NovelToon NovelToon
Pria Seksi Itu, Suamiku

Pria Seksi Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.

---

“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.

Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”

“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.

Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”

---

WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!

[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 12

Flashback sepuluh tahun yang lalu…

“Son, musuh kita selalu tersebar dimana-mana,” ujar Carlos, ayah Damien sembari menatap putranya itu dengan lekat-lekat.

Kekayaan dan popularitas yang mereka dapatkan setimpal dengan seberapa kerasnya mereka bekerja dan pastinya ada saja pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam dunia bisnis seperti ini. Jika kita tidak pandai-pandai bersikap, maka mereka akan sakit hati dan bahkan menyakiti kita.

“Maksud dad, Bernades?” tanya Damien serius kepada Carlos, Damien tahu betul berita mengenai kekalahan tender milik ayah Bernades dalam perluasan hotel mereka. Kemudian pria itu stress dengan kerugian yang melipat ganda, para karyawannya yang demo akibat gaji yang tak kunjung didapat dan akhirnya salah satu anak perusahaan mereka bangkrut.

Ayah Bernades beberapa kali dipergoki oleh para wartawan bolak-balik rumah sakit karena pria itu melakukan percobaan bunuh diri hingga suatu malam ayah Bernades itu mengakhiri hidupnya sendiri di rumah sakit dengan lompat dari rooftop rumah sakit.

Tentu saja berita itu sangat menggemparkan, termasuk Bernades putra satu-satunya yang tiba-tiba entah hilang kemana sejak berita itu disiarkan.

“Dia pasti tidak akan tinggal diam, bisnis ayahnya bangkrut, disusul kematian yang sungguh menyedihkan seperti itu. Bernades juga tidak punya keluarga lagi setelah ibunya meninggal saat melahirkannya,” jelas Carlos kepada Damien.

Damien hanya diam mendengarkan dengan pikirannya yang berkecamuk sebelum ponsel yang terdapat di dalam sakunya bergetar sekali. Damien mengeceknya dan terlihat sebuah pesan masuk disana.

Damien menekannya dan terdapat sebuah pesan yang mengirimkan sebuah lokasi.

Damien menatap lama layar ponselnya itu, bukan pada titik tempat lokasi yang dikirim, melainkan nama pengirim pesan itu.

Bernades.

Damien memarkirkan mobilnya tepat didepan sebuah bangunan tua yang tampak sudah lama terbengkalai. Ia mengecek kembali alamatnya dan benar.

Damien bergerak turun dari mobilnya kemudian berjalan masuk ke dalam gedung tua itu. Bau lembap kayu-kayu dan tanaman menyergap kuat indra penciumannya.

Dengan gelap malam yang menemani setiap langkahnya, Damien mendapati suara jangkrik sebab tempat itu terlalu hening.

Sepi, tidak ada orang hingga Damien terus menaiki anak tangga tanpa pegangan itu yang mengantarkannya pada lantai paling atas gedung itu. Sebagian batu-bata pada bangunan itu terlihat jatuh tak beraturan, banyak coret-coret cat di dinding dengan segala kalimat kotornya.

Perasaan Damien tidak enak, rasa tidak nyaman segera menyergapnya kala matanya menangkap siluet seseorang di tengah-tengah lantai itu.

Damien menajamkan pandangannya dan napasnya serasa berhenti untuk sesaat. Di sana, Grace ibunya terikat di sebuah kursi dengan mulutnya yang di kunci menggunakan selotip hitam secara melingkar. Damien ingat betul pakaian yang ibunya pakai saat pagi ini Damien sarapan bersamanya terlihat lusuh, rambutnya berantakan dan ada semacam noda-noda tanah disana.

Tubuh Grace diikat menggunakan tali pada sebuah kursi membuat segala pergerakan yang dilakukan Grace terkunci dan tidak bisa gerak.

Saat Damien hendak mengambil langkah untuk mendekati Grace, wanita itu menggeleng kuat kemudian air matanya kembali menetes. Grace menangis dengan suara pekikan samar-samar yang tersembunyi dibalik kuncian selotip pada mulutnya itu.

