Menceritakan tentang Ruby gadis manis yang berpacaran dengan Ares, tapi karena suatu hal. Ia di perkaos oleh kakak Ares yaitu Lucas dan membuat ia hamil anak dari kakak pacarnya. Lucas yang mempunyai harga diri tinggi akhirnya memutuskan untuk menikahi Ruby walaupun itu di tentang oleh adiknya sebagai pacar Ruby.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CarotVT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana pernikahan
Ruby segera masuk kedalam kamar meninggalkan Lucas dan kakanya untuk berbicara, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil memandangi ponselnya yang memiliki banyaknya pesan dan panggilan masuk dari Ares pacarnya. Ia hanya menatap bingung harus berbicara apa dengan Ares. Apa lagi sekarang ia hamil anak Lucas kakanya.
" Gw harus menjelaskan bagaimana, mau minta putus juga gak mungkin secara tiba tiba. Ck" gumam Ruby memandangi ponselnya yang baru saja ia pegang.
Ia meletakan ponselnya melangkah pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Ia masi tidak percaya dengan dirinya yang akan menjadi ibu. Jelas ia masi belum siap dengan kedatangan buah hatinya yang bahkan tidak ia inginkan.
Kini Ruby sudah selesai mandi dan melihat ponselnya berdering, ia melihat dan ternyata Ares yang meneleponnya. menghela nafas kasar meyakinkan dirinya terlebih dahulu sebelum mengak telepon panggilan dari Ares yang sudah seharian ini ia abaikan. Ia menggeser ikon hijau dan mengangkat teleponnya.
" Hallo____
" Akhirnya di angkat juga, kamu dari mana aja sih yank. Dari tadi siang aku chat kamu dan telpon kamu yank. Aku kangen sama kamu, kok kamu tega gitu sama aku sampai gak ngabarin aku sama sekali. Emang kamu gak kangen sama aku. Ck. "
Ia bingung harus ngomong apa kepada Ares, apa lagi Ares terlihat marah gara gara ia abaikan sedari tadi. " Yank, ada yang mau aku omongin. Ehem. Nanti besok aja deh aku ngomongnya. "
" Mau ngomong apa sayang, kamu mau cerita? Coba cerita aja aku bakal dengerin kok. Jangan ngomong setengah setengah gitu kalo kamu ngomong kayak gitu aku jadi kepo yank. "
Ruby benar benar bingung harus mulai dari mana menceritakan kejadian itu. Ia juga tidak mau menceritakan kejadian waktu ia datang kerumah Ares dan di pekaos lucas disana. Ia takut hubungan antara kakak dan adik ini jadi renggang karenanya. " Aku ceritain besok aja ya kalo kita ketemu "
" Yaudah aku ke rumah kamu sekarang. Biar kamu bisa cerita keaku ya."
" Eh, jangan ini udah mau jam 9 yank. Udah besok aja ya. " Sahut ruby ia masi belum siap jika harus menjelaskan kepada Ares sekarang. Ia perlu merangkai kata kata terlebih dahulu sebelum menjelaskannya kepada Ares.
" Iya gak kok, lagian kalo aku datang kerumah kamu di jam segini aku yakin kak Doni pasti marah dan langsung ngusir aku heheh "
Ceklekkkk
"Byy "
Ruby melirik kearah pintu yang terbuka dan menampakkan doni Kakaknya. " Aku matiin ya, ada kak Doni yang datang soalnya. "
" Iya sayang, salamin buat calon kakak ipar ya. dah Ayang muach. "
" Iya " Ruby segera mematikan teleponnya dan menyuruh kakanya untuk segera duduk di samping ranjang kecilnya.
Doni duduk di samping Ruby. Ia ingin membicarakan hal yang tadi ia bahas bersama dengan Lucas di bawah tadi soal masa depan adiknya dan Lucas. Ia ingin bertanya dan menanyakan kepada Ruby perihal kesepakatan dirinya dengan Lucas.
" Tadi aku udah mengobrol dengan Lucas di bawah soal pernikahan dan masa depan kamu. Tapi sebelum itu kamu yakin Byy mau menikah dengan Lucas? " tanya Doni menatap mata ruby yang ada di sampingnya.
