Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
Untuk sementara, Sabrina harus tinggal bersama Reyhan dan berbagi kamar dengannya. Sudah beberapa hari ini, Sabrina terbiasa dengan tingkah mesum Reyhan yang terkadang membuatnya geli, terkadang membuatnya jengkel.
Setiap pagi dan malam, mereka harus berciuman, entah sebagai tanda salam atau sekadar ritual sebelum tidur. Meski sempat beberapa kali hampir terbawa suasana dan berbuat lebih, Sabrina dan Reyhan selalu berhasil mengendalikan diri mereka.
Seperti saat ini, ia baru saja pulang dari lembur, dan Reyhan sedang menonton televisi di ruang tamu. Begitu melihat Sabrina, Reyhan langsung memeluknya dari belakang, membuat Sabrina merasa dadanya berdebar kencang.
"Apa kabar, Sayang? Lemburnya cukup melelahkan?" tanya Reyhan, Sabrina berusaha untuk tetap tenang.
Reyhan tersenyum dan mencium leher Sabrina, membuat bulu kuduknya meremang. "Reyhan jangan mulai, aku lelah" jawab Sabrina.
"Mau aku pijat?" Tanya Reyhan dengan nada sensual.
Sabrina merasa panas di pipinya, namun dia mencoba menahan diri untuk tidak menunjukkan perasaannya.
"Kau ini, selalu saja nakal," ucap Sabrina sambil tersenyum.
"Cepatlah mandi, aku sudah memasak untuk makan malam" ucap Reyhan mengacak acak rambut Sabrina.
saat dirumah tampilan Sabrina sangat sederhana hanya memakai kaos yang kebesaran ditubunya dan juga celana pendek, hal itu membuat Sabrina sangat seksi di matanya.
Setelah makan malam selesai, mereka menonton tv sambil berbincang obrolan ringan, membuat mereka semakin dekat.
Mereka kemudian pergi ke kamar tidur mereka, dan seperti biasa, Reyhan mencium Sabrina sebelum tidur. Kali ini, Reyhan mencium Sabrina dengan lebih lama, membuat Sabrina merasa gairahnya mulai memuncak. Namun, mereka berdua tahu batasan yang harus mereka jaga, dan akhirnya berpisah untuk tidur.
Meski begitu, Sabrina tak bisa memungkiri bahwa Reyhan memang pria yang bisa dengan mudah membangkitkan gairah dalam dirinya. Hingga saat ini, Sabrina masih berusaha keras untuk mengendalikan perasaan dan nafsunya.
"Good night" bisik Reyhan mengecup kening Sabrina"
"Good night" balas Sabrina kemudian Reyhan membawa Sabrina dalam dekapanya, berada dalam pelukan Reyhan membuat Sabrina tenang dan nyaman, kenyamana yang sudah lama ia tak rasakan.
***
Hari itu, Reyhan merasa sial sejak pagi. Setelah dimarahi oleh atasan langsungnya, Pak David, kini giliran Ibu Bos yang super galak, Sabrina, mengomelinya. Ruangan rapat terdiam saat Sabrina mengecam keras pekerjaan Reyhan yang tidak memuaskan dan penuh kesalahan. Semua mata tertuju pada mereka berdua.
Reyhan dan Sabrina dikenal sebagai pasangan kekasih yang menghebohkan kantor akhir akhir ini. Namun, kejadian hari ini membuktikan bahwa Sabrina mampu bersikap profesional dalam bekerja.
Rekan-rekan mereka terkesima melihat sikap tegas Sabrina dalam menegur kesalahan Reyhan. Beberapa di antaranya bahkan sempat bergosip, mengatakan bahwa Sabrina sebenarnya tidak menyukai Reyhan.
Namun, semua kekaguman dan gosip terhenti saat jam makan siang tiba. Di kantin, Reyhan duduk di meja yang sama dengan Sabrina. Wajah mereka tampak serius, namun ada sentuhan lembut di setiap gerakan mereka saat berbicara satu sama lain.
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu Reyhan?, tidak seperti biasanya pekerjanmu buruk, tadi itu pekerjaanmu sangat kacau" ucap Sabrina.
Reyhan menghela nafas.
"Maaf aku juga tidak tahu, entahlah,.,. Maafkan aku" ucap Reyhan dengan raut penyesalan.
"It's okay, jika kau sakit kau bisa bilang padaku" ucap Sabrina dengan lembut.
"Aku tak sakit sayang" jawab Reyhan mengusap rambut Sabrina, wajah Sabrina merona malu ia belum terbiasa mendengar Reyhan memanggilnya sayang.
"Besok aku tidak berangkat kerja Sabrina, aku mengunakan cuti tahunanku untuk pulang ke rumah, kau tak apa kan di apartement sendiri?" Tanya Reyhan.
