Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun sosok cantik dan elegan, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengubah Poin Perjanjian
Seyra yang baru saja keluar dari kamar mandi, terkejut melihat Virsha yang tidak memakai baju. Sontak Virsha yang masih duduk di sofa, melihat ke arah Seyra yang tengah menutup matanya dengan tangan.
Virsha tersenyum miring melihat Seyra. Lalu berdiri dari duduknya dan menghampiri Seyra yang masih terpaku di depan pintu kamar mandi.
"Lo ngapain gak pake baju kayak gitu" tanya Seyra dengan nada keras dibalik tangannya bersembunyi
Virsha tidak menjawab pertanyaan itu, dan terus berjalan maju menghampirinya.
Kini Virsha berdiri di depan Seyra, dengan gerakan lembut ia mengalihkan tangan Seyra yang menyembunyikan wajahnya, membuka pandangan Seyra.
Mata keduanya beradu, Virsha mendekat, membuat Seyra terdesak mundur hingga punggungnya menyentuh pintu kamar mandi.
"Lo mau ngapain hah, jangan macem-macem lo" tegas Seyra menatap tajam Virsha
Virsha memajukan wajahnya ke Seyra, menyelipkan rambut basah Seyra ke belakang telinga.
"Besok kita mulai misi kita" bisik lembut Virsha di telinga Seyra
"Kalau begitu saya mau mandi dulu" ucap Virsha hendak membuka pintu kamar mandi
Belum sempat membuka pintu, Seyra langsung memegang tangan Virsha yang masih tergenggam di gagang pintu. Membuat Virsha menatapnya kaget.
Dengan gerakan tak terduga, Seyra mengusap lembut bibir Virsha dengan ibu jarinya. Karena ia melihat masih ada bekas warna bibir Nadin yang melekat di bibir Virsha.
"Lain kali kalo mau cium bibir orang, jangan di depan istri lo" ucap Seyra menatap dalam Virsha
"Kamu mau menggoda saya ya?" tanya Virsha dengan suara berat, mengangkat sebelah alis dan sudut bibirnya
Mendengar pertanyaan Virsha, Seyra langsung tersadar dan dengan cepat melepaskan ibu jarinya yang masih menyentuh bibir Virsha.
"Dih apaan sih, kepedean banget jadi orang" ucap Seyra dengan nada sindiran dan sedikit kasar, untuk menutupi rasa malunya karena tiba-tiba menyentuh bibir Virsha
Virsha hanya bisa terkekeh pelan melihat pipi Seyra yang sudah terlihat memerah dan langsung menghindar darinya.
"Nanti selesai mandi, saya ceritakan ke kamu siapa wanita itu" ucap Virsha berbalik menoleh ke arah Seyra yang berjalan menuju kasur
"Oke" jawab Seyra dengan judesnya sambil mengacungkan jempolnya, berjalan membelakangi Virsha
Seyra mendengar suara pintu tertutup, Virsha sudah masuk ke dalam kamar mandi. Seyra langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur, duduk di tepi samping ranjang.
"Aduh Seyra lo ngapain sih tadi, bodoh banget" batin Seyra, dan memukul dahinya dengan telapak tangan karena merasa malu
"Tenang Sey, tenang. Tadi itu bukan lo, itu hanya setan yang merasuki tubuh lo" gumam Seyra, menghela napas dalam-dalam beberapa kali sambil menggerakkan telapak tangannya naik turun dengan ritme yang lambat
Sedangkan Virsha dalam kamar mandi, masih diguyur air dingin yang mengalir di sekujur tubuhnya. Setelah selesai, ia langsung memakai handuk yang terikat di pinggangnya. Sebelum keluar dari kamar mandi, Virsha berdiri di depan cermin.
"Virsha, kamu harus menjelaskan semuanya ke Seyra. Dia harus tahu kebenaran mengenai siapa Nadin dalam hidup kamu" batin Virsha, menatap dalam bayangannya dalam cermin
Virsha keluar dari kamar mandi, masih dengan handuk yang masih terikat di pinggangnya. Seyra yang melihatnya dengan penampilan seperti itu, langsung mengerutkan dahinya. Seyra terkejut melihat Virsha yang dengan santai tidak memakai baju, memperlihatkan perutnya yang kencang dan berbentuk seperti roti sobek itu.