Namun Damien menghiraukan isyarat ibunya, ia sudah sangat panik melihat keadaan ibunya seperti itu. Dunianya seakan runtuh melihat wanita yang begitu ia cintai itu berakhir dengan keadaan yang sangat mengenaskan seperti itu.

Tetapi baru dua langkah Damien mendekat, tanpa ia sadari kursi yang terikat dengan tubuh Grace, memiliki sebuah tali lagi yang dihubungkan pada sebuah mesin yang terletak jauh di ujung sisi gedung di lantai itu. Dan seketika mesin itu berbunyi keras seolah baru saja dihidupkan oleh seseorang, kemudian katrol yang berada dalam mesin itu berputar cepat, menggulung tali paksa tali yang menghubungannya dengan keempat kaki kursi yang diduduki oleh Grace itu.

Alhasil kursi yang mengikat tubuh Grace itu terseret ke belakang secara cepat dan saat salah satu kaki kursinya bertabrakan dengan lantai semen yang tidak rata, kaki kursinya kehilangan keseimbangan dan berakhir terpontang-panting bertabrakan dengan kekuatan dari mesin yang terus menggulung paksa tali itu.

Tubuh Grace akhirnya ambruk ke depan, kepalanya nyaris menghantam lantai semen dengan keras kalau tubuhnya tidak berputar cepat membuat lengan kanannya yang berakhri mengenai lantai semen terlebih dahulu. Tubuhnya masih terus diseret, menyebabkan kulitnya yang terluka dan sobek itu menimbulkan rasa nyerih yang luar biasa saat asap debu yang berterbangan hinggap pada luka segar yang mengeluarkan darah secara terus-menerus itu.

Damien menyaksikan semuanya dari tempatnya berdiri, bahkan saat tali digulung habis berakhir ibunya menabrak dinding secara paksa menimbulkan suara dentuman yang cukup keras.

Damien mengepalkan tinju tangannya dengan sangat kuat dan erat, Damien tahu betul siapa pelaku dibalik semua perlakuan bejat yang Grace dapatkan ini.

Dan Damien bersumpah akan membunuhnya dengan tangannya sendiri jika sampai Damien bertemu dengannya.

Tiba-tiba terdengar suara tawa seseorang dan muncullan Bernades dari arah belakang Damien, berjalan menghampiri pria itu dan berdiri di tengah-tengah diantara Grace dan Damien.

“Bagaimana? Apakah pertunjukanku seru?” tanya Bernades dengan nada bicaranya yang angkuh.

“Apa maumu,” desis Damien rendah dan dia sangat serius sekarang. Tatapannya menggelap. Tidak ada manik biru yang tenang, yang ada disana hanyalah ombak besar yang kacau dan berantakan. Damien menatap lurus dan tajam, menghujam kedua manik Bernades didepannya, seolah dengan tatapannya itu, Damien mampu membunuh siapapun sekarang.

Grace dengan sisa tenaga yang ia punya, berusaha menatap ke depan. Ia tidak bisa banyak bergerak. Tubuhnya serasa remuk, tulang-tulangnya seolah patah dan sekujur tubuhnya berdenyut sakit. Ada rasa perih yang muncul ketika kulitnya yang robek itu bertemu dengan partikel debu yang ada di tanah.

Bernades mengeluarkan tawa kerasnya, seolah tidak ada rasa bersalah sama sekali atas tindakan kejinya barusan.

“Ini yang kurasakan Damien. Sekarang kau mengerti perasaanku kan?” tanya Bernades kemudian berdecih singkat, menatap penuh benci ke arah Damien.

“Ayahmu bunuh diri karena tidak terima dengan kebodohannya. Jadi lepaskan ibuku,” ujar Damien lagi, memperingati Bernades dengan suara beratnya, mati-matian ia menahan diri agar tidak lepas kendali saat itu juga.

Sebab Damien tahu, semakin ia menunjukkan gelagat ingin menolong ibunya, amak semakin kejam Bernades akan menyiksa Grace.

