Aditya sembari merangkul Aline dengan mesra meninggalkan dapur tersebut, di ikuti oleh mayang di belakangnya.
Aline menoleh, Wanita itu tersenyum seolah tengah mengejek Kanaya karena tidak ada satupun yang membelanya.
"Liat aja setelah ini..Lo bakalan gue buat enyah dari rumah ini..
.
.
.
"Ssssttt.. Sakit mbak..."Rintih Kanaya ketika kakinya Eli obati.
"Udah selesai, Mending sekarang kamu balik ke kamar gih... istirahat..",Ucap Eli. Ia sangat prihatin dengan nasib wanita yang pernah menjadi pelayan tersebut.
"Kamu istirahat aja... Soalnya mbak mau keluar dulu.."Ucap Eli bangkit dari duduknya.
"Mbak Eli mau kemana...?
"Mau ke pasar... mau cari bahan yang habis...
"Mbak.. boleh aku ikut..?
"Ikut?"Kanaya mengagguk. Daripada di rumah hanya bikin sakit hati mending ia ikut Eli keluar berbelanja. Kan lumayan bisa refreshing.
"Tapi kaki kamu luka...
"Gak papa mbak.. Dari pada disini.."Eli menarik nafas dan akhirnya mengangguk.
"Yaudah ayo.."Kanaya tampak girang, Wanita hamil itu tampak bangkit dan bersemangat seakan lupa dengan luka di kakinya.
Keduanya pun keluar dari rumah tersebut dengan menaiki mobil khusus.
Aline yang sempat melihat Kanaya keluar rumahpun segera mengintip. Wanita itupun tersenyum licik, Seakan ada sesuatu yang sudah di rencanakan..
Aline meraih ponsel mahal miliknya dan menghubungi seseorang disana.
"Halo...
(....)
"Aku ingin kau melakukan sesuatu...
(.....)
Entah apa yang dibicarakan Aline dengan orang itu. Tapi yang pasti keduanya berbicara cukup serius.
Aline menutup panggilan teleponnya. Istri kedua Aditya itu tersenyum manis.
"Pertunjukan akan segera di mulai Kanaya....
.
.
.
TBC