Ruby hanya menunduk, ia bingung harus bagaimana. Tapi ia juga tidak mungkin menggugurkan bayi yang ada di perutnya. Janin ini jelas tidak bersalah sama sekali dan ia gak mungkin menyalahkannya. " Iya, mau bagaimana pun bayi yang ada di perut aku membutuhkan sosok seorang ayah kak. Walaupun aku gak tau harus menjelaskan bagai mana kepada Ares kalo aku hamil anak kakaknya. "
" Apa Byy, maksudnya apa kakak?"
" Iya kakak, kak lucas itu kakaknya Ares "
Mata doni terlihat membulat sempurna ia terbelalak kaget dengan apa yang adiknya katakan. Anak laki laki yang sering ia marahi ternyata anak dari keluarga Erlangga. Ia mengerti sekarang kenapa Ares sangat pintar dan suka mengajari adiknya belajar. Ternyata dia anak dari keluarga Erlangga. " Jadi kamu hamil sama kakak pacarmu gitu?. " Doni hanya bisa memijat pelipisnya, kalo ia jadi Ruby juga udah pasti pusing harus bagai mana menjelaskan hal itu kepada Ares.
" Iya " ujar Ruby pelan dan tertunduk gentir.
Greep
Doni memeluk adiknya, ia yakin Ruby merasakan kesedihan yang sangat dalam. Apalagi ia sebagai keluarga dan kakaknya tapi tidak berada di sampingnya dan malah menyalahkan Atas musibah yang tidak diinginkan Adiknya sama sekali. Ia merasa bodoh sampai memukul Ruby gara gara amarahnya. Ia benar benar merasa gagal jadi kakak untuk ruby
" Byy, Lucas udah cerita semua ke aku tentang kejadian yang menimpa kamu, aku minta maaf ya byy. Gara gara emosi aku sampai menyakiti kamu." Doni mendekap tubuh Ruby dengan erat sambil sesekali membelai rambut panjang milik adiknya.
Ruby membalas pelukan sang kakak, Air matanya entah kenapa mulai menetes lagi di pelupuk matanya. Ia masi merasakan sedih apa lagi mengingat ekspresi muka sang kakak yang marah akibat kabar kehamilannya. Ia benar benar takut waktu itu sampai memutuskan pergi. " Aku minta maaf kakak, aku gak tau kalo bakal jadi seperti ini. Aku juga hanya diam tampa berbicara sepatah katapun waktu kejadian itu kepada kak Doni. Aku takut waktu itu dan memilih untuk diam dari pada menceritakan kepada kak doni. Maaf kak, aku bener bener minta maaf. Hiks." Tangisan Ruby pecah lagi di dekapan sang kakak.
" Bukan kamu yang salah Byy, jangan pernah salahin diri sendiri. Ini cuma kecelakaan, gak papa Byy Lucas juga bilang akan menikahi kamu Minggu depan ______
Ruby segera melepaskan pelukannya dari tubuh sang kakak, ternyata Lucas benar benar berjanji akan menikah dengannya Minggu depan nanti. " Ini beneran aku akan menikah Minggu depan? "
" Iya Byy, kakak juga meminta untuk menggelar pernikahan itu secara tertutup agar tidak ada yang tahu soal pernikahan kamu. Lucas juga akan mengurus sekolah kamu Byy, dia berjanji agar kamu bisa sekolah sampai lulus tampa perlu putus sekolah karena kehamilan ini. Kamu gak usah takut untuk semuanya. " Doni mengusap Air mata ruby yang sedari tadi jatuh, menyelipkan rambut kebelakang telinganya. Meyakinkan adiknya Bhawa semuanya tidak apa-apa.
" Tapi lima bulan lagi aku selesai sekolah kak, bagaimana bisa kehamilan aku tidak di ketahui. Perut aku pasti akan membesar kak. Dan orang orang pasti tau tampa aku cerita."
" Lucas akan mengatur semuanya Byy, dia bilang kamu akan sekolah hanya untuk tiga bulan saja dan selebihnya akan home schooling di rumah. Kamu akan tetap lulus Byy. Jadi kamu gak perlu khawatir soal sekolah. "
" Aku harap itu benar kak " Ruby hanya menunduk mendengar ucapan kakaknya, ia berharap apa yang di katakan kakaknya itu benar.
" Kamu laper gak byy, mau makan dulu sebelum tidur?"