"Virsha, pake baju gak lo!" titah Seyra, melempar baju tidur ke badan Virsha yang tengah berjalan menujunya
"Memangnya kenapa Seyra?" tanya lembut Virsha, setelah menangkap baju yang di lempar Seyra
Dia terus melangkah ke arah Seyra sambil membawa baju tidurnya.
"Kamu pasti tergoda kan dengan tubuh saya" tanya Virsha, menggoda Seyra
"Gak akan, gue gak akan pernah tergoda sama lo" tegas Seyra, berdiri menghadap Virsha yang ada didepannya
"Baiklah, saya pakai baju dulu sebentar" ucap Virsha, terkekeh pelan, mengelus lembut kepala Seyra dan langsung berjalan ke kamar mandi
"Dia sepertinya sudah gila banget gara-gara si Nadin itu" gumam Seyra, menggelengkan kepalanya pelan
Kini Virsha sudah keluar dari kamar mandi dan sudah memakai baju tidurnya. Berjalan ke arah ranjang, dan naik ke kasur untuk bersiap tidur.
"Eh mau ngapain?" tanya Seyra yang masih berdiri di samping kasur
"Tidur" jawab Virsha dengan polosnya
"Lah, tadi katanya mau cerita tentang cewe yang lo tolongin di kolam" ujar Seyra
Setelah memejamkan matanya sejenak, Virsha membuka matanya kembali dan menatap Seyra yang masih berdiri.
"Mau cerita sambil tiduran atau gimana?" tanya Virsha, menopang kepalanya dengan telapak tangan sambil tiduran
"Ih gue kesel banget sama lo hari ini" ucap Seyra dengan nada kesal, menghentakkan tangan ke pinggangnya dan menatap tajam Virsha
"Bangun gak lo, kita bicara di sofa!" titah Seyra, melayangkan bantal ke badan Virsha, dan langsung berjalan menuju sofa
Virsha tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, dan mengikuti perintah Seyra. Bagaimanapun juga, dia akan tetap menceritakannya ke Seyra.
"Mau langsung diceritain nih?" tanya Virsha, duduk di sofa, dengan Seyra yang duduk menghadapnya
Seyra tidak menjawab pertanyaan Virsha, dia menjawabnya dengan anggukan kepala. Menyilangkan tangan dan kakinya, menunggu penjelasan Virsha.
"Jadi, dia adalah Nadin Armor, anak dari keluarga Armor. Keluarga Armor itu salah satu keluarga terpandang di kota ini dan merupakan teman karib dari kakek. Selain itu juga, dia--" penjelasan Virsha terhenti, berpikir sejenak
"Dia apa?" tanya Seyra, memicingkan matanya
"Dia mantan pacar saya saat masih SMA" ujar Virsha
Mata Seyra terbelalak mendengarnya, berusaha berpikir tenang.
"Terus lo masih sayang sama dia?" tanya Seyra, mengangkat sebelah alisnya
"Kalau di bilang masih sayang, saya juga tidak tahu. Tapi semenjak kepergiannya, saya tidak pernah bisa mencintai wanita lain lagi" jawab Virsha
Suasana sejenak menjadi hening setelah pengakuan Virsha.
"Lalu, saya bertemu dengan kamu... Hati yang dulunya sempat mati, rasanya kembali hidup saat kamu menyeretku dalam kecupan singkat pada malam itu" lanjut Virsha, menatap dalam Seyra
Seyra yang mendengar pernyataan Virsha, langsung mengatup. Dia merasa tersihir dengan perkataan Virsha, bagaimana bisa seorang Virsha Andra larut dalam ciuman singkatnya saat dalam pengaruh alkohol.
"Sudah sudah, gue udah ngantuk banget malam ini. Gue mau tidur dulu" ujar Seyra, beranjak dari sofa
"Untuk misi kita, kamu gak mau bicarain dulu?" tanya Virsha, membuat Seyra enggan melangkahkan kakinya
"Kalo untuk itu, gak bisa besok ya?" tanya Seyra lagi
"Kalau mau dibicarakan besok, otomatis waktu untuk menyelesaikan misinya cuma tinggal 65 hari lagi dong" jelas Virsha
Seyra memikirkan sejenak maksud perkataan Virsha.
"Oke, kalo gitu, poin pertama dalam perjanjian nikah kontrak kita hitung mulai dari besok sampai dengan 66 hari kedepan" ucap Seyra
"Bagaimana? Setuju?" lanjutnya, mengulurkan tangannya ke Virsha
"Setuju" tegas Virsha, menerima uluran tangan Seyra