Dasar iblis.

Bernades adalah wujud manusia dari iblis.

“Dan semuanya terjadi karena ayahmu. Kalian satu keluarga sangat sombong, tidak ada yang benar di dunia bisnis Damien. Harus ada yang dikorbankan, termasuk reputasimu untuk nyawa ibumu,” ujar Bernades lagi kemudian tersenyum miring.

Damien menatap lurus ke depan, menghujam kedua manik Bernades dengan tajam, “Ambillah nyawaku,” ujar Damien penuh tekad, tidak ada keraguan sama sekali dalam nada bicaranya.

Grace yang mendengar pernyataan itu semakin deras air matanya mengalir keluar. Grace sakit, baik secara fisik maupun mentalnya.

Bernades menggeleng pelan seakan tidak setuju dengan ide yang diberikan oleh Damien, “Tidak, karena ibumu ini sangat berharga bagi kalian berdua. Aku kehilangan ayahku bahkan Florynn tergila-gila kepadamu, jadi kau juga harus ikut merasakannya.”

Kemudian Bernades tertawa dengan sangat keras dan puas, suara tawanya menggema diantara gedung yang sunyi itu. Bernades bertindak layaknya seorang iblis yang tidak mengenal belas kasihan. Damien juga tahu Bernades mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Bernades akhirnya mengeluarkan rokok elektriknya kemudian mengisapnya.

Damien mengambil langkah maju lagi yang kemudian membuat Bernades tersenyum miring.

“Apa maumu,” Damien berujar pelan, aura Damien benar-benar gelap sekarang.

Bernades lagi-lagi tertawa, “Ini dia yang kumau. Kenapa kau tidak berubah menjadi anjing patuh sedari awal saja?”

Bernades kemudian menatap ke arah Damien penuh menantang dan berujar, “Berlututlah.”

Tubuh Damien otomatis ambruk ke bawah, dengan cepat ia melakukan perintah Bernades dengan berlutut di depan pria itu.

Bernades tertawa puas, tidak menyangka Damien akan secepat ini patuh pada perintahnya.

“Cium kakiku,” ujar Bernades lagi kemudian menghentakkan kakinya ke lantai semen sembari menatap penuh menantang ke arah Damien.

Damien mengeraskan rahangnya, ia tidak pernah menduga kalau Bernades akan sampai berbuat segila ini. Damien juga menyadari kebodohannya dengan datang tanpa pengawal, dia benar-benar sendiri dan tempat itu dikepung oleh pengawal Bernades.

Damien benar-benar tidak berdaya saat itu selain menuruti semua perintah Bernades.

Damien berdiri kemudian berjalan hingga tepat berada didepan Bernades, ia kembali berlutut kemudian ia mulai membungkuk ke bawah, disaat itulah ia bersinggungan mata dengan Grace di ujung sana.

Grace kembali menangis sembari menggeleng kecil.

Seketika Damien bangkit dengan cepat dan segera menonjok Bernades kuat-kuat dengan tinjunya yang sudah mengeras sejak tadi hingga pria jatuh tersungkur ke atas lantai, sudut bibirnya berakhir robek dan berdarah.

Damien kemudian segera berlari hendak menghampiri Grace sebelum terdapat suara tembakan yang sangat keras.

Dor!

“Mom!”

Damien menyaksikannya sendiri menggunakan manik birunya, mulut Grace mengeluarkan darah sebelum akhirnya meninggal di tempat.

1
Faf Rin
setia
Faf Rin
ceritanya bagus
Wineeeee: Makasih udah berkenan baca kak😊😊😊
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Lya
Hotelnya private buat Damien?
Wineeeee: Makasih kak sebelumnya udah mampirrrr 😁 Bener kak, soalny Damien punya bisnis di bidang perhotelan. Jadi hotel itu punya dia
total 1 replies
Lya
Tapi di bab sebelumnya si Amara kan masak?
Wineeeee: Amara ga pandai masak, Damien yang jagoo /Joyful/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!