pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tersesat Di Hutan
Suatu ketika, Aden kamra dan ayu kamra mengajak keponakan nya itu berburu hewan di hutan, ia pergi menunggang kuda bersama Ruy kamra. Ruy kamra sangat senang, karena itu menjadi salah satu hobi nya, Mereka bertiga berjalan menyusuri hutan. tiba-tiba mereka berhenti, Aden kamra melihat sebuah rusa yang melintasi perjalanan mereka.
Ruy kamra terkejut melihat rusa itu "Paman rusa itu besar sekali." ucap ruy kamra sambil menunjuk.
Aden kamra mengambil anak panahnya dan membidik rusa itu." tunggu di sini dan lihat bagaimana paman menembak anak panah ini." ucap Aden tersenyum.
Ruy dan ayu kamra melihat Aden membidik anak panah itu dari kejauhan. Dengan tepat, anak panah itu melesat mengenai kaki rusa itu, seketika Rusa itu terkapar tak berdaya.
Ruy Kamara tertegun melihat keahlian pamanya." paman hebat !"
ayu kamra tersenyum melihat ruy kamra senang. Lalu, Aden kamra berbisik kepada ayu kamra.
"kita jalan lebih jauh lagi, untuk membuang Ruy kamra." ucap Ruy kamra kepada istrinya.
Ayu kamra terdiam, ia bingung dengan pilihannya, Ia tak tega membuang Ruy yang masih kecil itu.
Sebenarnya, Aden kamra juga tak tega hati membuang keponakan nya itu. Akan tetapi, itu menjadi salah satu jalan, untuk menyelamatkan kerajaan kamra. agar, hubungan mereka terhadap tradisi leluhur tak terputus. Ia akan menjadi pengganti Ruy kamra menjadi pemimpin kerajaan itu.
Mereka bertiga berjalan menuju hutan yang rimbun, yang jauh dari kerajaan kamra. Lalu, Aden kamra dan ayu kamra memainkan dramanya. Nyi lasna itu telah menunggu mereka ber tiga di hutan itu,
Penyihir itu telah menunggu di balik pohon besar, Aden kamra memberikan isyaratnya kepada Nyi lasna, Untuk melancarkan aksinya.
Nyi lasna mengucapkan mantra. Tiba-tiba, Nyi lasna berubah menjadi harimau besar. menuju mereka betiga.
Aden kamra dan ayu kamra pura-pura terkejut melihat harimau besar itu. " awas. Ada harimau !" teriak Aden kamra dan ayu kamra.
Ruy kamra menangis ia ketakutan melihat harimau itu berjalan menuju mereka. Lalu, Aden kamra maju melawan harimau itu sendirian, ayu kamra berteriak ketakutan. Mereka berdua memainkan drama itu.
Seketika Nyi lasna menerkam Aden kamra. Aden kamra merasa terluka dan tak sadarkan diri, Nyi lasna juga berlari melihat ayu kamra yang berteriak ketakutan. seketika, ayu kamra juga terkena serangan Nyi lasna dan tak sadarkan diri.
Nyi lasna melirik Ruy kamra yang menangis ketakutan. "paman.. Bibi.." teriak Ruy kamra.
Nyi lasna mengaum dengan kuat. "Growl..." burung-burung yang berada di hutan beterbangan akibat Auman itu. Nyi lasna merengutkan dahinya dan siap menerkam Ruy kamra.
Ruy kamra ketakutan setengah mati, ia merasakan trauma yang mendalam. seketika Ruy kamra berubah mendadak ia bahagia dan tertawa terbahak-bahak.
Nyi lasna berhenti dan bingung melihat tingkah ruy kamra. " bocah ini mempunyai 3 kepribadianya, ia bahagia bagaikan orang yang mabuk kehilangan akalnya." gumam Nyi lasna.
Aden kamra dan Ayu kamra membuka matanya kecil-kecil. Ia melihat kepribadian aneh Ruy kamra itu. " Ruy apa yang kau lakukan." gumam Aden kamra.
Ruy kamra tertawa sejadi jadinya, ia sempoyongan. Nyi lasna berkata di hatinya. " ini adalah kepribadian bahagia Ruy, kepribadian bahagia ini sebagai wadah siluman raja kera."