"Tenang saja, daddy hari ini pulang, jadi aku bisa kembali pulang kerumah, apa terjadi sesuatu pada keluargamu?
"Aku belum tahu, adiku mengabariku untuk segera pulang karna ada hal penting yg ingin dia bicarakan, entahlah apa yang terjadi disana"
"Apa itu yang mengganggu pikiranmu hari ini??
"Aku khawatir terhadap ayahklu yg sedang sakit, namun kata adiku bukan itu masalahnya, maka dari itu aku harus pulang untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi" ucap Reyhan.
"Semoga semua baik baik saja" ucap Sabrina dengan tulus.
"Terimakasih" ucap Reyhan dengan senyuum.
Di antara bisikan dan tatapan heran dari rekan-rekan mereka, Reyhan dan Sabrina tetap fokus pada pembicaraan mereka. Mereka tampak mengerti satu sama lain, menunjukkan bahwa di balik pertengkaran di ruang rapat, hubungan mereka tetap kokoh dan saling mendukung.
**
Sabrina melangkah masuk ke dalam rumah, wajahnya tampak bersemangat saat mengetahui bahwa ayahnya, Hans, sudah pulang dari luar kota. Namun, ekspresi gembira Sabrina seketika pudar saat dia melihat wajah Hans yang tampak murka. Sebelum Sabrina sempat bertanya apa yang terjadi, tiba-tiba saja tamparan keras mendarat di pipinya.
Sabrina terkejut, tak menyangka akan disambut dengan kekerasan oleh ayahnya sendiri. "Apa-apaan ini, daddy?" tanyanya dengan suara gemetar, masih mencoba menyembunyikan rasa sakit yang dirasakannya.
"Aku dengar kau tinggal bersama Reyhan saat aku tak ada di rumah!" teriak Hans, tak mampu menahan emosi.
"Bagaimana kau bisa melakukan hal sebodoh itu, Sabrina?!"
"Apa saja yang kalian lakuakan, kau ingin hamil di luar nikah dan membuat malu keluarga!!!" Bentak Hans.
Sabrina merasa hatinya semakin sakit mendengar kata-kata rendahan yang dilontarkan ayahnya. Namun, dia tak ingin menyerah begitu saja.
"Aku hanya tinggal bersama kekasihku, daddy, dan kami tidak melakukan apapun yang tidak sopan," ucap Sabrina dengan marah.
"Tidak seperti Lisa yang tidur dengan tunangan orang!"
"Mengapa aku??!!" Ucap Lisa dengan marah.
"Aku yakin kau yang mengadukanya pada daddy, kau berharap dady memarahiku, tapi kau lupa bahwa sikapmu lebih parah dibanding diriku, aku hanya menginap di apartement Reyhan, dan kami hanya tidur, tidak seperti dirimu yang menfhabiskan malam panas dengan tuanangan orang" ucap Sabrina dengan sinis.
"Kau mengingatnya Sabrina, apa kau masih menginginkan brian?" Tanya Lisa tak suka.
"Tentu saja aku mengingatnya, kesakitan yang kalian perbuat tak ada yang hilang dari ingatanku, kau salah jika kau menganggap aku masih menginginkan Brian, asal kau tahu saja, aku bahkan sangat jijik terhadap kau dan Brian" ucap Sabrina dengan emosi.
"Sebelum mengadukan apa yang aku lakukan bersama Reyhan harusnya kau bercermin dahulu Lisa, sikapmu lebih menjijikan di bandung denganku, jikapun aku melakukan hal yang di luar batas, apa salahnya, dia kekasihku daddy bukan orang lain dan bukan tunangan orang lain" ucap Sabrina dengan tajam.
Hans terdiam sejenak, namun wajahnya masih penuh kemarahan. Dia terlihat ingin melontarkan kata-kata pedas lagi, namun Sabrina tak ingin mendengar lebih banyak hujatan dari ayahnya.
"Kau takut aku mencoreng nama baik keluarga, tenang saja daddy aku tidak akan hamil di luar nikah seperti yang daddy bayangkan, aku bukan istri ke duamu daddy" sinis Sabrina.
"Apa kalian lupa dari mana Lisa berasal, sampai sekarang kita tidak tahu siapa ayahnya" sinis Sabrina.
"Tenang saja aku akan menjaga nama baik keluarga, meski nama baik itu sudah kau coret dengan membawa dua orang miskin ini tinggal dirumah ini!!!.
"Sabrina!!!!"
"kau ingin menamparku lagi daddy??
Hans terdiam melihat emosi Sabrina.
Dengan air mata menggenang di matanya, Sabrina berbalik dan berlari keluar dari rumah, mencoba mencari ketenangan di tengah badai emosi yang sedang melanda keluarganya.
"Dad, benar apa yang dikatakan Lisa, Reyhan kekasih Sabrina membawa pengaruh buruk" ucap Sonia.