" Gak mau, aku tidur aja kak." Katanya sambil menggelengkan pelan kepalanya.
" Yaudah, selamat malam Byy." Doni mengusap pucuk rambut adiknya sebelum ia pergi meninggalkan kamar Ruby.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di dalam rumah kediaman Erlangga, tepatnya di meja makan. Kini terlihat empat orang sedang menikmati sarapan pagi yang terlihat sangat lezat. Lucas yang biasanya tidak pulang dan memilih tidur di apartemennya kini memutuskan pulang malam tadi. Mereka hanya diam tampa ada yang berbicara sedikitpun, hanya suara garpu dan sendok yang saling bersahutan yang terdengar di ruangan itu.
" aku mau menikah Minggu depan "
Ohok ohok ohok
Suara yang tadi hening kini berubah dengan suara batuk akibat tersedak dari ketiga orang yang ada di dalam ruangan itu, dengan kompaknya mereka terbelakang kaget menatap Lucas yang terlihat santai setelah melontarkan kata kata yang membuat mereka tersedak. Bahkan Lucas masi fokus menyantap makanan yang ada di depannya tampa memperdulikan ketiga orang yang ada di hadapannya menatap kearahnya.
" Kamu ngomong apa Cas? " Diana menanyakan lagi apa yang anaknya tadi katakan. Ia takut jika nanti telinganya salah mendengar ucapan Lucas barusan.
" Minggu depan aku akan menikahi Ruby " ujar Lucas dengan suara bariton khas miliknya menatap ketiga orang di depannya secara bergantian.
Bak bak bakkk
" Bwahhhhh kakak bisa aja cari nama calon istri yang sama kek pacar aku. Hahah kok bisa kebetulan gitu ya. " Ares tertawa sambil menepuk nepuk meja yang ada di depannya. Ia merasa lucu jika nanti ia menikah dengan Ruby dan jadi ada dua Ruby di dalam rumah ini. " Membayangkannya aja udah ngeri kalo ada dua Ruby di dalam rumah. " imbuh Ares sambil bergidik ngerih membayangkan hal yang belum terjadi.
" Kenapa cepet banget, masa Minggu depan.kita harus cari gedung di mana buat Minggu depan. Duuu, sekalinya dapet jodoh udah kayak tahu bulat dadakan gini. Pah gimana ini, kita harus ngundang siapa aja, presiden sibuk gak ya minggu depan. Para jajaranya juga pada sibuk gak. Aduuu kok jadi pusing gini. " Diana terlihat mondar mandir di tempat, ia bingung dengan permintaan sang anak yang harus melangsungkan pernikahan. Ia juga bingung harus ngundang siapa aja di dalam pernikahan itu.
" Ma tenang dulu duduk. Kita diskusikan dulu" toni hanya bisa menenangkan istrinya yang mondar-mandir di sampingnya.
Ruangan yang tadi sunyi kini berubah menjadi sangat ramai, bahkan Lucas hanya bisa diam melihat keluarganya yang terlihat asik dengan dunianya sendiri. Ares yang sedari tadi ketawa mendengar nama Ruby dari mulut Lucas. Kedua orang tuanya yang berisik karena harus menyiapkan gedung pernikahan. Ruangan yang tadi benar benar sunyi kini terlihat sangat berisik dan membuat Lucas bingung menatap bergantian kearah keluarganya itu.
Brakkk
Suasana yang tadi berisik kini mulai sunyi akibat gebrakan meja yang di lakukan Toni. melihat suaminya yang terlihat marah Diana langsung duduk kembali di kursinya. Begitupun juga dengan Ares, dia yang sedari tadi ketawa sambil berkicau tidak jelas kini sudah terlihat membenarkan posisi duduknya dan diam tampa mengucapakan kata sedikit pun.
" Lucas coba ceritakan. Kenapa kamu sampai harus menikah secepat itu. " Dengan tegas Toni menyuru anak pertamanya untuk menjelaskan apa yang terjadi.
" Karena wanita itu mengandung anakku. Aku harus segera menikahinya sebelum perutnya mulai membuncit. Jadi aku memutuskan Minggu depan untuk menikahinya. Aku harap mama dan papah menyetujui pernikahan yang terkesan mendadak ini. " Katanya menjelaskan kepada semua keluarganya yang ada di ruangan itu.