Nyi lasna berlari menyeret Ruy yang tertawa seperti orang mabuk itu, ia membawa Ruy kamra ke hutan yang lebat, Jauh dari jalan tanah setapak mereka lalui.
Nyi lasna menaruh Ruy yang malang itu di sebuah bawah pohon besar. Ia meninggalkan Ruy kamra sendirian, Nyi lasna berlari sekencang-kencangnya.
"maafkan aku pengeran Ruy kamra." gumam di hati Nyi lasna.
Nyi lasna menuju ayu kamra dan Aden kamra.
dan berkata.
"sudah selsai." ucap Nyi lasna menunduk.
Aden dan ayu bersedih meninggalkan Ruy kamra yang tak bersalah itu. Tetapi, ia lebih memilih kerajaan itu ketimbang keponakan nya.
ia tak mau kerajaan itu hancur, akibat kepribadian ganda Ruy kamra.
mereka berdua bergegas pergi pulang ke kerajaan, pada saat sampai di kerajaan Aden kamra dan Ayu kamra, mereka bedua mengadu kepada sang raja.
Bala kamra keheranan, melihat mereka berdua terluka dan menanyakan kepada Aden kamra "kalian kenapa ?"
Aden kamra dan ayu kamra menunduk di depan bala kamra. " maafkan aku kakak, kami di serang harimau buas."
bala kamra seketika terdiam, Ia teringat Ruy kamra anaknya. " dimana putra ku ?"
Mereka berdua menangis dan menyesal. Lalu, Aden kamra membalas pertanyaan bala kamra. "kakak, maafkan aku. Ruy kamra di seret harimau buas itu."
sontak, bala kamra marah besar kepada mereka berdua. Tetapi, bala kamra tak mau menghukumnya. ini semua bukan kesalahan mereka, mereka sudah melindungi Ruy kamra. Namun, nasib baik tak berpihak kepada mereka berdua.
"anak ku.." teriak bala kamra.
Dwi kamra pun segera berlari dan menanyakan kepada bala kamra " ada apa sayangku ?"
bala kamra terdiam. Ia menangis sejadi-jadinya, dan memeluk Dwi kamra. " anak kita hilang di bawa harimau buas." ucap bala kamra terbata-bata.
Sontak, Dwi kamra berteriak." anaku.."
bala kamra dan Dwi kamra berpelukan menangis, ia menyuruh semua prajurit kerajaan kamra pergi ke hutan mencari Ruy kamra hidup atau mati.
di sisi lain, Ruy kamra tertidur. ia kelelahan akibat tertawa lepas. Tak lama kemudian, Seorang wanita paruh baya melihat ruy kamra yang tertidur di bawah pohon besar itu, ia sedang mencari kayu di hutan itu.
wanita paruh baya itu, memastikan jika Ruy kamra masih hidup, Ia menaruh jarinya di lobang hidung Ruy kamra.
"anak ini masih hidup."
Ia segera mengendong Ruy kamra untuk dibawakan ke gubuknya. Wanita paruh baya itu hidup sendirian di hutan, saat tiba di gubuknya. Wanita itu membaringkan tubuh Ruy kamra di kasurnya.
tak lama kemudian, Ruy kamra tersadar, Ia menangis. " aku dimana ?" tanya Ruy kamra
Wanita paruh baya itu memeluk Ruy yang menangis. "jangan takut nak, ini nenek."
Ruy kamra terheran melihat wanita paruh baya itu. " nenek siapa ? kenapa aku bisa di sini ?" ucap Ruy yang polos.
"Panggil saja aku nek Yuni." ucap nenek Yuni tersenyum.
tiba-tiba perut Ruy yang malang itu terdengar meriuh, ia lapar. mendengar itu nek Yuni segera mengambil beras, menghidupkan kayu bakar dan pancinya.
"tunggu ya, nenek masak bubur buat kamu." ucap nenek Yuni.
ia lalu menyuapi Ruy yang kelaparan itu, dengan lahap. Ruy menghabiskan makanan itu, lalu nenek Yuni bertanya kepada Ruy kamra.
"kenapa kamu bisa tersesat ke hutan ini ?" tanya nenek Yuni.
Ruy kamra terdiam, dan menceritakan kejadian itu.
"pamanku dan bibiku mereka di serang harimau buas. yang besar sekali, aku di bawa harimau itu ke hutan ini." ucap Ruy kamra yang polos.